Kuliah memang tidak mudah. Ada ragam kewajiban yang harus kamu tuntaskan sebelum akhirnya bisa menyandang gelar sarjana. Timbunan tugas, makalah, hingga sulitnya ujian yang harus ditempuh, seringkali membuatmu menyerah. Belum lagi dosen berwatak keras dan juga bayang-bayang tentang sulitnya tugas akhir.
Rasa-rasanya berhenti di tengah perjalanan jauh lebih menggoda daripada harus berjuang lebih keras.
Sebelum merasa tidak sanggup melakoni kewajiban yang sudah kamu mulai, ada baiknya kamu berhenti dan kembali berpikir dengan sepenuh hati. Bijakkah keputusanmu jika menyerah saat ini?
ADVERTISEMENTS
Terbukti memang, kuliah bukan satu-satunya jalan menuju kesuksesan. Tapi ini bukan cuma soal gelar akademis yang disematkan. Kuliah adalah tentang perjuangan
Kuliah memang bukan satu-satunya caramu memperoleh kesuksesan dan impian yang selama ini ingin kamu gapai. Lihat saja di luar sana. Ada Zuckerberg dengan raksasa Facebooknya, Bob Sadino dengan bisnis food and beveragesnya. Mereka berdua, pemain unggul di bidangnya, justru tidak menyandang gelar akademis di balik nama.
Tapi ini bukan sekadar soal gelar akademis yang tersemat setelah nama. Bangku kuliah adalah tempatmu ditantang sebagai manusia dewasa yang bertanggung jawab. Di sini kamu akan dibebaskan mengambil keputusan sesuai kata hati, melakoni kelas yang membuatmu tertarik secara pribadi. Bahkan mengikuti organisasi yang memang kau minati.
Lebih dari sekadar agar bisa bersaing di dunia kerja yang keras, kuliah membentukmu jadi manusia yang tangguh dan tegas. Keringat dan potensimu akan diperas — kamu diajak berjuang melintas kekurangan dan batas.
ADVERTISEMENTS
Perjuangan ini sudah kau lakoni hingga setengah jalan. Menyerah sekarang memang menggiurkan — tapi juga meninggalkan penyesalan yang besar
Lihat KHS dan KRS mu. Sudah berapa banyak waktu dan energi yang tertuang di situ? Berapa malam-malam panjang kau lewati untuk menyelesaikan tugas yang membuatmu pusing setengah mati? Tidak sedikit juga pengorbanan yang mesti dilakoni demi lulus dari tiap semester yang rasanya seperti uji nyali.
Menyerah sekarang mungkin terasa lebih enteng dan menggoda hati. Tapi apakah kamu tidak merasa rugi? Seluruh investasi tenaga, waktu, dan perjuangan akan terhenti tanpa hasil yang mumpuni. Tinggal ada beberapa semester sebelum wisuda bisa kau lakoni, hanya perlu melakoni KKN atau Skripsi sampai gelar bisa kau miliki.
Menyerah di sini memang terasa lebih mudah saat ini. Namun, penyesalan karena tidak berjuang sepenuh hati akan terus menghantuimu sampai nanti.
ADVERTISEMENTS
Sesungguhnya kamu tak pernah sendirian. Pasti ada dayamu untuk bertahan. Sebab kawan-kawan kuliah bisa jadi teman seperjuangan
Kuliah bisa terasa sangat berat. Ketika tugas yang mengalir sangat deras dan tak kunjung tuntas, belum lagi ujian dari berbagai mata kuliah yang tentu saja tidak bisa dipelajari dengan mudah. Kamu merasa menjadi orang paling malang sedunia. Harus begadang demi belajar, bahkan mengorbankan waktu nongkrong dan bersenang-senang hanya untuk tenggelam dalam kertas makalah dan bahan ujian.
Mungkin kamu perlu mengingat lagi bahwa kamu tidak sendirian. Bukankah para mahasiswa lain, termasuk teman-temanmu sendiri juga mengalami hal yang serupa? Jika mereka saja bisa, lalu apa yang membuatmu menyerah sekarang?
Penghiburan serta penguatan bisa kamu dapatkan dari sekitaran. Mereka merasakan hal yang sama, ikut jatuh bangun dalam berjuang menggapai gelar sarjana. Kamu bisa melihat bahwa bersama mereka kamu bisa melewati hal bersama. Bahkan, mereka adalah tempat tepat untuk dimintai bantuan saat kamu merasa kesulitan dengan tugas dan makalah. Mereka juga merupakan tempat yang pas untuk berdiskusi saat kamu mengalami kebuntuan pada proses pengerjaan tugas akhirmu.
ADVERTISEMENTS
Bahkan mereka yang Sarjana kelimpungan saat dihajar perjuangan mencari kerja. Cukup yakinkah dirimu bisa unggul tanpa taji apa-apa di luaran sana?
Tidak pernah ada yang mengatakan padamu bahwa dunia luar itu mudah. Ya, dunia orang dewasa berbeda dengan yang biasa kamu lihat di layar kaca atau buku cerita. Keluar dari universitas dan mencari pekerjaan itu tidak mudah. Kamu akan dibuat kelimpungan ketika hampir semua lamaran yang kamu kirimkan tak kunjung mendapat jawaban.
Kamu juga tidak akan begitu mudahnya mendirikan usaha sendiri dan menjadi pengusaha ternama. Semuanya butuh perjuangan yang sama beratnya. Jika memang kamu ingin menggeluti bisnis sendiri, sudahkah kamu siap dengan segala konsekuensi? Sudahkah kamu memiliki sifat ulet dan pantang menyerah? Dan, bukankah tidak ada ruginya jika kamu menyelesaikan bangku kuliah demi memperluas wawasan sebagai modal sebagai pengusaha di masa depan?
ADVERTISEMENTS
Kuliah bukan perjuanganmu sendiri. Ada harapan orangtua dan impian mereka yang terselip dalam ijazah dan toga yang akan kau dapat nanti. Tolong, berjuanglah sampai gelar kau miliki!
Ingatkah kamu bahwa pergumulan serta tantangan yang kamu temui sekarang ini tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan perjuangan yang harus dilakukan oleh kedua orangtuamu. Ya, mereka bekerja siang malam demi menimbun pundi-pundi rupiah supaya kamu bisa terus bersekolah dan mendapatkan gelar sarjana. Ketika kamu memutuskan untuk berhenti berusaha dan pensiun sebagai mahasiswa, kedua orangtuamu lah yang pertama kali akan merasa terpukul dan kecewa.
Sejak pertama kamu memasuki bangku kuliah, impian mereka hanyalah melihatmu mengenakan toga dan berhasil memperpanjang nama dengan gelar sarjana. Sampai hatikah kamu memutuskan untuk berhenti berjuang hanya karena merasa malas dan enggan berjuang lebih keras? Tegakah kamu mengukir gurat kekecewaan di paras mereka yang tak lagi muda?
Percayalah, jatuh bangun perjuangan kalian pasti akan membuahkan hasil di masa depan. Para mahasiswa yang kewajibannya belum tuntas, tolong jangan menyerah sekarang. Bersemangatlah, sampai hari wisuda dan memakai toga itu tiba.
Kredit feature image: celiafauzia.blogspot.com