Bersyukurlah orang yang memiliki fisik kuat dan tahan banting. Aktivitas berat dan udara yang sedang angin-anginan tak membuat cepat kena flu atau masuk angin. Sayangnya, nggak semua orang memiliki karunia tersebut.
Terlahir dengan kondisi tubuh ringkih memang membuatmu sedikit repot. Kesibukan yang sedikit padat bikin tubuhmu gampang drop. Pulang kemalaman atau berada di ruangan ber-AC sebentar saja bikin kamu masuk angin. Jajan sembarangan? Sudah jelas kamu bakal diare seharian. Susah memang punya tubuh yang terlalu sensitif dan stamina yang tipis-tipis seperti ini.
ADVERTISEMENTS
1. Sementara di tas orang lain ada makeup ataupun barang-barang unik lain, isi tasmu nggak pernah jauh-jauh dari obat dan minyak angin
Umumnya orang menyimpan barang-barang pribadi yang penting di dalam tas. Ada yang membawa makeup, buku, alat-alat elektronik, sama makanan. Tapi isi tasmu nggak pernah jauh-jauh dari obat-obatan. Mulai dari obat pusing, obat maag, obat diare, obat demam, minyak kayu putih, sampai minyak gosok.
Maklum, akan membutuhkannya sewaktu-waktu. Daripada bingung nanti cari di mana, mending selalu sedia kotak obat yang bisa dibawa ke mana-mana. Gara-gara ini juga kamu dijuluki apotek berjalan. Kalau ada yang sakit, kamu pasti yang ditanya duluan soal obat-obatan.
ADVERTISEMENTS
2. Acara nongkrong-nongkrong sama teman pun jadi kurang asyik karena banyak banget makanan yang dipantang
Kalau lagi kumpul dengan teman, asyiknya adalah mencoba hal-hal baru. Mulai dari mengunjungi tempat yang belum pernah dikunjungi, atau mencoba kuliner-kuliner aneh yang belum pernah dicicipi. Tapi ini tentu nggak berlaku untukmu. Jajan sembarangan di pinggir jalan, kamu bisa diare seharian. Begitu juga dengan makanan-makanan yang dijual di restoran higienis. Ada saja yang nggak boleh kamu makan demi kesehatan. Ujung-ujungnya kamu pilih pesan minuman doang.
ADVERTISEMENTS
3. Acara liburan ke luar kota membuatmu sedikit cemas dan khawatir. Gimana ya kalau nanti kamu malah sakit di sana?
Setiap kali ada acara di luar kota, entah acara kantor atau liburan saja, hatimu selalu was-was. Karena kamu takut fisikmu drop atau sakit saat jauh dari rumah. Nanti malah merepotkan yang lainnya. Ini yang membuatmu bimbang mau berangkat atau nggak. Akhirnya kamu pun harus berusaha keras menjaga diri sebelum berangkat. Setidaknya kamu harus memastikan tubuhmu sedang dalam kondisi fit sebelum pergi ke mana-mana.
ADVERTISEMENTS
4. Kalau dituruti, kamu ingin juga punya aktivitas-aktivitas seru yang melibatkan fisik. Sayangnya, kamu tahu tubuhmu nggak mampu
Menjadi orang yang bertubuh ringkih, kamu lebih sering berada di rumah. Jarang nongkrong, apalagi jalan-jalan. Kadang kamu merasa hidupmu sedikit hambar. Padahal sebenarnya, kamu ingin juga punya kesibukan di luar. Ingin naik gunung atau traveling bareng teman-teman. Ingin ikut berbagai kegiatan sosial atau mendaftar jadi relawan saat ada bencana alam. Sayangnya, kamu harus lebih menyayangi dirimu sendiri dulu. Karena kecapekan sedikit bisa membuatmu terkapar.
ADVERTISEMENTS
5. Bolak-balik bolos kuliah atau kerja dari rumah karena alasan kesehatan. Nggak jarang kamu jadi omongan orang
Entah ini anugerah atau bukan, presensi bolong-bolong. Kamu sering izin atau kerja dari rumah dengan alasan kesehatan. Meski atasanmu mengerti, kadang kamu merasa nggak enak juga dengan yang lain kalau keseringan nggak masuk. Nekat ngantor saat tubuh nggak fit juga bukan pilihan. Selain bisa merepotkan rekan kerja, bisa-bisa kamu bikin yang lain ketularan.
ADVERTISEMENTS
6. Ringkihnya tubuh memaksamu mengenali diri, dan memahami batasan tubuhmu sendiri
Memiliki fisik yang ringkih dan sering sakit memang menuntutmu untuk lebih perhatian pada diri sendiri. Tapi ini juga bukan tanpa manfaat. Sebab kamu jadi lebih mengenal diri dan tubuhmu sendiri. Seberapa batas kesibukan yang bisa ditolerir tubuhmu, kamu tahu. Makanan apa saja yang bakal bikin perutmu sakit, kamu paham. Berapa kadar kafein yang boleh kamu konsumsi tanpa memicu si asam lambung, kamu mengerti. Pokoknya, kamu menjadi orang yang paling tahu soal diri dan tubuhmu sendiri.
7. Kamu juga terbiasa mandiri membawa kebutuhanmu sendiri. Sebab kamu tak ingin merepotkan orang lain lagi
Kamu tahu tubuhmu ringkih dan mudah ambruk. Karenanya, kamu selalu mempersiapkan segala sesuatu yang kamu butuhkan karena nggak ingin merepotkan orang lain. Saat berencana bepergian ke luar kota, kamu sudah tahu apa-apa yang perlu dibawa. Mulai dari masker, minyak kayu putih, hingga salon pas. Begitu juga saat kamu pergi ke mana pun, kamu sudah tahu obat-obat apa yang harus dibawa. Kamu jadi mandiri dan tahu kebutuhanmu sendiri.
8. Namun, tubuh yang ringkih juga melatihmu untuk mudah besyukur
Rasa sebal karena fisik yang nggak bisa diajak kompromi atas hal-hal asyik memang ada. Begitu juga dengan rasa iri saat melihat foto-foto teman yang sedang seru liburan, naik gunung, panjat tebing, atau arung jeram. Duh, kamu juga pengin, tapi bagaimana? Namun, di luar semua itu kamu bersyukur. Meski nggak bisa beraktivitas fisik yang ekstrem dan hidup dekat dengan obat, setidaknya kamu bisa bangun setiap harinya dan beraktivitas seperti biasa. Di luar sana, ada banyak orang yang kondisinya lebih parah darimu. Kesadaran ini membuatmu tak pernah berpikir untuk menyerah.
Memiliki tubuh ringkih dan mudah sakit memang membuatmu tak bisa seaktif orang lain. Namun, keterbatasan itu ternyata juga memberimu banyak manfaat. Salah satunya adalah skill selalu bersyukur meski terkadang segala sesuatu tak seperti yang diiinginkan.