Ada suatu hari di mana kamu merasa segalanya keluar jalur. Apa yang kamu siapkan dan pelihara sebaik-baiknya, ternyata berakhir salah. Semakin kamu coba perbaiki justru semakin salah. Apa yang kamu genggam dan jaga sebaik-baiknya, ternyata terlepas. Apa yang kamu perjuangkan, ternyata berakhir tak sesuai harapan. Kesalahan demi kesalahan membuatmu mulai membenci diri sendiri. Rasanya kamu tak becus melakukan apa pun selain mempersulit diri sendiri.
Bagi sebagian orang, menyalahkan keadaan adalah cara paling mudah untuk bertahan dalam situasi yang buruk. Sedang bagi sebagian yang lain, menyalahkan diri sendiri adalah sebuah kesimpulan paling gampang ketika hal-hal buruk terjadi. Setiap orang pasti pernah mengalami hari yang buruk. Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan. Pun, setiap orang pasti pernah sangat membenci diri sendiri atas kesalahan tersebut. Lantas, bagaimana caramu berdamai dengan diri sendiri? Sebab satu hal yang pasti: dirimu tidak patut dibenci, terlebih olehmu sendiri.
Pada #miscur edisi 12 Desember 2019, kami membahas mengenai cara berdamai dengan diri sendiri. Ternyata setiap orang punya cerita masing-masing. Berikut kisah beberapa orang yang pernah mengalami, yang mungkin bisa kamu jadikan motivasi untuk berdamai dengan diri sendiri.
ADVERTISEMENTS
1. Mengadu kepada sang pencipta adalah cara paling tepat untuk menenangkan diri sendiri
Ketika hatimu sedang kalut tak karuan, dalam pikiranmu banyak masalah yang centang-perenang dan sulit untuk diselesaikan, mengadu kepada Tuhan adalah solusi yang paling mujarab. Menyepikan diri dari keramaian untuk sejenak, dan “ngobrol” dengan Tuhan di momen hening itu bisa membantumu menjernihkan serta mengurutkan isi pikiran.
ADVERTISEMENTS
2. Mengikhlaskan apa yang sudah terlepas adalah tahap awal untuk berdamai dengan diri sendiri
Apa yang membuat segalanya semakin berat adalah karena harapan itu masih sangat membumbung tinggi. Kenyataan yang sudah tersaji di depan mata, namun menyerah dirasa belum juga menjadi diksi yang tepat. Karena itu, mengikhlaskan apa yang bukan untuk kita akan membuat segalanya lebih mudah. Lagipula, ketika satu pintu tertutup untukmu, masih ada ribuan pintu yang akan terbuka jika kamu mau untuk mengetuknya.
ADVERTISEMENTS
3. Rasa kehilangan meninggalkan trauma yang kemudian membuat kita mencari bolong-bolongnya diri sendiri
Kondisi yang dihadapi atau kegagalan sebelumnya mudah membuat seseorang untuk merasa tidak pantas untuk siapa pun. Ini karena kamu belum bisa menerima segala kekurangan diri dan menganggapnya sebagai borok besar yang harus ditutupi. Padahal, intinya sederhana ya. Kamu akan selalu merasa tidak pantas untuk siapa pun dan mendapatkan apa pun, sebelum kamu merasa pantas untuk dirimu sendiri. Jadi, pertama-tama, cintailah dirimu sendiri seperti kamu mencintai orang lain. Lantas biarkan hal-hal baik di belakangnya mengikuti.
ADVERTISEMENTS
4. Tak ada salahnya memberi waktu bersedih bagi diri sendiri. Tapi, jangan terlalu lama…
Berdamai dengan diri sendiri bukan berarti membuat diri sendiri kosong emosi atas segala yang terjadi. Memberi waktu untuk diri sendiri bersedih, menangis, dan marah itu perlu. Sebab emosi-emosi itu juga bagian dari dirimu yang layak dihargai. Namun, memberikan tenggat yang jelas akan membantumu mengatur segalanya yang terasa porak-poranda. Orang datang dan pergi, yang kamu cintai mungkin akan meninggalkanmu, tapi ingatlah bahwa itu bukan salahmu dan kamu masih berhak bahagia.
Konflik dengan diri sendiri mungkin konflik yang paling berat untuk dihadapi. Karena, disadari atau tidak, kita adalah pengkritik paling kejam dan sering menjadi orang paling jahat kepada diri sendiri. Satu hal yang sangat penting diingat adalah, bahwa kamu juga bisa melakukan kesalahan seperti orang lain. Jika kamu bisa memaafkan orang lain, mengapa tidak dengan diri sendiri? Karena selain mengikhlaskan, hanya dengan itulah kamu bisa berdamai dengan dirimu sendiri.
Ingin curhatmu dibalas? Jangan lupa untuk mengikuti program Miscur alias Kamis Curhat setiap hari Kamis di Instagram @hipwee 🙂