Sebelum menjadi sosok magis di balik serial Harry Potter dan jadi perempuan terkaya di Inggris raya, siapa sangka seorang J.K. Rowling pernah berada dalam momen kegagalan yang bertubi-tubi. Jauh sebelum buku Harry Potter menghuni koleksi bukumu, J.K. Rowling adalah seseorang yang dilanda depresi berkepanjangan akibat kandasnya pernikahan, tanpa pekerjaan, sementara punya seorang anak yang harus diberi makan.
Satu-satunya yang dia punya hanyalah kemampuan menulis. Tapi menjadi penulis pun tak mudah. Kisah penyihir dengan bekas luka di dahi dianggap sebagai cerita dongeng anak-anak yang tak akan bisa berhasil di pasaran. Selama lebih dari enam tahun, seri pertama Harry Potter tersebut mengalami semua penolakan yang bisa kamu bayangkan. Sebelum akhirnya, secara kebetulan anak pegawai penerbitan Bloomsburry yang berusia 8 tahun melihat manuskrip Rowling dan memaksa ingin membaca sampai akhir. Bahkan setelah diterbitkan sekalipun, pihak penerbit pesimis akan prospek keberhasilannya. Tapi sebagaimana kita ketahui bersama, setelah segala penolakan dan pesimisme itu, serial Harry Potter jadi fenomena dunia.
Apa jadinya, bila pada penolakan ke-12 yang dialaminya, J.K. Rowling memutuskan untuk menyerah? Bagaimana jika J.K. Rowling tidak menemui penerbit ke-13 untuk menawarkan naskahnya yang sudah belasan kali ditolak? Bagaimana jika J.K. Rowling lelah ditolak dan banting stir menjadi pengurus rumah tangga misalnya? Pastinya buku-buku seru Harry Potter yang diterjemahkan dalam 73 bahasa dan sudah terjual jutaan kopi dan meraup untung sebesar 20 Miliar Dollar itu tidak akan pernah ada.
“It is impossible to live without failing at something, unless you live so cautiously that you might as well not have lived at all – in which case, you fail by default.” – J.K. Rowling –
Terkadang penolakan dan kegagalan tidak bisa dihindari, karena itu justru harus dihadapi. Seperti kata J.K. Rowling, tidak mungkin hidup tanpa mengalami kegagalan, kecuali bila kamu memang tidak hidup sama sekali, yang artinya, kamu sudah gagal sejak awal. Meski tidak mudah, tapi kegagalan dan penolakan yang kita alami tidak pernah sia-sia. Untuk kamu yang sedang gundah menghadapi kerasnya kehidupan, inilah cara-cara untuk berdamai dengan kegagalan.
ADVERTISEMENTS
1. Seberat apapun kegagalan itu untuk dihadapi, kamu bukanlah satu-satunya yang mengalami. Yang gagal itu adalah mereka yang selangkah lebih maju dari pengecut karena berani mencoba
Siapa lah kita yang berani berharap untuk bisa sukses dalam percobaan pertama, sementara orang-orang hebat di luar sana juga pernah mengalami satu atau dua kegagalan? Menanamkan dalam diri bahwa kita bukan satu-satunya orang yang mengalami penolakan dan kegagalan secara otomatis kamu juga akan merasa lebih baik, sebab kamu tahu kamu tidak sendiri.
Saat pengumuman penerimaan kerja menyatakan kamu belum bisa diterima, ingat bahwa ada puluhan orang yang barangkali sedang membaca kabar yang sama. Saat hubungan yang kamu jaga bubar dan dia memilih jalan sendiri, ingat bahwa banyak yang juga terhenti di momen ini. Kamu tak perlu merasa dikucilkan dunia, sebab kamu bukanlah satu-satunya.
ADVERTISEMENTS
2. Saat kegagalan ini terjadi, kamu akan terus menyalahkan diri sendiri. Ini adalah reaksi yang alami. Sekarang tinggal mencari cara untuk mengatasi
Apa yang paling mengerikan dari sebuah kegagalan dan penolakan dari seseorang adalah, kamu merasa ada yang salah dengan dirimu. Kamu merasa sangat buruk, merasa tidak diterima. Kamu kecewa dan marah pada dirimu sendiri, dan dari sana, kamu berpikir lebih baik membunuh semua mimpi karena kamu memang tak pantas untuk itu.
Bila kamu tiba di tahap ini, ingatlah bahwa itu reaksi yang alami. Seperti orang-orang yang mengalami penolakan lainya, memang akan ada masanya kamu kecewa pada diri sendiri. Namun bila kamu sudah tahu soal ini, tentu kamu tahu bahwa hal semacam ini bisa diatasi. Nah, tugasmu adalah mencari cara agar kamu tidak terlalu lama terlarut dalam ‘euforia’ kegagalan yang tidak akan membawamu maju ke depan itu.
ADVERTISEMENTS
3. Pertama-tama, akui dulu kegagalanmu. Tak perlu malu pada emosi, karena itulah caramu mengenali diri sendiri
Pertama-tama, ambil nafas panjang, dan tenangkan dirimu. Kabar itu memang mengguncang, tapi hanya dirimu sendiri yang bisa menenangkan. Akui dulu bahwa kamu memang gagal dan ditolak. Sakit memang, tapi itu satu-satunya cara untuk menerima kenyataan. Untuk bisa move on ke depan, kamu harus merelakan dulu apa yang kamu tinggal di belakang.
Kamu sedih, kecewa, dan bahkan marah? Keluarkan semuanya. Ini memang momennya. Berteriaklah bila memang perlu, sebab sesak dalam dada itu memang harus dikeluarkan agar tidak menggumpal dan terus-terusan menjadi beban. Tidak perlu menutupi kesedihanmu. Justru di sini, kamu bisa mengenali emosimu sendiri. Menunjukkan emosi, artinya membiarkan diri berekspresi.
ADVERTISEMENTS
4. Bersama orang-orang yang berpikiran positif tetap membantu. Menghabiskan banyak waktu dengan mereka, membuatmu tak punya waktu untuk galau-galau
Bila hatimu sudah lebih tenang, emosimu sudah mulai mendingin, mulailah melangkah. Kamu bisa menghubungi teman-temanmu atau keluargamu. Mengatakan atau tidak mengatakan soal perasaanmu tidak terlalu penting di sini, sebab orang-orang terbaikmu itu biasanya akan memahami situasi meski kamu tidak panjang lebar mengatakan apa yang terjadi. Namun curhat habis-habisan bagaimanapun tetap membantu.
Tentukan gayamu sendiri di sini, yang jelas, bersama orang-orang yang selalu positif ini, otomatis perasaanmu juga akan membaik. Dukungan atau sekadar hiburan saja akan membuatmu lupa pada apa yang terjadi. Tak boleh ada waktu terlalu banyak untuk kesedihan, bukan? Sebab setelah, ini kamu punya segudang hal yang harus diperbaiki.
ADVERTISEMENTS
5. Kegagalan tidak boleh membuatmu mundur atau kembali ke titik awal. Justru kamu harus terus maju ke depan
Apa artinya kegagalan? Apakah itu berarti kamu harus mundur ke garis start di mana semua ini bermula? Ataukah kamu justru harus mundur beberapa langkah lagi ke belakang, dan mulai memikirkan ulang apakah kamu akan lari lagi atau tidak? Apakah penolakan berarti kamu harus merevisi semua mimpimu karena penolakan itu harusnya membuatmu sadar diri? Berhenti berpikir seperti ini mulai dari hari ini.
Kegagalan dan penolakan tidak seharusnya membuatmu mundur ke garis start atau bahkan ke belakang lagi. Saat ini, kamu sudah beberapa langkah di depan garis start, dan dari sanalah kamu akan memulai langkah baru. Terus maju ke depan, tidak mundur ke belakang. Seperti ketika kamu mencari penginapan, ketika satu penginapan sudah penuh, kamu akan lanjut melangkah mencari penginapan selanjutnya, bukan?
ADVERTISEMENTS
6. Meskipun belum bisa menakhlukkan orang lain, kamu sudah menakhlukkan ketakutanmu sendiri. Keberanianmu ini layak dihargai
Hei, ada satu yang kamu lupakan di sini. Mengalami kegagalan dan ditolak dengan seribu alasan, tidak membuatmu menjadi pecundang. Justru kamu harus mengucapkan selamat untuk dirimu sendiri, sebab kamu sudah melampaui ketakutanmu sendiri. Di luar sana, banyak orang yang begitu takut pada penolakan dan kegagalan, sehingga memilih untuk tidak keluar dari zona nyaman.
Barangkali inilah yang disebut’ fail by default’ atau otomatis gagal. Sementara kamu, kamu sudah mengatasi ketakutan itu, dan memilih untuk maju meski kamu belum tahu apa hasilnya. Lebih baik mencoba dan gagal bukan daripada tidak mencoba sama sekali? Menakhlukkan diri sendiri jauh lebih menantang daripada menakhlukkan orang lain. Sebab yang kedua mustahil bila yang pertama belum kamu lakukan.
7. Setidaknya sekali dalam hidupmu, kegagalan itu perlu. Karena dari sana, kamu bisa belajar banyak hal
Kalau kamu hanya merasakan yang happy-happy saja, lama-lama kamu pasti akan bosan juga. Kesenangan itu tidak ada harganya lagi seperti nilai kepuasan dalam ilmu ekonomi yang telah mencapai titik jenuh. Hidup jadi tidak seru lagi. Setidaknya sekali atau dua kali, kamu memang harus mengalami kegagalan. Tidak hanya menempa mental, kamu juga bisa belajar banyak hal.
Kamu bisa mengevaluasi dirimu sendiri. Kamu bisa mengira-ngira di mana salahnya, sehingga kamu harus ditolak. Kamu juga bisa mengenali dirimu sendiri, belajar menenangkan diri, dan menata emosi. Semua itu tak hanya bermanfaat untuk hidupmu saat ini, tapi terus-terusan hingga nanti. Seperti sayur yang membutuhkan campuran antara asin, gurih, pedas, asam, dan manis untuk menjadi sedap, hidup pun sama.
8. Yang bisa mengubah takdirmu bukanlah orang lain. Biar saja orang menolak dan meremehkan, kamu harus tetap fokus pada tujuan
Kamu tidak akan sukses hanya karena orang bilang ‘kamu akan sukses!’. Dan kamu tidak gagal meskipun orang bilang kamu tidak akan pernah berhasil. Penolakan dan kegagalan yang kamu terima kali ini hanyalah salah satu tahap yang memang harus kamu lalui. Selanjutnya, kamu sendiri yang menentukan.
Meskipun orang bilang kamu akan menjadi orang kaya dan berprestasi, tapi kalau kamu hanya bermalas-malasan setiap hari, dari mana datangnya kekayaan dan prestasi itu? Dan sebaliknya, meskipun orang menolakmu berkali kali dan menganggapmu kurang mumpuni, asalkan kamu terus berusaha memperbaiki diri dan tidak berhenti di sini, kesuksesan itu sudah ada di depan mata. Sebab yang menentukan kesuksesanmu bukanlah omongan orang, melainkan sejauh mana usaha yang kamu lakukan.
Ditolak dan gagal memang menyakitkan, tak ada yang meragukan rasa kecewa itu. Namun, untuk mengetahui bahwa gula itu manis, tentu kamu harus merasakan garam yang asin dan jamu yang pahit. Dengan begitu, kamu akan lebih menghargai rasa manis dari gula yang kamu konsumsi. Seperti itu juga apa yang sedang kamu lakukan saat ini. Jangan biarkan langkah terhenti, meski harus berdarah-darah melewati kerikil tajam. Kelak kamu akan tersenyum mengenang semua ini.