Entah karena memang sifat dasarnya atau pengaruh belum siapnya menerima kemajuan teknologi, perilaku norak seringkali terjadi. Mirisnya, meski katanya sudah melek teknologi, banyak generasi millenials yang masih melestarikan perilaku yang kurang bermanfaat ini. Motifnya tidak lain untuk gaya-gayaan agar mendapatkan perhatian, atau cenderung ke memuaskan rasa penasaran. Tidak jarang juga perilaku norak ini terjadi karena terdorong emosi.
Dalam konteks ini, perilaku norak bukan hanya tak biasa atau berlebihan, tapi sudah menjurus ke hal-hal yang menganggu, Balkan merugikan banyak orang. Sayangnya kamu yang notebene merupakan generasi millenials yang melakukan perilaku norak ini kerap kali tak sadar, bahwa ada hal yang juga merugikan dirimu sendiri.
Kamu jadi jalan di tempat alias tak berkembang dari segi kodratmu sebagai manusia. Seram, bukan? Tapi tetap saja kamu lakukan berulang-ulang. Seperti hal-hal di bawah ini, yang sungguh norak sekali. Sisi eleganmu sebagai pribadi jelas sudah menguap dan tak ada sisa lagi.
ADVERTISEMENTS
1. Kebut-kebutan di jalan biar gaya. Tapi giliran ditilang pihak yang berwenang malah marah-marah di media sosial
Usia awal dua puluhan memang buat jiwa mudamu meledak-ledak. Rasa ingin diakui dan diperhatikan begitu kental terasa hingga berani melakukan apa aja. Salah satunya kamu turut ikut balapan liar dan kebut-kebutan.
Parahnya, kamu melupakan pakai pelindung seperti helm dan hanya spontan layaknya mau pergi jajan di dekat rumah. Giliran ditantang teman, kamu selalu maju paling depan. Namun jika kena tilang karena tak patuh aturan, jiwa mudamu yang berani jadi mengkerut sendiri. Lah gimana?
ADVERTISEMENTS
2. Mendukung tim kesayangan sih boleh-boleh saja. Namun kalau sampai merusak fasilitas umum norak kan jadinya
Baru-baru ini tengah hangat diperbincangkan. Stadion GBK yang masih baru kinyis-kinyis karena baru saja direnovasi dirusak supporter bola. Diketahui mereka yang memaksa masuk ini tak kedapatan tiket saat sebuah pertandingan yang menghadirkan idola mereka. Miris memang jika biaya yang tak sedikit dialokasikan untuk renovasi, dirusak dalam waktu semalam.
Kalau kamu termasuk anak muda yang benar-benar millenials sih seharusnya tak sampai kebangetan seperti itu. Malu ih sama tuntutan yang sering kamu lontarkan jika perilaku saja masih norak dan merusak.
ADVERTISEMENTS
3. Masih ingat kasus pemetikan Edelweis dan perusakan taman bunga? Demi konten di medsos, mereka tak ragu untuk merusak alam
Tak hanya fasilitas umum yang dirusak, tapi keseimbangan alam juga turut diancam. Masih ingat dengan kasus pemetikan bunga edelweiss yang viral? Atau perusakan taman bunga Amarilis di Jogja? Tujuannya cukup sederhana, tak jauh-jauh untuk menghiasi media sosial dan mendapatkan banyak likes tentunya.
Namun anak muda yang benar-benar berjiwa muda seharusnya tak berperilaku demikian. Kamu perlu aware dengan lingkungan meskipun tangan udah gatal ingin mengambil.
ADVERTISEMENTS
4. Demi kepraktisan, banyak orang menganggap jalanan sebagai tong sampah berjalan. Malu ih sama mobilmu yang mahal
Tiap banjir, ngeluh. Ada genangan air sedikit nyinyir di media sosial. Namun kalau diminta membuang sampah pada tempatnya, selalu pura-pura lupa. Emang kamu dasarnya bebal atau menghamba kepraktisan, buang sampah di jalanan menjadi satu-satunya pilihan. Padahal kalau sedikit mau menggunakan akal, kamu bisa menyimpan dulu sampahnya lalu dibuang saat mobilmu sampai di tujuan. Cara elegan juga ada, yaitu dengan menyediakan tempat sampah sendiri di dalam mobilmu.
ADVERTISEMENTS
5. Beda pendapat sedikit, main semprot. Padahal dengan adanya perbedaan hidup jadi berwarna dan nggak monoton
Perilaku norak lainnya adalah main semprot di media sosial hanya karena berbeda pandangan. Makanya akhir-akhirnya sering terjadi war di media sosial untuk menunjukkan siapa yang bisa bertahan hingga akhir perdebatan. Padahal yang namanya perbedaan bukankah untuk memberi warna pada kehidupan? Kalaupun tidak sependapat, seharusnya kamu yang mengaku anak muda bisa menyelesaikan tanpa menggunakan otot semata.
ADVERTISEMENTS
6. Membunyikan klakson padahal lampu merah masih tersisa beberapa detik, selain norak itu pun agak menyebalkan
Ini sering kali terjadi. Saat cuaca sedang terik-teriknya, kamu merasa buru-buru ingin segera sampai tujuan. Makanya saat terhalang lampu merah, kamu tak henti-hentinya membunyikan klakson untuk meminta pengendara di depanmu jalan duluan. Padahal kalau kamu sedikit membuka kaca helm dan melihat lebih jelas, lampu merah tersebut belum sepenuhnya kelar. Jelas saja perilaku norak ini buat orang-orang tak nyaman. Sebab perilaku tersebut terlalu berlebihan untuk ukuran pengguna jalan.
7. Mengakui karya orang lain sebagai milik pribadi memang bisa buatmu tenar mendadak. Tapi ketahuan namamu pasti bakal rusak
Zaman sekarang untuk jadi tenar itu mudah. Salah satunya dengan mengakui karya-karya milik orang yang dirasa ‘kamu banget’. Ingat dengan kasus seorang anak muda yang mengaku tulisan orang lain? Dia dengan singkatnya tenar dan dapat banjir pujian. Namun setelah fakta keluar, publik justru menyerang dan memberikan predikat plagiat. Kalau hanya untuk menjadi tenar tapi ujung-ujungnya malah bikin rusak nama baik sendiri, apakah kamu siap dan berani menanggung konsekuensinya nanti?
Mulai dari kebut-kebutan di jalan, merusak fasilitas umum yang baru selesai dirawat, sampai mengaku karya orang lain, memang seperti sejata makan tuan. Awalnya kamu akan mendapat perhatian tapi akhirnya kamu hanya bisa merugikan. Udah buat rugi, apa yang kamu lakukan norak lagi. Kalau sudah begini kan, kamu jelas membuang waktu meng-explore masa mudamu. Daripada berperilaku norak seperti itu, mending bantuin ibu masak atau cuci piring ajalah sekalian. Jelas bermanfaat!