Terkadang pacaran dilakukan hanya semata demi gengsi. Tengsin ke mana-mana sendiri dan takut dianggap tidak laku, membuat sejumlah orang terburu-buru cari pacar baru. Yang lain, ada pula yang menjalani hubungan berdasarkan alasan ‘Ah, setidaknya ada yang temen SMS-an’. Tak peduli dengan kriteria apalagi orientasi ke masa depan, yang penting sekarang ada pasangan.
Di sisi lain ada dia si lajang yang selalu jadi bahan bully-an. Yang katanya selalu ngenes setiap malam minggu datang dan berdoa agar hujan datang mengganggu yang pacaran. Yang HP-nya lebih sering berbunyi karena pesan dari operator dan promo-promo dari restoran junkfood. Sekilas mungkin kelompok ini tampak lebih menderita. Tapi mereka yang berburu pacar secara membabi buta juga belum tentu bahagia. Baru-baru ini LifeHack menggambarkan realita dunia berpacaran ini secara kocak dan gamblang. Coba deh tengok rangkuman Hipwee di bawah ini.
ADVERTISEMENTS
1. Bersama dengan orang yang salah memang membuatmu tak sendiri, sebagai gantinya kamu kehilangan diri sendiri
Untuk menemukan orang yang tepat dan merancang masa depan, pertama-tama haruslah mengenali diri sendiri dulu. Dengan memahami dirimu seperti apa, tentu lebih mudah menentukan apa yang kamu inginkan dan apa yang kamu butuhkan. Di dalam kesendiriannya, si jomblo ini justru punya banyak kesempatan untuk ‘ngobrol’ dengan diri sendiri. Sementara dia yang memaksa bersama orang yang salah justru mati-matian menyesuaikan diri demi lancarnya hubungan hingga perlahan-lahan kehilangan dirinya sendiri. Bila diri sendiri sudah hilang ditelan kata ‘atas nama hubungan’, lalu bahagia seperti apa yang masih bisa diharapkan?
ADVERTISEMENTS
2. Punya pasangan tak selalu bisa menyembuhkan kesepian. Sementara dia yang memilih untuk sendiri justru bisa mengobati kesepian dengan caranya sendiri
Sebagian besar orang mencari pasangan demi menghilangkan kesepian. Saat beratnya pekerjaan terkadang membuat mental tertekan, tentu menyenangkan bila ada seseorang yang bisa diajak ngobrol dan bertukar pikiran. Namun apakah punya pasangan sudah pasti bisa menghapus kesepian? Jelas tidak. Bersama orang yang salah, kesepianmu justru bisa semakin parah karena merasa tidak dipahami, dan sebaliknya. Duduk berdua pun tak ada gunanya, karena masing-masing sibuk dengan gawainya. Sementara itu, dia yang sendiri sebenarnya jauh lebih bisa menghibur diri sendiri. Tanpa teman ngobrol pun, dia bisa memiliki pembicaraan mendalam dengan diri sendiri.
ADVERTISEMENTS
3. Lahir dan mati sendiri, kemandirian adalah syarat pertama untuk bisa bahagia. Tapi hubungan yang salah memaksamu menyerahkan satu kaki sampai akhirnya pincang menjalani hidup
Namanya juga jomblo. Saat hati sedih dan ingin menangis, harus bisa menghibur dan menguatkan diri sendiri karena tidak ada orang yang dengan suka rela meminjamkan bahu untuk disandari. Saat akhir pekan tiba, kamu juga harus menyusun rencana sendiri untuk rekreasi demi menghilangkan penat. Ke mana-mana sendiri dan apa-apa harus dicari sendiri, membuatmu menjadi orang yang paling tahu apa yang kamu mau. Sementara bersama orang yang salah, visi hidupmu bergantung padanya. Katanya people come and go. Jadi seperti itu juga rencana hidupmu berubah,seiring datang dan perginya pasangan. Hidupmu akan terus tergantung orang lain, tanpa bisa mengartikan versi kebahagiaan yang milikmu sendiri.
ADVERTISEMENTS
4. Memaksa bersama dengan orang yang salah adalah investasi waktu dan energi yang sia-sia. Lebih baik pergunakan untuk mengembangkan diri saja
Jodoh memang harus dicari. Tapi mencari jodoh bisa dengan berbagai cara. Ada yang mencarinya dengan memanfaatkan percomblangan baik yang konvensional maupun digital. Ada yang mencarinya dengan mencoba hubungan-hubungan baru dengan prinsip nothing to lose. Padahal pada hubungan yang kamu jalani, kamu sudah berinvestasi waktu, energi, dan hati. Dengan orang yang salah, segala investasi itu akan hilang sia-sia karena kemungkinan besar hubungan tidak akan berakhir bahagia. Daripada begitu, lebih baik kamu berinvestasi dengan cara mengembangkan dan memperbaiki diri. Inilah investasi yang aman dan menguntungkan. Dengan dirimu yang menjadi baik setiap harinya, tentu kemungkinan dia yang baik datang juga semakin besar.
ADVERTISEMENTS
5. Mengambil jeda untuk sendiri dulu artinya memberi diri waktu untuk menyembuhkan hati. Tak perlu terburu-buru, karena bisa saja justru menambah satu luka baru
Ibaratnya sedang berjalan dan kakimu terluka parah, tentu kamu butuh waktu untuk istirahat dan menyembuhkan luka. Memaksa terus berjalan dengan kaki yang berdarah-darah tentu berbahaya. Lukamu akan bertambah besar dan sulit disembuhkan. Belum lagi bila muncul luka-luka baru yang membuatmu semakin terancam. Seperti itu juga sebuah hati yang dipaksa mencintai saat dia seharusnya diistirahatkan dulu untuk memulihkan diri. Setelah putus cinta, kamu butuh waktu untuk menghapus segala luka. Memaksa menjalin hubungan baru dengan orang yang salah, justru akan menimbulkan luka baru yang sulit disembuhkan.
ADVERTISEMENTS
6. Sendiri juga berarti membebaskan logika untuk bisa melihat realita secara obyektif. Sementara kata orang, cinta itu buta. Bila tak bijak-bijak, kamu bisa menabrak
Konon katanya cinta itu buta. Mungkin lebih tepat bila dikatakan bias-bias cinta membuat kita susah membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Menjadi single kita bebas dari segala bias-bias cinta. Kita bisa memandang jauh ke depan tanpa penghalang sehingga realitas yang kita tatap lebih akurat. Sementara menjalani hubungan dengan orang yang salah, sama artinya kita tinggal dalam sebuah gelembung besar yang membatasi setiap gerak dan pandangan. Sayangnya, gelembung ini bisa pecah kapan saja, membuatmu mengawang-awang.
7. Rasa tak sabar menunggu dan memilih orang yang sembarangan bisa menjadi penghalang bertemu dia yang tepat. Padahal mungkin saja dia sudah dekat
Jodoh mungkin sama misterinya dengan kematian. Kita tidak tahu kapan dia akan datang. Bisa saja dia adalah orang yang kamu temui saat membeli kopi tadi pagi. Atau bisa juga, dia adalah orang yang duduk di sebelahmu di angkutan umum saat pulang kantor kemarin. ‘Dia yang tepat’ mungkin sudah dekat denganmu, tapi karena begitu terburu-buru melepas status single kamu terlanjur berkomitmen dengan orang lain.
Tidak jarang orang melepaskan kesempatan bertemu dengan jodoh sebenarnya, atas nama mempertahankan hubungan yang tak bermanfaat. Sementara menjadi single, kamu selalu dalam kondisi terbuka. Siap memilih dan memilah, menangkap kesempatan. Siapa tahu, tinggal menunggu momen spesial, untuk kalian dipertemukan.
Tak perlu tergesa-gesa mencari hanya karena tinggal kamu sendiri yang belum punya pasangan. Toh, ini bukanlah perlombaan. Untuk mengobati kesepian kamu bisa melakukan banyak cara, tak mesti memaksa menjalin hubungan dengan orang seadanya. Kenali diri sendiri dulu, baru mencari tahu orang seperti apa yang cocok denganmu. Memang butuh waktu. Namun, segala yang berkualitas biasanya memang tak bisa didapatkan sembarangan, bukan?