Seni menerima kritikan biar nggak gampang tersinggung | Illustration by Hipwee via www.hipwee.com
“Baju kamu kok warnanya gitu, sih. Kayak agak gimana gitu.”
“Eh, presentasi kamu kayaknya bagian ini kok kayak kurang jelas ya.”
Mendengar kalimat sederhana itu, sebagian orang mungkin menganggapnya sepele, tapi bagi yang lainnya bisa bikin susah tidur berhari-hari karena kepikiran. Memang ada yang iseng banget menyampaikan pendapat yang menyinggung, tapi ada juga lo yang sebenarnya memberikan kritik supaya kamu bisa memperbaikinya.
Bagi beberapa orang, kritikan mungkin dipandang negatif karena mengungkap sisi kurang atau lemah dalam diri seseorang. Bahkan, tak sedikit orang keliru menafsirkan kritikan sebagai ujaran kebencian atau penghinaan. Alhasil, kritikan dianggap sebagai ancaman atau serangan. Alih-alih mendengarkannya, ia langsung tersinggung dan terus-terusan kepikiran.
Terlalu mendengarkan dan memikirkan perkataan orang lain justru bisa membuatmu cuma jalan di tempat, lo. Kamu diliputi ketakutan untuk memulai sesuatu karena selalu khawatir dengan anggapan dan omongan orang. Ada kalanya, bersikap masa bodoh memang diperlukan, apalagi bila dampaknya membatasi pertumbuhan dirimu.
Namun, abai dengan perkataan orang sampai benar-benar menutup telinga juga bukan tindakan yang bijak. Mendengarkan omongan orang lain tak sepenuhnya buruk kok, apalagi kalau perkataannya berisi kritikan yang membangun.
Nah, ada kiat khusus supaya kamu tetap kalem dan tenang saat mendengar kritikan dari orang lain. Yuk, emosinya dikendalikan~
ADVERTISEMENTS
1. Ingat, ya, kritikan bukanlah serangan. Hilangkan pikiran bahwa orang lain selalu ingin berlaku jahat padamu
Bicara menerima kritikan, kiat pertama bisa dibilang paling menantang. Soalnya, kamu harus mampu mengendalikan diri agar emosi nggak sampai meledak. Sadarilah kalau kritikan bukan serangan yang harus dilawan. Menukil Psychology Today, jangan mudah beranggapan bahwa orang selalu ingin berniat jahat dan sengaja mencari celah kesalahanmu. Melompat ke kesimpulan seperti itu sangatlah berbahaya, apalagi jika kamu belum mendengarkan dengan cermat kata-katanya.
Kamu nggak harus bereaksi secara cepat. Ketimbang reaktif, cobalah menjadi sosok yang responsif dalam menghadapi kritikan. Daripada memberikan reaksi yang melawan atau mengabaikan, coba ungkapkan kata-kata yang minim dampak negatif untukmu maupun untuk si pemberi kritik.
“Itu sudut pandang yang menarik.”
“Aku nggak pernah berpikir seperti itu.”
Dua kalimat itu cuma contoh kecil aja. Kamu bisa menggunakan kalimat lain untuk meminimalisir ketidaknyamanan emosional akibat mendengar kritikan. Pun, dengan melontarkan komentar seperti itu, kamu juga punya waktu mencerna kritikannya dan memilih respons paling tepat. Selain itu, kamu bisa menarik napas dalam-dalam supaya makin tenang.
ADVERTISEMENTS
2. Kendalikan diri agar tidak terbawa emosi dengan meminta klarifikasi. Cara ini juga memudahkanmu memahami apa yang dimaksud orang lain
Kendalikan diri, jangan terpancing emosi | Photo by Ketut Subiyanto on Pexels
Saat mendengar kritikan, kamu rentan terbawa emosi yang kemungkinan bisa memunculkan sikap berlebihan. Bahkan, tak sedikit orang yang biasanya bertindak irasional gara-gara mendengar kritikan. Apalagi, bila kritikan itu berlawanan dengan pandangan pribadinya.
Setelah mendengarkan plus merespons dengan kalimat yang minim memicu konflik, mintalah klarifikasi. Bersikap objektif menjadi kunci agar kamu dan pemberi kritik tidak saling tuduh dan salah paham. Tanyakan dan minta kejelasan atas perkataannya untuk mempersempit poin utama dalam kritikan. Kamu bisa ajukan pertanyaan seperti ini, “Bisakah kamu menunjukkan bagian mana saja yang keliru dan perlu diperbaiki?”
ADVERTISEMENTS
3. Rangkum dan ulangi semua kritikan yang diutarakan orang lain, lalu diskusikan faktanya untuk menilai sejauh mana kritikan itu relevan
Selain mendengarkan, pastikan kamu juga mengingat poin-poin utama dalam kritikan. Ulangi lagi dan diskusikan dengannya agar kalian bisa memilah mana yang fakta dan dugaan semata. Utarakan dengan sopan dan bangun obrolan yang nyaman, sehingga kalian punya kendali untuk menjauhkan diskusi yang cuma membahas keluhan saja.
Menukil Psychology Today, cobalah melihat sudut pandang yang lain, sehingga kamu nggak berkutat dengan sudut pandangmu sendiri. Jalin komunikasi yang asertif dengan si pemberi kritik untuk bertukar sudut pandang.
ADVERTISEMENTS
4. Bila kritikannya memang fakta, jadikan itu sebagai jalan menuju perbaikan diri. Kritikan memang kadang menyakitkan, tapi bisa dilihat sebagai sesuatu yang konstruktif
Jika kritikan yang disampaikan memang fakta, akui kebenarannya. Hindari bersikap denial (menolak) demi gengsi atau ego sendiri. Sadari bahwa kamu pun bisa berbuat salah dan punya kekurangan. Nggak apa-apa kok, kamu tidak harus menjadi orang yang sempurna.
Meski kritikan itu menyakitkan, cobalah berbesar hati untuk menerimanya. Jadikan kritikan sebagai jalan untuk berbenah diri dengan cara mengembangkan keterampilan atau mengubah perilaku buruk. Dengan cara ini, kamu bisa mengubah kritikan menjadi sesuatu yang konstruktif untuk pertumbuhan diri. Hindari berlarut-larut pada kritikan sampai menilai diri sendiri sangat buruk. Walaupun menerimanya, kamu juga harus tahu caranya berbaik hati pada diri sendiri.
ADVERTISEMENTS
5. Jangan biarkan kritikan berakhir tanpa tindakan yang nyata. Tunjukkan bahwa kamu terus bertumbuh jadi individu yang mau belajar dari kelemahan diri
Saat sudah ditahap menerima kritikan dan mengetahui letak kesalahan, kamu perlu menunjukan perubahan positif melalui tindakan. Jika perlu, mintalah saran pada pemberi kritik tentang perubahan-perubahan baik yang bisa kamu lakukan. Siapa tahu, kan, dia pernah punya pengalaman yang sama denganmu dan akhirnya juga memutuskan untuk memperbaiki diri. Inilah yang dimaksud dengan kritik yang membangun karena memberimu celah untuk mengasah keterampilan dan kemampuan.
Sikap terbaik saat mendengar kritikan nih | Illustration by Hipwee
6. Jika masih merasa sulit menerima kritikan dengan sikap yang positif, minta waktu untuk memikirkannya, ya
Kecenderungan lain ketika mendapatkan kritikan adalah membuat alasan. Cara ini kadang dipakai untuk membenarkan perilaku yang memang salah atau malah menolaknya mentah-mentah. Padahal, sikap ini justru berdampak negatif. Pasalnya, seseorang tidak belajar untuk menyadari kesalahan, tapi malah menampiknya. Selain jangan membuat alasan, hindari pula mengalihkan fokus pada kekurangan orang lain karena justru memperkeruh suasana.
Ketika memang masih sulit menerima kritikan dan melihat fakta di dalamnya, cobalah minta waktu untuk memikirkannya. Katakan bahwa kamu perlu memahami kata-kata si pemberi kritik dan ucapkan terima kasih atas keterbukaannya padamu. Cara ini jauh lebih bijak ketimbang kamu membuat alasan untuk menolak kritikan.
7. Efek dari kritikan masih cukup membekas secara emosional? Hmm, coba luangkan waktu bermeditasi, kawan~
Kritikan, meski itu benar, tak jarang tetap memberikan efek emosional yang nggak mengenakkan. Apabila setelah memberi jeda pada diri sendiri, perasaanmu tak kujung membaik, lakukanlah meditasi. Teknik ini membantumu tenang dan damai. Pun, meditasi membuatmu lebih sadar akan pemicu-pemicu emosi tak nyaman. Akhirnya kamu bisa lebih jernih dalam melihat kritikan.
Yuk, terapkan biar nggak mudah emosi saat mendengar kritikan | Illustration by Hipwee
8. Bersikaplah penuh empati bila kritikan diungkapkan dengan kata-kata yang mungkin kurang berkenan
Ada kalanya, kamu sepakat dengan kritikan, tapi nggak nyaman dengan cara penyampaiannya. Bagimu, cara mengkritiknya tidak sopan, padahal kemungkinan dia tidak berniat menyakiti. Maka, kamu perlu menurunkan ekspektasi pada orang lain. Bukan berarti kamu membenarkan tindakannya yang buruk, tapi sadarilah bahwa beberapa orang memang kehilangan kemampuan berkomunikasi ketika berhadapan dengan orang lain.
Kamu nggak perlu memaksakan standar yang bisa jadi belum bisa orang lain penuhi. Izinkan dia belajar dan berproses. Satu-satunya pihak yang bisa kamu kendalikan adalah dirimu sendiri. Jadi, fokus pada dirimu dalam menghadapi kritikan, ya.
Itu dia 8 cara menerima kritikan degan tenang dan pikiran yang jernih. Ingat, ya, mengabaikan omongan orang lain sama sekali juga menunjukkan kerasnya hati dalam menerima kritikan. Kamu memang punya hak untuk menentukan plihan dan keputusan dalam hidup. Namun, bukan berarti kamu juga menolak kritikan orang lain yang sebenarnya bagus untuk pertumbuhan diri.