Entah bagaimana, perhitungan selalu diidentikkan dengan orang-orang pelit yang nggak mau rugi. Susah sedikit nggak mau, keluar uang sedikit nggak mau. Ini itu diperhitungkan dengan detil supaya diri sendiri tidak tekor. Ya, untuk sekali waktu perhitungan memang tak elok dilihat.
Tapi bila sudah memasuki ranah pekerjaan, sikap perhitungan itu justru perlu. Karena kantor bukan organisasi yang keikutsertaannya hanya berdasarkan kerelaan. Di kantor segalanya dihitung dengan angka dan materi. Bosmu juga akan marah-marah bila hasil kerjamu tak memenuhi angka target yang diharapkan. Mulai hari ini, jauhkan diri dari rasa nggak enakan itu ya demi kesejahteraanmu.
ADVERTISEMENTS
1. Tak perlu malu untuk minta reimburse atas biaya yang dikeluarkan. Selain menghindari tekor, itu juga mempengaruhi catatan keuangan perusahaan
Kadangkala kalau harus meeting keluar, kamu butuh ongkos untuk naik taksi atau uang bensin. Tapi karena nominal-nya hanya belasan ribu, mau minta ganti juga sungkan. Kesannya kamu pelit atau malah nggak punya uang. Besoknya, kamu fotokopi dokumen kantor dengan biaya 2000 perak. Mau minta ganti pun rasanya nggak tega. Akhirnya kamu merelakan uang pribadi. Mungkin sekali transaksi hanya 2000 hingga belasan ribu. Tapi kalau ditotal, kamu mungkin sudah bisa beli tas baru. Selain itu, pengeluaran perusahaan adalah hal yang penting untuk dicatat. Sehingga sekecil apapun pengeluaran yang kamu talangi, harus tetap dilaporkan.
ADVERTISEMENTS
2. Tak perlu malu pulang tenggo bila pekerjaanmu sudah beres semua. Kamu juga berhak punya waktu untuk mengembangkan potensi diri yang lainnya
8 jam yang kamu berikan untuk kantor sudah cukup. Terkadang kita sungkan mau pulang tepat waktu. Apalagi kalau atasan masih duduk manis di ruangannya. Padahal kalau dipikir-pikir, bila pekerjaanmu sudah selesai untuk apa berlama-lama di kantor? Di luar sana, banyak hal yang bisa kamu lakukan. Mulai dari berkumpul dengan keluarga, menekuni hobi, jobs-jobs freelance yang bisa menambah penghasilan, hingga menjalin koneksi yang menguntungkan di masa depan. Ingat, kesuksesan tak ditentukan oleh 8 jam kamu dibayar untuk sibuk di kantor, melainkan justru apa yang kamu lakukan di luar itu.
ADVERTISEMENTS
3. Mengatakan ‘oke’ atas segala hal justru akan menjadi bumerang. Kamu akan terkenal jadi pembantu umum untuk segala urusan kantor
Awalnya kamu hanya berbaik hati, membantu membereskan pekerjaan temanmu yang tak bisa dia selesaikan sendiri. Lalu kamu yang terlalu baik hati, menawarkan diri untuk meng-handle tugas yang belum ada penanggung jawabnya. Selanjutnya, kamu merasa tak nyaman untuk menolak saat ada yang minta bantuan meski kamu sendiri sedang keteteran. Semakin lama, orang-orang akan semakin menjadikanmu andalan. Sayangnya, di momen ini sulit untuk memisahkan lagi antara diandalkan dan dimanfaatkan. Jadi mulai sekarang, berhenti meng-oke-kan segala hal. Toh, semua orang sudah teken kontrak dengan jobsdesk yang jelas sejak awal.
ADVERTISEMENTS
4. Memberikan yang terbaik untuk perusahaan, tidak sama dengan memberikan segalanya. Ada batas yang harus kamu patuhi dengan ketat
Kamu yang semangat kerjanya tinggi mungkin tak setuju dengan poin-poin sebelumnya. Menurutmu, kerja bukan semata-mata mencari uang, tapi juga membuat karya. Karena itu dedikasi tinggi harus diberikan kepada tempat kita mencari rezeki. Memberikan yang terbaik untuk kantor memang kewajiban. Dari situ bukan hanya atasanmu yang senang, kamu pun pasti puas dengan dirimu sendiri. Tapi memberikan yang terbaik itu nggak sama dengan memberikan segalanya. Ingat ketika kamu jatuh sakit hingga tak bisa bekerja lagi, kantormu mungkin hanya mengucapkan simpati dan buru-buru mencari penggantimu.
ADVERTISEMENTS
5. Dengan kadar yang tepat, perhitungan justru akan membuatmu dihargai karena kamu tak dianggap gampangan
Kamu yang ingin dihargai oleh rekan kerja dan atasan, mulai hari ini biasakan sikap perhitungan. Bukan soal pelit atau ogah rugi, melainkan menempatkan segala sesuatu pada tempatnya. Lakukan dengan baik apa yang menjadi kewajibanmu dan tak perlu melakukan apa yang nggak perlu kamu lakukan. Tak perlu ragu untuk menolak jika kamu memang sedang nggak bisa membantu. Dengan begitu, orang akan melihat batas tegas yang kamu terapkan. Kamu justru akan disegani karena nggak terlihat gampangan. Tapi tentunya sesekali bila memang bisa, tak ada salahnya membantu. Yang penting, jangan serta merta mengiyakan tanpa perhitungan hanya karena merasa tak enak.
ADVERTISEMENTS
6. Perhitungan bukan berarti pelit ataupun tak mau rugi. Justru ini menunjukkan sisi profesionalitas dalam bekerja
Selain membuatmu nggak terlihat gampangan, perhitungan juga menunjukkan bahwa kamu profesional. Sejak awal kamu sudah teken kontrak dengan list tugas yang menjadi tanggung jawabmu. Masing-masing rekan kerjamu pun sama. Menempatkan segala sesuatu pada tempatnya, artinya benar-benar membedakan urusan kantor dengan pribadi. Kamu tahu tugasmu dan sudah memberikan yang terbaik untuk memenuhinya. Untuk apa sungkan pulang tenggo jika memang tidak ada lagi yang harus kamu lakukan di kantor?
7. Bersikap perhitungan artinya menghindari melakukan yang tidak perlu. Ini juga sebuah terapi untuk tegas pada diri sendiri
Sikap perhitungan itu membuatmu tak mau bekerja di luar jam kerja. Di sini, kamu akan mencari cara untuk mengerjakan tugas seefektif mungkin, sehingga semua pekerjaan bisa selesai tepat waktu. Kamu akan belajar untuk mengurangi ‘haha-hehe’ yang nggak perlu selama bekerja, sehingga waktumu nggak terbuang percuma. Melaporkan seluruh pengeluaran untuk kantor juga membantumu mengatur keuanganmu sendiri. Sehingga nggak ada ceritanya ada dana-dana hilang tanpa jejak, ternyata habis untuk menalangi ini dan itu. Sikap perhitungan ini bisa menjadi cara pendisiplinan diri sendiri.
Nggak perlu sungkan atau malu dianggap perhitungan. Untuk hidup dengan segala lika-likunya, kita memang harus menghitung matang-matang kan?