Saat kecil dulu, saya paling senang kalau mendapat piala dari lomba mewarnai. Meskipun kalau sekarang dipikir-pikir, lebih mending dikasih uang jajan saja daripada piala yang hanya bisa dipajang. Untuk anak kecil seusia taman kanak-kanak, penghargaan seperti piala itu bisa menjadi semangat untuk menorehkan prestasi lainnya. Waktu itu, saya merasa bangga sudah diakui oleh orang-orang sekitar. Namun, semakin dewasa saya sadar kalau pengakuan seperti itu mungkin akan memberikan kita kebahagiaan sesaat, tidak untuk selamanya.
Di tahun 2021 ini, saya merasakan kesendirian yang sangat dalam. Tepat di masa akhir kuliah, tidak ada teman-teman yang membersamai saat kesulitan menyusun skripsi. Sebelum pandemi melanda, saya cukup optimis akan lulus di waktu yang direncanakan dan dengan target yang tinggi. Saat itu, saya berpikir akan selalu bersama teman-teman yang berjuang menyusun sripsi pula. Namun, tiba-tiba semua pergi dan tinggal lah saya sendiri.
Dari situlah saya kemudian mengingat pesan ayah dan ibu untuk menyelesaikan apa yang sudah dimulai. Tanpa mengandalkan orang lain, hanya diri saya sendiri.
ADVERTISEMENTS
Sejak kecil orang tua selalu mengajarkan untuk bertanggung jawab dengan pilihan yang diambil, termasuk menyelesaikan apa yang sudah dimulai
Ketika teman-teman yang menjadi motivasi di masa akhir kuliah hilang, saya teringat dengan masa-masa lulus SMA. Saat itu, saya sedang bingung setengah mati dengan jurusan yang akan diambil. Meskipun sudah ada pilihan, tetapi ada banyak pertimbangan yang membuat saya berpikir cukup lama. Akhirnya, setelah berdiskusi dengan orang tua, saya jatuhkan pilihan pada jurusan sastra. Dengan sangat percaya diri saya mengikuti kuliah, tetapi terkadang saya merasa kalah jauh dengan teman-teman lainnya. Sempat muncul rasa ragu untuk lanjut, tetapi saya teringat dengan ajaran orang tua saat kecil, yaitu bertanggung jawab dengan pilihan dan menyelesaikan apa yang sudah dimulai.
ADVERTISEMENTS
Di tahun 2021 ini, sempat merasa tidak bisa menyelesaikan semua yang sudah dimulai, namun perlahan mencoba menata pikiran dan emosi sehingga semua bisa terlalui
Semester demi semester saya lalui dengan baik, IPK saya jauh melebihi target dan ternyata keraguan itu terhapus begitu saja. Tiba-tiba, waktu bergulir ke tahun 2021, tahun yang saya targetkan menjadi tahun terakhir kuliah. Sempat merenungi nasib mengapa di tahun terakhir kuliah saya tidak bisa bersama dengan teman-teman karena pandemi. Tak hanya itu, saya juga takut tidak bisa lulus tepat waktu karena tidak ada motivasi. Namun, perlahan saya menata emosi dan pikiran sehingga lembar demi lembar skripsi saya berhasil tersusun.
ADVERTISEMENTS
Sampai pada titik semua telah berhasil dilalui dan menghasilkan pencapaian besar, setidaknya itu menurut saya sendiri
Akhirnya, di tahun 2021 pula, saya berhasil untuk lulus dengan hasil yang menurut saya pribadi sangat memuaskan. Orang-orang mungkin tidak tahu mengenai itu, tetapi ingat bahwa pengakuan dari diri sendiri adalah yang terpenting. Selama kuliah sampai dinyatakan lulus, hanya saya sendiri lah yang mengetahui perjuangan itu. Maka, saya merayakan kebahagiaan itu dengan mengucap syukur dan memberi penghargaan untuk diri saya sendiri.
ADVERTISEMENTS
Tak pernah berekspektasi lebih, orang-orang di sekitar turut berbahagia atas pencapaian itu. Mereka menyampaikan ucapan selamat, ada pula yang memberi hadiah
Mengingat tahun 2021 dengan segala kesendirian yang saya alami, maka saya tidak pernah berharap dengan pengakuan dari orang lain. Meskipun begitu, ternyata orang tua, teman-teman bisa hadir memberikan ucapan selamat atas pencapaian saya. Untuk sesaat, saya sangat senang dan bahagia dengan semua hadiah dan ucapan yang diterima.
ADVERTISEMENTS
Namun, semua kebahagiaan itu saya rasakan sesaat. Lalu kemudian saya sadar, tidak ada yang lebih berbahagia atas pencapaian itu selain saya sendiri
Setelah kelulusan berlalu, di tahun 2021 pula saya harus berjuang untuk mendapatkan pekerjaan. Kebahagiaan selama kelulusan itu kemudian berganti dengan perasaan cemas. “Apakah aku akan mendapatkan pekerjaan?”, “Akankah pekerjaanku nanti sesuai dengan harapan?” pertanyaan itu muncul berulang-ulang sampai pada akhirnya saya mendapatkan pekerjaan pertama. Tidak ada orang yang mengerti betapa bahagianya saya di waktu itu, kemudian saya sadar kalau memang tidak ada yang lebih berbahagia atas pencapaian selaian diri saya sendiri.
Tahun 2021 ini memang sangat berarti, di tengah keadaan yang serba tidak menentu, saya bisa berbahagia dengan pencapaian demi pencapaian yang saya alami. Tak henti saya bersyukur dengan segala proses yang dialami sampai akhirnya di titik ini. Semoga tahun depan bisa menjadi tahun yang penuh kebahagiaan, tidak hanya untuk diri saya sendiri, tetapi untuk kalian semua ya SoHip!