Bocoran Bagaimana Orang Smart Bergaul. Salah Satunya: Nggak Buang Waktu Urusi Hidup Orang Lain

smart bergaul

Karena di dunia ini ada lebih dari 4 milyar manusia, kamu juga akan menemui karakter orang yang berbagai rupa. Ada yang menyenangkan dan ingin kamu jadikan teman selamanya, tapi ada juga yang menyebalkan dan kalau bisa dihindari selamanya. Sayangnya, tidak selamanya kamu bisa memilih orang-orang yang ingin kamu temui. Apalagi bila sudah masuk dunia kerja, suka tak suka, kamu harus bisa bekerja sama dengan orang yang memang bermacam-macam karakternya.

Karena itu, tanpa trik yang tepat untuk bergaul, kamu akan memforsir tenaga untuk hal-hal yang tidak perlu. Barangkali itulah yang membuat hidupmu terasa memberatkan. Karena lingkungan, dan bagaimana kamu menghadapi lingkungan adalah fakta yang sangat menentukan kesuksesan. Supaya yang nggak merasa lelah terus-terusan, yuk ikuti cara-cara orang smart dalam bergaul ini.

ADVERTISEMENTS

1. Kalau sudah terkenal mulutnya sering bocor, ya jangan ambil risiko berbagi cerita rahasia dengan mereka

Cerita ke mereka yang benar-benar terpecaya

Cerita ke mereka yang benar-benar terpecaya via unsplash.com

Di antara orang-orang yang di sekitarmu, pasti ada satu yang menjadi sumber informasi bagi semua orang. Istilah sederhananya sih tukang gosip. Dia tahu hal-hal update yang  orang lain tak tahu. Orang semacam ini sangat berguna sekaligus berbahaya. Dia bisa memberikan info-info yang kamu perlukan, sekaligus bisa menyebarkan info-info yang tak ingin kamu sebarkan.

Orang seperti ini biasanya punya sifat yang hangat, asyik diajak ngobrol, dan akrab dengan semua orang. Namun orang yang smart akan berpikir dua kali untuk membagi info-info rahasia kepada mereka. Karena mereka yang punya bibit-bibit ‘gossipers’, sangat nggak disarankan untuk dijadikan teman curhat.

ADVERTISEMENTS

2. Kalau ada teman yang berbohong, ikuti saja permainannya. Tak perlu mengkonfrontasinya, intinya cukup tahu saja

Kalem saja meskipun tahu teman sedang berbohong

Kalem saja meskipun tahu teman sedang berbohong via janetgreene-lifecoach.com

Tanda-tanda orang berbohong sebenarnya bisa terlihat bila kita cukup peka. Sebab mulut bisa mengarang cerita, namun gerak-gerik tubuhmu tidak bisa menipu. Entah itu tahu dari sumber lain, ataupun memahami sendiri dari membaca gerak-gerik, dibohongi memang menyakitkan. Selain ada rasa kesal, juga ada rasa disepelekan. Betul nggak?

Namun orang yang smart tidak akan mengonfrontasi secara langsung bila ada teman yang berbohong di depan mata. Selain buang-buang tenaga, rasanya juga kurang elegan. Dia akan diam saja, atau mengikuti permainannya. Justru dengan begitu kamu bisa menertawakan kebohongannya di dalam hati. Yang penting kamu tahu saja bahwa dia tidak bisa dipercaya.

ADVERTISEMENTS

3. Sindiran selalu menyakitkan. Tapi orang smart tahu caranya pura-pura bego dan abai pada semua nyinyiran

Bocoran Bagaimana Orang Smart Bergaul. Salah Satunya: Nggak Buang Waktu Urusi Hidup Orang Lain

Yeah, whatever~ via giphy.com

“Aduh, pulang malem mulu? Pastinya kaya banget nih!”

Setujukah kamu bahwa disindir-sindir dan dinyinyiri lebih menyebalkan daripada dikonfrontasi langsung. Sindiran jauh lebih menyakitkan dariapda saat dikatakan maksud yang sebenarnya. Namun orang-orang yang menyindir biasanya adalah mereka yang tidak berani menyampaikan isi pikirannya secara langsung. Karena itu menanggapi mereka hanyalah membuang-buang waktu. Orang yang smart tahu apa yang harus dipedulikan dan apa yang lebih baik diabaikan. Pura-pura nggak dengar, atau pura-pura bego lebih bijaksana. Dengan begitu, kamu juga akan lebih mantap untuk melangkah.

ADVERTISEMENTS

4. Orang smart tak perlu punya banyak teman. Namun mereka tahu siapa saja yang layak dipertahankan

Teman tak perlu banyak, yang penting berkualitas

Teman tak perlu banyak, yang penting berkualitas via unsplash.com

Hidupmu menjadi berat, barangkali karena kamu merasa perlu menyenangkan semua orang. Kamu ingin menjadi teman untuk semua orang. Karena itulah, kamu berusaha keras mengubah dirimu atas nama menyesuaikan diri agar bisa diterima. Bila betul begitu, wajar bila hidupmu terasa sulit. Sebab bagaimanapun kamu mencoba, kita memang tidak akan bisa menyenangkan semua orang. Orang yang smart tahu bahwa mereka tidak harus memiliki banyak teman. Karena teman yang banyak pun belum menjamin bahwa mereka tidak kesepian, karena selalu ada orang yang diandalkan. Orang yang smart tahu pasti siapa saja yang layak dipertahankan.

ADVERTISEMENTS

5. Orang smart tahu siapa-siapa yang harus dihindari. Menghabiskan waktu menanggapi mereka hanya akan merugikan diri sendiri

Tahu siapa yang harus dihindari

Tahu siapa yang harus dihindari via unsplash.com

Selain tahu siapa yang layak dipertahankan, mereka juga tahu siapa-siapa yang harus dihindari. Ada si manipulatif, yang akan mendedikasikan seluruh hidupnya untuk membuatmu tunduk padanya. Ada dia si narsis, yang akan selalu berusaha memusatkan perhatian semua orang kepada dirinya. Ada dia si tukang mengeluh yang bisa menyedot energi positif yang kamu punya, sehingga kamu pun tergoda untuk mengeluh juga. Karena lingkungan memang sangan menentukan. Kamu harus bisa mengenali siapa-siapa yang membawa pengaruh buruk dalam hidupmu, untuk kemudian menghindarinya.

ADVERTISEMENTS

6. Orang yang smart tidak akan mudah terprovokasi. Manajemen hati dan menjaga jarak dari suatu perspektif adalah keahliannya

Tahu cara ambil cara pandang yang bijak

Tahu cara ambil cara pandang yang bijak via unsplash.com

Manajemen hati adalah hal yang wajib dimiliki untuk melewati hidup sehari-hari. Sama seperti keuangan yang harus diatur, emosi juga. Salah satunya adalah dengan cara selalu menjaga jarak dari peristiwa. Dengan begitu, kamu tidak akan mudah terprovokasi oleh informasi-informasi yang kamu sendiri belum tahu kebenarannya. Perkembangan zaman membuat informasi begitu mudah tersebar. Karena kita harus memilih dan memilah mana yang benar dan mana yang salah. Terburu-buru mengambil kesimpulan, selain merugikan juga akan memalukan.

7. Ketika sebuah masalah terjadi, mencari solusi adalah hal yang menjadi fokusnya. Bukan mencari tahu siapa yang paling bersalah dari semua ini

Penyelesaian masalah lebih penting daripada siapa yang salah

Penyelesaian masalah lebih penting daripada siapa yang salah via unsplash.com

Masalah terjadi untuk diselesaikan. Pertama-tama, kamu memang harus tahu pangkal masalahnya, dan mengapa hal itu bisa terjadi. Dari sana, kamu akan menemukan solusi yang tepat. Orang yang smart tidak akan menghabiskan waktu untuk mencari orang yang paling bersalah dari semua ini. Itu bisa menunggu nanti, karena saat ini yang terpenting adalah menemukan solusi. Bila akhirnya dirinya sendiri yang paling bersalah, dia juga tidak akan sibuk mencari kambing hitam. Daripada melempar-lempar kesalahan kepada orang lain, dia memilih untuk mengakui bahwa dia melakukan kesalahan dan segera memperbaiki.

8. Terus mendendam kepada orang lain justru akan menghabiskan energi. Memaafkan bukan berarti melupakan, namun setidaknya bebanmu juga akan berkurang

Mendendam hanya memberatkan diri sendiri saja

Mendendam hanya memberatkan diri sendiri saja via www.foxsports.com

Menyimpan dendam dalam hati sama artinya dengan membebani diri sendiri. Kamu akan terus mengingat betapa sakitnya perlakuan yang kamu terima. Seorang yang menyimpan dendam, barangkali jauh lebih terbebani daripada dia yang melakukan kesalahan. Karena itu, orang yang smart tidak akan repot-repot menyimpan dendam. Prinsipnya adalah memaafkan bukan berarti melupakan. Dengan memaafkan, berarti kamu melepaskan beban itu dari hatimu. Namun kamu juga mengambil pelajaran bahwa dia yang melukaimu tidak bisa dipercaya lagi. Pengetahuan itu lebih menguntungkan daripada terus-terusan mendendam dan menyiksa diri sendiri.

Lingkungan sekitar kita dan orang-orang yang kita temui sehari-hari tidak bisa berubah. Mereka memiliki hidup dan karakternya sendiri-sendiri. Namun kamu bisa memilih bagaimana bersikap dalam sebuah pergaulan. Karena ini hidupmu sendiri, kamu sendiri yang bisa menentukan bagaimana warnanya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penikmat kopi dan aktivis imajinasi

Editor

Not that millennial in digital era.