Meski bukan soal hidup bersama di masa depan, memilih teman juga nggak kalah membingungkan dengan memilih pasangan hidup. Karena keduanya bagaimanapun bisa membawa pengaruh yang cukup signifikan untuk kehidupanmu.
Kamu mungkin masih ingat pada nasihat guru SD-mu dulu, bahwa kita nggak boleh pilih-pilih teman. Yang miskin, yang kaya, yang pintar, yang kurang pintar, yang tinggi, yang pendek, kita harus berteman dengan semuanya. Tapi semuanya sedikit berbeda ketika kamu sudah dewasa. Bukan masalah membeda-bedakan, tapi selektif memilih teman memang harus kamu lakukan.
ADVERTISEMENTS
1. Karakter kita berkembang dengan siapa kita sering menghabiskan waktu. Memilih teman sama dengan memilih masa depan
Teman adalah lingkaran kedua dalam masyarakat, setelah keluarga, yang bisa membentuk karaktermu. Kamu mungkin tidak sadar, tapi pendapat dan sifat teman bisa mempengaruhi kepribadianmu juga. Ketika kamu berada di antara teman-teman yang menganggap kopi itu pahit, lambat laun kamu akan beranggapan yang sama meskipun sebelumnya nggak. Sebaliknya juga, jika kamu berada di lingkungan yang positif, lama kelamaan kamu akan selalu menemukan cara mengapresiasi setiap peristiwa. Karena itu, lingkaran pertemanan adalah faktor penting yang membentuk masa depanmu.
ADVERTISEMENTS
2. Potensi dalam dirimu bisa berkembang pesat bila kamu berada di antara orang-orang yang tepat
Potensi setiap orang berbeda-beda. Apa yang terjadi pada potensi itu selanjutnya juga berbeda. Ada yang bisa ditemukan dan dikembangkan dengan tepat sehingga membawa dampak yang baik, ada juga yang malah berkembang ke arah sebaliknya sehingga dampaknya justru negatif. Ada pula potensi yang terkubur seumur hidup karena nggak pernah menemukan ruangnya untuk muncul.
Di sinilah peran teman-teman di sekelilingmu diperlukan. Di antara orang-orang yang tepat, potensi dalam dirimu bisa berkembang maksimal. Orang yang tepat tidak selalu memiliki potensi yang sama, tapi mereka mampu menghargai dan mendukung potensi yang kamu punya.
ADVERTISEMENTS
3. Teman bukan sekadar orang yang bisa diajak jalan. Tentang keputusan-keputusanmu, mereka bisa memberikan pendapat
Teman yang sebenarnya bukan hanya dia yang bisa kamu ajak jalan, belanja ini belanja itu, atau nonton film. Teman sebenarnya adalah orang yang dengannya kamu bisa berbagi berbagai masalah hidupmu. Tempatmu bercerita, mencari saran dan dukungan, serta kritik bila yang kamu lakukan memang salah. Pendapat teman bisa memberikan kamu pertimbangan lain, karena terkadang kita kesulitan untuk keluar dari sudut pandang kita sendiri. Karena bersamanya kamu akan sama-sama berkembang, memilih orang-orang yang layak adalah keharusan.
ADVERTISEMENTS
4. Jangan terlalu naif. Nggak semua orang berniat baik dalam pertemanan. Pilih dan pilah orang-orang yang memang layak kamu perhatikan
Ketika kamu masih kecil, mungkin dunia yang kamu singgahi belum seluas sekarang. Teman-temanmu pasti hanyalah teman-teman satu SD-mu, yang selain masih polos juga memang anak baik-baik. Tapi saat kita dewasa, kita harus berhenti bersikap naif. Nggak semua orang punya niat baik. Ada saja orang yang memanfaatkan pertemanan untuk keuntungan pribadinya sendiri. Contoh nyatanya adalah teman-teman yang hanya datang saat butuh bantuan. Setelah apa yang dia butuh terpenuhi, dia akan meninggalkanmu dengan mudahnya. Orang-orang yang seperti ini, apakah layak terus berikan waktumu yang berharga?
ADVERTISEMENTS
5. Teman adalah refleksi kamu di dunia. Bagaimana orang lain memandangmu bisa dipengaruhi oleh siapa saja teman baikmu
Berteman dengan pandai besi, kamu akan terkena percikan apinya. Berteman dengan penjual parfum, kamu akan ikut terkena wanginya. Dangkal memang, tapi bagaimanapun juga lingkaran pertemananmu akan mempengaruhi citramu di depan orang lain. Bagaimana kamu dikenal orang, terkadang berdasarkan dengan siapa-siapa kamu bergaul dan menghabiskan banyak waktumu.
ADVERTISEMENTS
6. Bukan soal perbedaan yang menghalangi pertemanan. Berteman dengan orang-orang yang membawa pengaruh baik tentu lebih diinginkan
Pilih-pilih teman bukan berarti tidak menghargai perbedaan atau membedakan orang berdasarkan hal-hal dangkal seperti kekayaan atau jabatan. Yang lebih penting adalah soal karakter, karena pengaruh teman sangat besar untuk seseorang. Kamu boleh saja berteman dengan siapapun, asalkan kamu bisa memilah mana yang baik dan mana yang buruk. Asalkan kamu nggak akan terseret ikut-ikutan kebiasaan buruk yang merugikan. Selama kamu bisa mengambil sisi positifnya dan meninggalkan pengaruh negatif, semua orang layak kamu jadikan teman.
7. Tidak berteman bukan berarti tidak bersikap baik kepada seseorang. Berteman itu pilihan, bersikap baik itu mutlak!
Selektif memilih teman nggak sama dengan selektif dalam bersikap baik. Meski kamu nggak berteman dengan seseorang, bukan berarti kamu nggak boleh bersikap baik ataupun membantunya saat sedang mengalami kesulitan. Toh kamu juga nggak akan tahu di masa depan kamu akan membutuhkan bantuan siapa. Jadi, bersikap baik kepada orang adalah mutlak, tapi menjadi teman, menjadi orang yang kata-katanya kamu pertimbangkan, itu pilihan. Di sini, kamu haruslah pandai memilah.
Karakter setiap orang memang berbeda-beda. Ada yang karakternya cocok dengan karaktermu, sehingga kecocokan kalian bisa membawa masing-masing untuk semakin berkembang. Memilih teman yang cocok, bukan berarti kamu hanya berteman dengan orang yang pendapatnya sama denganmu terhadap semua hal. Yang lebih penting adalah karakter. Perbedaan pendapat bukan hal yang perlu dirisaukan, tapi justru sejauh mana karakter teman itu bisa memberikan pengaruh padamu, itu yang perlu dipikirkan.