Tanpa sadar, seringkali kita melakukan kesalahan-kesalahan kecil yang nyatanya menjauhkan diri dari hal-hal berharga dalam hidup. Orangtua, sahabat, pacar dan lingkungan sekitarmu perlahan telah menjauh dan menjadi orang lain yang tak lagi bersikap manis terhadapmu.
Tapi, jangan buru-buru berprasangka buruk pada mereka. Lihat dirimu sendiri karena bisa jadi sebenarnya dirimulah yang sudah berubah. Apa yang salah? Mungkin, kamulah yang justru melakukan hal-hal tidak baik ini!
ADVERTISEMENTS
Sadari bahwa kesalahan bisa saja datang dari dirimu sendiri. Kamu terlalu terobsesi pada dunia ini, sibuk mengejar kesenangan dan materi.
Sehari-harinya, kamu mungkin tak menyadari betapa dirimu sudah sedemikian tenggelam dalam kesibukan. Jangankan perkara hubunganmu dengan keluarga atau pasangan, kebutuhan dan kesehatan diri sendiri pun diabaikan dengan alasan pekerjaan dan kesenangan.
“Setiap hari, aku hanya sibuk di depan komputer bersama riuhnya dunia maya. Waktuku cepat tersita tanpa sempat aku meluangkan waktu untuk sekadar mengobrol dengan Ayah atau Ibu, bahkan menghadap Dia…”
ADVERTISEMENTS
Bahkan saat ada saudara atau teman yang dilanda kesulitan, kamu justru acuh tanpa berusaha memberikan bantuan.
Semakin dewasa bukannya membuatmu semakin peka. Kadar rasa kepedulianmu terhadap sesama malahan semakin berkurang. Misalnya saat ada teman atau keluarga yang dilanda kesulitan, kamu cenderung akan menghitung-hitung bantuan. Kamu sibuk mencukupi kebutuhan dirimu sendiri, tanpa peduli bahwa ada orang lain yang sebetulnya lebih membutuhkan.
ADVERTISEMENTS
Bibirmu mungkin terlalu berat untuk menyunggingkan senyuman. Kamu terlalu acuh dan angkuh pada orang-orang yang belum dikenal.
Kamu terlalu sibuk dengan urusanmu sendiri tanpa tahu lingkungan sekitarmu. Bahkan untuk tersenyum saja begitu berat buatmu karena kamu merasa hal itu tak perlu. Padahal, sikap angkuh pastilah tidak akan pernah membawa kebaikan.
ADVERTISEMENTS
Kamu lebih suka mengurung diri di kamar. Bagimu tak seberapa menyenangkan melihat dunia luar.
Mengurung diri di kamar dan risih untuk bergaul. Oke, mungkin ini sebuah pilihan. Tapi percayalah, membaur dengan orang-orang baik akan membuatmu menjadi orang baik juga. Jadikan hidupmu lebih berwarna dengan mereka yang mampu membuatmu tertawa lepas, bukan yang membuatmu merasa minder dan malu dengan kehidupan yang cuma sekali ini.
ADVERTISEMENTS
Kamu terlalu mudah tenggelam pada kesedihan. Sekali mendapat kesulitan, lantas merasa jadi yang paling menderita di dunia.
Salah satu sifat buruk yang mungkin ada pada dirimu adalah kebiasaanmu merutuki keadaan. Saat mendapat kesulitan, kamu akan merasa jadi orang yang paling menderita di dunia. Padahal, di luar sana banyak orang yang mungkin mendapat kesulitan yang tak kalah besarnya. Bahkan saat putus cinta misalnya, kamu sudah bersikap seolah-olah hidupmu berakhir dan tak lagi punya harapan.
ADVERTISEMENTS
Kamu menganggap orang tua sebagai yang paling bawel di dunia, hanya karena mereka sering mengulang nasihat yang itu-itu saja.
Orang tua selalu menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya meski dengan cara mereka yang berbeda-beda. Yakinkan pada dirimu, tak ada orang tua yang tak bawel dan cerewet. Pun, jika jarakmu dan mereka jauh, kebawelan mereka akan terus kamu dapatkan meski lewat telepon. Justru kamu harus takut ketika mereka tak ada waktu untuk memberikan nasehat-nasehat “membosankan” itu lagi. Love your parents!
Kegagalan membuatmu takut melangkah. Alih-alih kekuatanmu bertambah, pengalaman gagal menjadikanmu semakin payah.
Menjadi manusia yang pandai mengambil hikmah dalam setiap permasalahan memang tidak mudah. Butuh keteguhan dan kemantapan hati untuk mencapai titik ini. Apalagi saat menghadapi kegagalan, mungkin kamu akan merasa jadi yang paling menderita di dunia ini. Tapi percayalah, manusia yang beruntung adalah ia yang bersyukur dan mengambil hikmah dari setiap kejadian.
Mulai hari ini, berjanjilah pada Tuhan dan dirimu sendiri, untuk jadi manusia yang lebih baik lagi!