Kerja keras untuk memenuhi kebutuhan memang wajibnya kita lakukan. Apalagi kian banyak kebutuhan, atau untuk berjaga-jaga saat keperluan mendesak datang tiba-tiba. Kita pun tentu menginginkan hidup layak dan berkecukupan hingga hari senja nantinya. Merepotkan orang lain, tentu bukan hal yang kamu inginkan. Dan bekerja keras tanpa mengenal lelah adalah satu-satunya jalan yang bisa kamu lakukan, mumpung masih muda dan masih gesit melakukan ini dan itu.
Namun dibalik itu semua, terkadang kita harus mampu mengendalikan diri untuk tidak bekerja dengan berlebihan. Satu hal yang perlu disadari, bahwa tak semua kebutuhan semata-mata dihitung lewat materi. Sebelum menyesal kehilangan 4 hal berharga ini, sebaiknya mulai bekerja sewajarnya saja.
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
1. Waktu berhargamu bersama keluarga bisa hilang begitu saja. Toh sebenarnya bukan materi yang mereka nantikan
Bekerja lima hari dalam satu minggu, dimulai dari jam 8 pagi hingga jam 4 sore, ditambah lagi mesti kerja lembur pada hari libur. Pada akhirnya waktumu hanya habis untuk bekerja. Kamu terlalu fokus mencari nafkah sampai lupa bahwa kamu masih punya keluarga yang merindukan kepulanganmu.
Terkadang kamu lupa bahwa menghabiskan waktu bersama keluarga adalah kebutuhan pokok yang tak akan bisa terganti oleh apapun. Termasuk oleh pundi-pundi rupiah yang selama ini kamu hasilkan. Kebanggaan orangtua bukan hanya seberapa banyak kesuksesan yang diraih olehmu, namun juga bagaimana usahamu untuk meluangkan waktu bersama mereka.
Mungkin saat ini kamu belum menyadari. Tapi sebelum kamu terlambat, lebih baik luangkan waktumu untuk keluarga sekarang juga.
ADVERTISEMENTS
2. Bekerja tak pada porsinya akan membuatmu merasa sendirian. Ketika teman dan bahkan pacar memilih meninggalkan
Selain keluarga, juga ada keberadaan teman dan mungkin pacar yang bisa meninggalkanmu. Ketika kamu bekerja tak sesuai pada porsinya. Mereka yang memilih meninggalkanmu karena kamu yang tak punya banyak waktu, bukan karena mereka tak mau mengerti posisimu. Namun mungkin karena mereka yang sudah terlanjur lelah kamu abaikan berkali-kali. Dan juga berkali-kali kamu jadikan mereka sebagai prioritas kedua. Karena pekerjaan selalu menjadi prioritas utama bagimu.
Ketika akhirnya mereka pergi dan kamu baru merasakan sendiri, yang perlu kamu lakukan jelas harus interopeksi diri. Bukan malah menyalahkan mereka yang memilih pergi. Kamu harus bertanya kembali pada dirimu, sudahkah kamu memperlakukan mereka dengan layak selama ini?
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
3. Jangan menyepelekan kesehatan, kamu pun butuh berstirahat. Percuma materi berlimpah bila kamu sering sakit-sakitan
Banyaknya tuntutan dan mahalnya harga kebutuhan pokok memaksamu untuk tak lagi merasakan lelah dalam bekerja. Jangankan makan tepat waktu, bisa tidur cukup saja jarang kamu lakukan.
Kerja kerasmu memang membuahkan hasil, gaji pokok pasti kamu dapatkan lengkap dengan bonus dari atasan. Namun di balik semakin gendutnya isi dompet, justru kamu kian kurus dan tak terurus.
Memang dampak dari kerja ngoyo-mu itu belum terasa sekarang. Namun siapa sangka 10 tahun atau 15 tahun kemudian kamu mulai sakit-sakitan karena tidak bisa menjaga kesehatan tubuh dengan baik saat muda. Uang kerja kerasmu pun habis demi membiayai pengobatanmu sendiri. Maka bekerjalah selayaknya, karena uang yang kamu timbun tidak akan berarti apapun bila kamu sendiri tidak bisa menikmatinya.
ADVERTISEMENTS
4. Yuk bekerja semampu yang kamu bisa. Uang memang selalu kamu butuhkan, tapi waktu untuk bahagia tak akan bisa diulang
Usiamu memang bisa dibilang usia produktif, jadi wajar kalau kamu setiap hari merasa semangat bekerja. Apalagi kalau kamu memiliki obsesi tertentu, segala macam cara akan kamu lakukan untuk mewujudkan hal tersebut. Tak jarang, bekerja melampaui batas juga kamu lakukan setiap harinya.
Kamu memang akan mendapatkan semua yang kamu cita-citakan, ya seperti pekerjaan gemilang lengkap dengan materi yang berkecukupan. Namun di balik itu semua, kamu bisa kehilangan banyak hal. Hal-hal sederhana yang bisa mendatangkan kebahagiaan bisa saja kamu lewatkan begitu saja.
Kadang kedewasaan bisa diukur dari mana kamu menilai sebuah kebahagiaan, bukan hanya soal kemapanan saja.
Kehilangan hal-hal ini hanya akan menyisakan penyesalan untukmu. Berani berubah mulai sekarang?