Dalam menjalani lika-liku kehidupan, kita nggak akan bisa terlepas dari yang namanya emosi. Dari sekian banyak emosi yang ada, beberapa di antaranya akan melahirkan perasaan-perasaan seperti misalnya benci dan juga rasa dendam. Entah itu bermula dari kejadian-kejadian sepele, hingga hal-hal yang memang dirasa begitu menyakitkan hingga mampu mempengaruhi kehidupan seseorang. Nggak salah kok, toh yang namanya emosi memang salah satu hal yang pasti ada dalam hidup manusia.
Makanya nggak heran orang-orang atau bahkan kita sendiri terkadang membenci hingga menaruh rasa dendam terhadap suatu hal dalam waktu yang bisa dibilang nggak sebentar. Padahal kamu tahu nggak sih, ternyata menyimpan benci dan dendam dalam waktu yang lama itu ibarat kita menelan bom waktu yang bisa sewaktu-waktu dapat meledak dengan sendirinya lo. Kok bisa ya?
ADVERTISEMENTS
Bener sih, benci dan dendam itu memang manusiawi, hal tersebut adalah respon alamiah yang bakal timbul ketika kamu menghadapi sesuatu hal. Kamu berhak merasakan hal itu kok
Sebenarnya nggak ada yang melarang jika kamu menyimpan rasa benci terhadap orang lain, atau bahkan sudah mencapai tahap dendam. Bisa dibilang dua hal tersebut adalah respon alamiah yang bakal timbul dalam diri seseorang ketika ia menghadapi suatu hal yang dirasa membuatnya tak nyaman dalam berbagai sisi. Entah itu masalah pertemanan, keluarga, percintaan, atau mungkin bisa juga masalah-masalah sepele lainnya yang akhirnya berujung fatal. Toh yang namanya penerimaan segala hal bagi masing-masing pribadi itu memang berbeda kok.
Artinya, benci dan dendam itu adalah hak. Kamu boleh-boleh saja merasakan hal tersebut jika memang diperlukan. Ingat, memang nggak semua hal itu bisa direspon dengan baik-baik saja kok. Ada kalanya kita harus bersikap sebaliknya~
ADVERTISEMENTS
Tapi kamu juga perlu ingat satu hal lagi, bahwa orang yang kamu benci hidupnya tetap santai-santai aja. Sementara kamu terus dikelilingi rasa amarah. Apa nggak capek?
Meski tak ada yang melarang kamu untuk memiliki rasa amarah, benci, dan juga dendam, tapi kamu juga perlu mengingat bahwa memendam perasaan tersebut dalam waktu yang lama bukanlah merupakan hal baik. Boleh jadi kamu percaya bahwa tidak memaafkan orang lain bisa membuat hidupmu merasa lebih tenang dan baik-baik saja. Tapi coba deh, praktekkan hal itu dalam waktu yang lama, pasti rasanya berbeda.
Orang yang kamu benci, hidupnya akan tetap baik-baik saja karena mereka masa bodoh dengan apa yang kamu lakukan. Ibaratnya, kamu mau jungkir jempalik kayak gimana pun mereka juga nggak bakalan peduli. Sementara hidupmu bakal terus semakin lelah karena hari demi hari kamu habiskan untuk membenci dan dikelilingi emosi negatif. Namanya benci itu juga butuh energi lo, dan itu benar-benar melelahkan!
ADVERTISEMENTS
Membencilah seperlunya, maafkanlah segala sesuatu sebesar-besarnya. Toh yang namanya memaafkan itu nggak harus selalu menjadi satu kembali kok
Segala pilihan memang kembali pada diri kita masing-masing. Kalau memang belum bisa memaafkan ya biarkan saja kamu larut dalam emosi, tak apa. Tapi kalau memang sudah bisa memaafkan, ya segeralah mengambil keputusan yang bijak. Pepatah bijak mengatakan bahwa, “Membencilah seperlunya, maafkanlah segala sesuatu sebesar-besarnya”. Terkesan sulit memang, tapi percayalah bahwa hal tersebut akan berujung pada hal-hal baik.
Jika memang terpaksa belum bisa ikhlas seutuhnya, kamu bisa kok mencoba memaafkannya pelan-pelan. Namanya memaafkan itu nggak selalu harus menjadi satu kembali seperti sedia kala kok. Jika kamu memang baru bisa memaafkan tapi belum bisa bertemu dengan masa lalumu, ya nggak masalah. Itu merupakan dua hal yang berbeda. Tapi ingat, memaafkan dan mampu mengembalikan segala sesuatu seperti sedia kala itu berarti kamu telah merelakan kesalahan-kesalahan yang ada. Meski berat, tapi yakinlah ada hal-hal yang mendamaikan di dalamnya yang bakal kamu temui.