Nggak nyaman kalau harus tampil atau presentasi di depan kelas? Mendadak mulut terkunci setiap kali bertemu teman-teman baru? Berulang kali dapat komentar “Waktu pertama kali liat lo, gue kira lo kalem, sumpah!” dari teman-teman? Entah kamu merasa atau tidak, bisa jadi kamu sebenarnya terlahir sebagai pribadi yang pemalu.
Sifat pemalu kadang dicap negatif di masyarakat kita. Mungkin orangtuamu dulu sering berkata: “Ayo dong Mbak, ngobrol sama anaknya si Tante tuh… Jangan malah diam di kamar!” atau “Kok kamu nggak mau nyapa Mas X duluan? ‘Kan dia lebih tua…”
Padahal, orang yang pemalu sebenarnya bukan sengaja menjauhkan diri dari orang lain. Makhluk yang satu ini emang punya cara berpikir yang sedikit beda dari kebanyakan orang. Pemalu nggak selalu negatif kok. Justru, mereka yang pemalu biasanya lebih pakai akal dan berhati-hati alias nggak ceroboh.
Kesalahpahaman orang-orang mungkin kerap membuat darahmu mendidih. Nah, di artikel ini, Hipwee akan mencoba merangkum: kalimat-kalimat apa saja sih yang selalu ingin kamu lontarkan kepada mereka yang salah paham?
ADVERTISEMENTS
1. “Bukannya sombong atau enggan diajak bicara. Aku hanya kurang nyaman jika berada di ruangan yang sama dengan orang-orang yang tak kukenal sebelumnya.”
“Pas pertama kali ketemu, kamu diem aja. Kayak nggak mau diajak ngobrol.”
“Iya, gue kira loe sombong pas pertama kali lihat.”
Padahal bukannya kamu sombong; kamu memang seringkali nggak nyaman ketika harus berada satu ruangan dengan orang yang belum kamu kenal. Bukannya kamu nggak mau diajak bicara juga; kamu hanya tak berani memulai obrolan. Seandainya mereka menyapamu lebih dulu, kamu toh akan berusaha membalasnya dengan baik.
Ketika kamu terjebak dalam situasi seperti ini, jalan keluarnya emang cuma satu, hadapi! Sekalipun sebenarnya kamu bakal males banget, tapi ini satu-satunya cara buat mengatasi ‘keanehan’-mu. Hal ini juga disampaikan oleh Lynne Henderson dari The Shyness Institute, Berkeley, California.
Menurut Henderson, orang pemalu biasanya cuma ragu-ragu sama apa yang pengen mereka sampaikan. Jadi, kuncinya adalah niat dan fokus. Harus niat cari satu atau dua orang buat diajak ngomong. Lalu, fokuskan pikiran buat menemukan topik yang emang kamu mau dan kira-kira mereka bakal tertarik.
ADVERTISEMENTS
2. “Saat orang lain bicara, aku memang tak terlalu suka berkomentar. Tapi bukan berarti malas, aku justru berusaha jadi pendengar.”
Biarpun mereka mungkin tak banyak bicara, orang pemalu biasanya suka memperhatikan dan jadi pendengar yang baik. Alhasil, mereka adalah teman dan rekan kerja yang baik.
Profesor C. Barr Taylor dari Stanford University berpendapat kalau sifat pemalu itu justru jadi kelebihan tersendiri, karena kamu lebih bisa mengamati apa yang terjadi di sekitarmu. Ketika kamu terlibat dalam suatu pembicaraan, kamu akan benar-benar memperhatikan orang yang sedang berbicara. Kamu tak akan memotong kalimat seseorang. Kamu pun tak akan mengomentari atau mengkritisi setiap kalimat orang tersebut hanya karena ingin menarik perhatian orang di seluruh ruangan. Bukankah kamu teman mengobrol yang menyenangkan?
ADVERTISEMENTS
3. “Jangan menganggapku telmi atau tulalit. Sebelum mengomentari sesuatu, justru aku selalu berpikir terlebih dulu.”
Salah satu mitos tentang orang pemalu adalah mereka itu telat mikir alias nggak bisa paham kondisi sosial! Waktu teman-temannya ketawa karena joke tertentu, mereka mungkin diam saja — yah, maksimal menyunggingkan senyum di wajah, deh. Waktu teman-temannya melemparkan komentar yang pedas pada suatu hal, dia pun nggak akan langsung bereaksi. Dia bakal ambil waktu sebelum ikut mengomentari sesuatu.
Seandainya mereka tahu: orang pemalu itu bukannya telat mikir. Kamu justru selalu mikir dulu sebelum melontarkan sesuatu. Entah karena takut kalau-kalau omonganmu bisa melukai hati orang, khawatir lawan bicaramu nggak bisa menangkap maksudmu, atau cemas karena becandaan-mu bakal dibilang garing.
Memang sih, kamu kadang pusing sendiri karena overthinking alias terlalu banyak mikir. Segala hal yang “kebanyakan” itu pun sebenarnya nggak baik. Tapi sekali lagi, ini bukan berarti kamu telmi, ya…
ADVERTISEMENTS
4. “Orang yang pemalu itu belum tentu introvert. Walau sedikit tak nyaman, sebenarnya aku juga senang berkumpul di keramaian.”
“Introvert banget sih lo?”
“Ha? Yang introvert siapa?”
Yup, mungkin kamu seringkali “dituduh” punya kepribadian introvert oleh mereka yang berada di sekitarmu. Memang orang-orang masih banyak yang menganggap bahwa ‘pemalu’ dan ‘introvert’ itu bisa ditukar. Padahal, orang pemalu nggak selalu introvert, begitu juga sebaliknya.
Pada intinya, orang yang introvert itu akan lebih bersemangat ketika sendirian. Energi mereka akan terkuras kalau harus bertemu banyak orang. Orang yang pemalu belum tentu lebih berenergi kalau sendiri. Mungkin mereka sebenarnya senang-senang saja bertemu banyak orang, walaupun selalu ada sedikit perasaan nggak nyaman jika orang tersebut belum sepenuhnya mereka kenal. Kalau sudah kenal, kamu yang pemalu sama sekali nggak keberatan hang out dengan teman-temanmu, kok! Bahkan tak jarang, kamu yang tadinya pemalu akan berubah menjadi manusia paling urakan sedunia ketika kamu sudah merasa nyaman dengan teman-temanmu.
ADVERTISEMENTS
5. “Please, berhenti bilang ‘Kamu ngomong dong…’ Kalau aku memang punya sesuatu untuk diomongin, aku juga bakal ngomong kok!”
“Kok kamu diem aja sih? Ngomong dong…”
“Emmm… Ngomong apa?”
“Ya nggak tahu. Kamu maunya ngomong apa?”
“Nggak tahuuuuu…. Jangan paksa akuuuuu…. Huhuhuhu!”*Senyum*
Ada orang pemalu yang akan tiba-tiba jadi urakan begitu merasa nyaman dengan teman-temannya. Namun, banyak juga orang pemalu yang memang pendiam. Hemat kata, tak banyak bicara. Begitu disuruh ngomong, mereka justru bakal tambah bingung mau ngomong apa. Memaksa mereka berbicara itu seringkali cuma bikin tambah canggung!
Tapi menurut Lynne Henderson, sikap pendiam ini sebenarnya juga bisa bermanfaat, lho. Misalnya, ketika kamu yang pemalu harus memimpin sebuah kelompok atau jadi bos di perusahaan, kamu akan mampu menciptakan suasana kerja yang lebih tenang dan teratur. Akhirnya, ini pun akan membuat orang lain bersikap segan dan hormat padamu. Coba deh pikir-pikir: sebagian besar bos di dunia ini selalu mampu bersikap tenang dan mengontrol emosi, bukan? Jarang-jarang lho ada bos yang cerewet kayak petasan banting.
ADVERTISEMENTS
6. “Aku memang pemalu, tapi tak lantas kamu bisa sembarangan nyuruh-nyuruh aku melakukan sesuatu. Semua orang juga tak mau diatur-atur, begitu juga aku!”
Sekalipun pemalu, kamu tetap punya aspirasi dan keinginan sendiri. Kamu nggak mau didikte, termasuk disuruh-suruh atau bahkan dipaksa buat berubah jadi nggak pemalu. Mungkin kamu nggak benar-benar menampakkannya, namun paksaan ini justru yang sering bikin kamu sebal. Selama masih bisa membangun interaksi sosial yang cukup, kamu yang pemalu nggak perlu berubah, kok!
7. “Meski aku pemalu, jangan pernah meremehkan bakat dan kemampuanku untuk jadi pemimpin.”
Kamu yang pemalu sering harus bekerja ekstra buat bisa menonjol di antara orang-orang lain. Tak terkecuali di tempat kerja. Pasalnya, karena sifat malu-malumu, nggak banyak orang yang tahu watak asli dan kemampuanmu yang sebenarnya. Tapi bukan berarti kamu nggak mampu jadi pemimpin. Justru ketika sudah berada di posisi paling atas, mereka bisa menjadi luar biasa. Toh politisi Abraham Lincoln, aktris Hollywood Audrey Hepburn, dan Pak Boediono itu semuanya pemalu?
8. “Ketika kubilang ‘aku nggak mau namaku disebut’, itu bukan karena aku sok rendah hati. Tolong mengerti, aku memang tak mau jadi sorotan.”
Satu lagi kelebihan umum para pemalu: jadi idola di tempat kerja. Sebabnya, kamu yang pemalu selalu lebih mampu mengendalikan emosi dan watak pribadi, sehingga bisa tetap cool di hadapan banyak orang dan disegani.
Orang pemalu juga biasanya lebih banyak bekerja dalam diam daripada pamer kemampuan. Dengan ini, kamu bekerja bukan karena ingin pengakuan. Jadi waktu teman-temanmu mendorong punggungmu supaya kamu maju ke depan, waktu rekan-rekan kerjamu bilang “Cieeee….” karena kamu dipuji bos, kamu akan merasa tak nyaman. Bukan karena kamu sok rendah hati, tapi karena kamu memang malas jadi sorotan!
9. “Orang yang sebenarnya pemalu sebenarnya belum tentu kelihatan pemalu. Jadi terserah deh, kamu mau percaya aku pemalu atau bukan!”
“Aku ini pemalu, tahu.”
“Pemalu dari Hong Kong?!” *kemudian teman-temanmu tertawa kayak setan*
Yep, walaupun kamu sebenarnya kurang nyaman berkenalan dengan orang baru, walaupun tampil di depan umum selalu membuat lidahmu kelu, teman-temanmu cuma akan tertawa kalau kamu mengaku sebagai pemalu. Kenapa? Karena sikap-sikapmu nggak terlihat malu-malu!
Tapi hey, orang pemalu yang tak terlihat pemalu sebenarnya tak pernah mengubah sifatnya. Kamu tetap pemalu, kamu hanya mampu mengatasi kecemasan-kecemasan dan ketidaknyamanan yang kamu rasakan itu. Boleh jadi kamu punya banyak teman. Boleh jadi kamu public speaker yang baik. Boleh jadi kamu memimpin suatu organisasi pemuda dan jadi bintangnya.
Tapi, kalau ditanya apakah kamu pemalu? Ah… Kamu selalu tahu jawabannya. 🙂