“Tugasnya cowok ‘kan cari nafkah. Masa pulang ke rumah masih harus masak. Itu sih bagiannya cewek-cewek.”
Masih adakah yang berpikir sekaku itu di zaman sekarang? Padahal, dapur sudah bukan lagi monopoli kaum hawa. Memasak adalah keterampilan konkret yang juga dibutuhkan para pria.
Bisa masak adalah syarat mutlak untuk hidup nyaman. Sepuluh alasan ini akan menjelaskan padamu lebih lanjut kenapa.
ADVERTISEMENTS
1. Bisa masak adalah bukti kemandirian seorang pria. Kamu bukan lagi anak Mama yang tiap ingin sesuatu cuma bisa minta
“Ma, bikinin nasi goreng dong…”
Yep, kalimat ini cuma terdengar cute kalau kamu bocah berumur 5 tahun.
Semakin dewasa, semakin kamu tak bisa berlindung di bawah kalimat “Tolong bikinin X dong…” Namanya juga jadi dewasa, harus tahu bagaimana mencukupi kebutuhan sendiri. Termasuk kebutuhan makan sehari-hari.
Lebih dari aktivitas yang lainnya, memasak bisa jadi bukti bahwa kamu pria mandiri. Proses memasak itu nggak sederhana, ada beberapa tahapan yang harus kamu lalui sebelum sepiring nasi goreng bisa terhidang di depanmu. Kamu harus menentukan apa saja bahannya, berapa banyak takarannya, dan teknik memasak supaya rasa semua bahan “keluar” dengan sempurna. Baru ketika mampu melalui segala proses yang ribet inilah, kamu layak disebut mandiri.
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
2. Kencan tak melulu harus ke luar. Kamu dan pacar juga bisa bersenang-senang hanya dengan meracik masakan
Se-tough guy apapun citra seorang cowok, dia bisa jadi makhluk romantis ketika sudah di dapur (catatan: tentunya dia harus bisa masak). Dengan bahan-bahan dan peralatan sederhana yang dia punya, dia akan berusaha mewujudkan kencan yang menyenangkan dengan meracik masakan yang menggoda selera.
Jangan dikira sepiring Fettucine Carbonara darinya hanya akan berisi fettucine, potongan daging asap, dan hiasan peterseli. Di antara gulungan pasta itu, ada usaha tulus untuk menyajikan sesuatu yang spesial buat orang-orang di sekelilingnya. Ketika kamu sudah lihai memasak, sisi romantismu jadi muncul saat kamu berusaha mengesankan pasanganmu di dapur.
ADVERTISEMENTS
3. Cowok yang jago masak mengerti apa saja yang terkandung di piringnya. Bersamanya, kesehatan dan gizimu mutlak terjaga
Keterampilan memasak akan membuatmu jadi peka terhadap apa yang kamu santap. Saat rasa suatu bahan makanan tak seperti seharusnya, kamu bisa cepat tanggap. Tentunya kamu nggak akan membiarkan orang-orang di sekitarmu keracunan makanan, ‘kan.
Sebagai cowok, tak akan membiarkan makanan yang tidak dikenal masuk ke dalam perut. Keahliannya akan selalu menjadi gerbang penjaga kesehatan orang-orang di sekitarnya.
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
4. Bisnis kuliner akan selalu dicari. Siapa tahu kamu bisa membuka warung/restoran sendiri suatu hari?
Pengetahuan tentang komposisi makanan dan seluk beluk memasak adalah menjanjikan. Tidak perlu ragu kalau kamu sekarang tidak berada di jalur pendidikan formal yang fokus di bidang kuliner. Jika memang hobimu adalah memasak, tekunilah.
Sebut satu nama saja, misal Andre Peresthu. Dia adalah seorang doktor ahli perkotaan yang sekarang justru membuka restoran di Jakarta karena hobi memasaknya. Bahkan dia berteman baik dengan William Wongso, Pakar Kuliner Indonesia yang namanya sudah tidak asing lagi.
Belum lagi Koki Selebriti Indonesia, Chef Juna. Dia yang pernah mengantongi lisensi pilot setelah lulus dari sekolah penerbangan di Amerika pun bisa jadi koki profesional karena ketekunannya.
5. Keahlian memasak menjadikanmu cowok yang bisa diandalkan. Orang-orang tahu siapa yang harus diminta tolong saat ada acara keluarga atau pecinta alam
Memang nggak setiap cowok yang bisa masak bakal jadi chef terkenal. Tapi setidaknya, kelihaian memasak menjadikanmu individu yang bisa diandalkan oleh orang-orang di sekitar.
*Waktu lagi camping*
“Eh, siapa nih yang masak makan siang nanti?”
“Santai, minta tolong si Alex aja. Nanti lo bantu-bantu dia, tapi ikutin dia maunya apa. Masakan dia enak deh!”
*Di acara keluarga*
“Udaaa, tolong Mama dong di dapur! Bawain lengkuas ya!”
… dan nggak ada kualitas yang lebih “cowok” daripada bisa diandalkan.
6. Kalau sudah keluar dari rumah orangtua nanti, siapa yang kamu harapkan di perantauan selain dirimu sendiri?
Cepat atau lambat, kamu juga akan menemui pengalaman merantau ke kota lain untuk sekolah atau mengejar karier. Kehidupanmu saat itu berada di tanganmu sendiri. Meminta tolong orang rumah untuk memasakkanmu sudah tak mungkin lagi.
“Ah tenang, ada saudara kok!”
“Yakin mau dateng ke saudara tiap hari?”
“’Kan bisa gantian, sehari di rumah saudara, sehari beli di luar”
“Yakin sama harganya? Yakin sama kesehatannya?”
Memasak itu bukan aktivitas feminin. Memasak itu survival skill, Bro.
7. Memasak sama dengan sebuah usaha untuk menyisihkan penghasilan. Lumayan, bisa nabung buat kredit KPR.
Memasak juga salah satu bentuk usaha gigih untuk menyiapkan dana asmara. Dengan memasak sendiri, kamu bisa menghemat biaya. Kenapa? Ketika kamu punya kebiasaan memasak, kamu akan berhitung dan merencanakan betul-betul persediaan bahan-bahan. Ini adalah latihan agar bisa strategis menata keuangan. Ini nih yang penting, terlebih lagi kalau kamu masih sendiri :p
PS: Tabungan yang sudah kamu kumpulkan bisa digunakan sebagai uang muka untuk mengajukan kredit perumahan. Selanjutnya, hasil tabunganmu ke depan juga bisa buat traveling di kala liburan panjang.
8. Selain hemat uang, memasak juga hemat waktu. Lho, kok bisa?
Mari kita hitung sama-sama. Bangun pagi, masak nasi goreng untuk sarapan dan untuk makan siang — entah di bawa ke kampus atau ke kantor. Di saat jam makan siang tiba, kamu enggak perlu ke kantin atau makan di luar. Kamu masih tetap bisa produktif dengan langsung kembali beraktivitas selepas menyantap bekalmu, tanpa harus terjebak macet dan antrean kasir yang panjang.
Kamu tidak perlu juga mengantre di warung selepas pulang beraktivitas sore hari. Ketika di rumah bisa memasak, kamu akan menyimpan banyak waktu.
Terus bagaimana dengan belanja? Ke supermarket ‘kan butuh waktu yang lama?
Belanjakan semua kebutuhanmu untuk seminggu di hari Sabtu atau Minggu. Selesai!
9. Istrimu nanti juga bekerja. Makanya dari sekarang, kamu tak boleh berkelit dengan bilang “Ah, kalau urusan masak sih istriku aja…”
Ini zamannya kolaborasi antara suami dan istri. Keduanya akan bekerja dan mengejar mimpi masing-masing secara bersama-sama. Istrimu juga akan bekerja dan mendapatkan kelelahan yang sama. Nggak kasihan dia kalau kamu tetap ngotot bergantung padanya?
Kalau kamu sudah mandiri dalam hal memasak sebelum menikah, melepas masa lajang akan terasa lebih mudah. Nggak perlu nunggu istri hanya untuk dibuatkan sarapan atau kopi. Saat dia pulang dari lembur semalaman, kamu bisa memperlihatkan sisimu yang bisa diandalkan dengan memasakkannya sarapan. Nilai plusnya lagi, kamu bisa mengajarkan anak-anakmu bahwa memasak bukan hanya tugas wanita. Cowok pun juga layak mendalami keterampilan yang sama — dan mendapat semua kebaikan dari sana.
Nah, gimana para cowok? Masih berpikiran bahwa masak adalah aktivitas yang merepotkan ketimbang menguntungkan? Jika sudah mulai percaya pada keuntungannya, silakan saja mulai belajar dengan resep masakan sederhana dari Hipwee. Awalnya iseng, lama-lama jadi bisa. Selamat mencoba!