Hidup sendiri di perantauan memang tak mudah dijalani. Selain jauh dari keluarga dan sanak saudara, kamu pun harus siap mental menghadapi kejadian-kejadian di luar kuasamu. Seperti saat uang di tabungan sudah menipis, sementara hari gajian masih jauh sekali. Bukan, kamu bukannya sosok cewek yang boros ataupun mudah tergoda diskon. Tapi memang kebutuhan hidup dan biaya-biaya tak terduga yang buatmu sering oleng begini.
Oh oke, belum bayar uang sewa kontrakan. Paketan juga habis dalam dua hari ke depan. Belum juga ngirim uang jajan ke adik-adik di rumah. Duh, ternyata sakit tak berdarah itu begini rasanya.
Saat keadaan sudah genting begini, mau tidak mau kamu hanya bisa mengesampingkan lelah yang dirasa. Kamu harus kencangkan ikat kepala dan berjuang dua kali kerasnya agar bisa bertahan pada masa-masa kritis sebelum gajian tiba. Untukmu yang sering mengalami uang menipis padahal gajian masih lama, momen-momen perjuangan ini pasti khatam kamu rasa. Bacanya pelan-pelan ya, dan mengangguklah kalau salah satu momen di bawah ini tengah kamu alami.
ADVERTISEMENTS
1. Meski malasnya luar biasa, kamu terpaksa mencatat pengeluaran sedetail-detailnya. Biar harta karunmu yang tersisa tak terpakai percuma
Sebelumnya kamu sangat loyal ketika mengeluarkan uang. Beli ini dan itu mudah sekali tanpa beban. Jangankan mencatat pengeluaran, melihat struk hasil belanja saja kamu ogah. Kamu takut sendiri tentang sudah seberapa banyak uang yang sudah kamu keluarkan. Namun ketika keadaan mepet begini, kebiasaan tersebut terpaksa kamu coret sendiri. Kini kamu berteman dengan catatan pengeluaran. Kamu bahkan mengumpulkan struk hasil belanja supaya nggak ada yang terlewat. Hal ini kamu lakukan biar ‘hartamu’ yang kian menipis nggak bocor dan aman terjaga.
ADVERTISEMENTS
2. Pekerjaan sampingan yang sempat ditinggalkan akhirnya kembali kamu lakukan. Mulai dari freelance sampai jualan makanan
Setelah menemukan pekerjaan yang cukup mapan, kamu menghentikan sampingan yang sebelumnya pernah kamu lakukan. Alasannya beragam, mulai dari nggak ada waktu sampai malu. Namun kini, kamu terpaksa bebal dengan rasa malu. Kamu kembali melakukan pekerjaan sampingan yang hasilnya tak seberapa itu. Lelah setelah seharian bekerja dan mengurus sampingan tak menjadi apa. Semua kamu lakukan agar kondisi keuanganmu tak roboh.
ADVERTISEMENTS
3. Kegiatan tak berfaedah dan buang-buang uang harus dicoret diakhir pekan. Diam di kamar dan maraton drama pun jadi pilihan
Ngopi-ngopi cantik sampai dinner di restoran fancy, selalu menjadi kegiatan di akhir minggu. Semua kamu lakukan biar nggak kalah dengan teman-teman. Namun ketika kondisi keuangan udah nggak memungkinkan, kegiatan buang-buang uang tersebut tepaksa kamu coret sendiri. Kini lebih baik berdiam diri di kamar sembari maraton drama, daripada merelakan lembar-lembar uangmu terbuang percuma.
ADVERTISEMENTS
4. Mengingat-ingat siapa saja yang pernah kamu pinjami uang jadi saat yang menyenangkan. Paling tidak kamu punya cadangan saat nanti benar-benar kehabisan
Selain loyal dalam belanja, kamu juga loyal dalam menolong sesama. Kamu nggak berpikir panjang saat ada teman yang datang untuk pinjam uang. Kini saat kamu sedang butuh-butuhnya, momen mengingat-ingat siapa saja yang pernah kamu pinjami uang menjadi saat yang menyenangkan. Rasanya kamu tengah menemukan cadangan sumber daya yang bisa sewaktu-waktu bisa diandalkan. Ya meskipun harus berjuang dulu untuk kembali mendapatkannya.
ADVERTISEMENTS
5. Sejenak kamu melupakan jajan di luar. Bangun pagi-pagi dan belanja ke pasar, demi menghemat pengeluaran
Keterbatasan dana untuk jajan buatmu harus pintar-pintar mengatur keuangan. Salah satunya kamu terpaksa mengurangi jajan di luar. Meski tak terlalu pintar memasak, kamu mau tak mau memasak sendiri demi menghemat pundi-pundi. Selera makanmu pun untungnya selalu bersahabat, sehingga tak masalah meski harus makan masakan sendiri.
ADVERTISEMENTS
6. Memanfaatkan fasilitas kantor dengan maksimal. Seperti pulang larut malam demi wifi-an gratis berjam-jam
Kalau sudah dalam rangka berjuang demi hemat, kamu jadi makin kreatif dalam mencari celah. Salah satunya dengan memanfaatkan fasilitas kantor dengan maksimal. Kamu rel pulang malam hanya untuk bisa wifi-an. Daripada menggunakan paket data pribadi yang nantinya buat pengeluaranmu membangkak lagi, lebih baik merelakan waktu pulang kerjamu. Dari urusan download drama hingga kebutuhan di sosial media, semua bisa dipangkas hanya dengan menunda kepulangan sedikit lebih lama.
7. Daripada naik taksi online, kamu lebih memilih nebeng teman. Meski harus sedikit bermuka tebal dan merasakan penolakan
Zaman memang sudah semakin canggih. Tinggal tap tap dan scroll scroll kamu bisa membeli sesuatu bahkan memesan taksi untuk pergi ke suatu tempat. Namun ketika sedang tiris begini, mau tak mau kamu harus melupakan sejenak memesan taksi online ini. Sebagai gantinya kamu memilih menebeng teman-temanmu. Meskipun harus menebalkan muka dan kadang mengalami penolakan dari mereka.
8. Meski harus hidup pas-pasan dan sederhana, momen perjuangan sebelum gajian ini jelas membuat hidupmu ada gregetnya
Menjalani hidup pada momen kritis seperti ini memang nggak enak. Banyak tantangan yang perlu hadapi meski dengan kemampuan yang terbatas. Namun meski nggak enak, kamu jadi belajar bahwa terkadang hidup memang kadang berjalan nggak sesuai dengan kehendak. Ada kalanya kamu justru bersyukur karena tanpa momen miris ini, mungkin hidupnya hanya akan berjalan tanpa greget dan alur.
Sebagai cewek yang tinggal di perantauan, kamu memang dituntut untuk serba bisa. Ada atau tidaknya pacar di sisi, bukan sebuah jaminan untukmu bisa belajar menjadi mandiri. Lewat momen-momen perjuangan saat kantong tipis ini kamu tak sekadar menjadi mandiri. Tapi lebih dari itu, kamu juga mengembangkan nalurimu sebagai cewek dan calon istri untuk bertahan dan berpikir lebih kreatif lagi. Semoga kamu yang tengah mengalami kondisi ini selalu dikelilingi hal-hal baik! Semoga juga semangatmu untuk terus bertahan tak pernah terkikis.