Banyak yang bilang dan mengamini, kalau usia 25-an itu usia pas untuk sampai di tahap pernikahan. Tapi realitanya, banyak juga yang harus menelan getir nasib karena harapannya tak tercapai. Bagaimana bisa menikah tepat di usia seperempat abad, kalau pacar saja belum punya, atau batang hidung jodohnya belum terlihat. Bahkan ada yang sampai galau berhari-hari karena pencapaian soal jodoh belum juga menemui titik terang di usia paling krusial ini.
Padahal kalau berbicara soal pencapaian di usia 25-an, kamu tak harus berpatok diurusan nikahan melulu. Ada banyak pencapaian yang bisa dan mungkin lebih penting dibanding harus galau melulu memikirkan jawaban atas pertanyaan “Kapan kamu nikah?”. Pencapaian yang juga membuat dirimu berbangga diri, kalau langkahmu pun ada di depan meski menikah di usia muda belum bisa dicapai.
ADVERTISEMENTS
1. Punya karir sesuai harapan, mulai dari posisi di kantor yang terbilang tinggi sampai punya segudang pengalaman di usia semuda ini
Setelah lulus kuliah, tuntutan selanjutnya itu mencari pekerjaan atau mengembangkan karir. Meski ada beberapa orang yang punya rencana tersendiri dengan lanjut sekolah lagi. Tapi apapun rencana yang dipilih, punya posisi yang cukup tinggi di tempatmu berkarir, atau punya pengalaman yang cukup banyak dari teman-teman sepantaran, bisa jadi salah satu pencapaian yang patut dipertimbangkan. Karena di kepala dua lah, kesempatan dan pengalaman baru bisa banyak didapat.
ADVERTISEMENTS
2. Merdeka secara finansial, dengan kata lain sudah tak lagi bergantung dengan orangtua, bahkan mampu menyisihkan sedikit penghasilan untuk keluarga
Mencukupi kebutuhanmu memang salah satu tugas orangtua, terlebih kalau kamu masih belum bekerja dan berumah tangga. Tapi di usia kepala dua, sudah seharusnya setiap anak mulai memikirkan keuangan dirinya. Kalaupun belum bisa sepenuhnya memenuhi kebutuhan finansial diri, toh setidaknya bisa meringankan beban orangtua. Tapi kalau memang kamu sudah lulus kuliah dan berkarir, salah satu pencapaian yang harus dipikirkan di usia seperempat abad ini ya soal kemerdekaan finasial diri sendiri. Syukur-syukur, kalau penghasilanmu nggak hanya mencukupi kebutuhan dirimu, tapi bisa disisihkan untuk diberi ke orangtua, adik atau bersedekah. Bukankah itu kemajuan dalam dirimu yang perlu di banggakan?!
ADVERTISEMENTS
3. Meski jalan untuk ke masa depan masih panjang, kamu sudah mengharuskan dirimu punya tabungan atau investasi dari sekarang
Seringnya, penghasilan yang masih paspasan di usia 25-an jadi alasan untuk tak menabung atau berinvestasi kecil-kecilan. Padahal kalau kamu bisa mengatur keuangan sebijak mungkin, menyisihkan sedikit uang penghasilan pasti bisa dilaksanakan. Karena memulai menabung atau berinvestasi sedini mungkin tak hanya membantumu di masa depan, tapi juga membuatmu bisa berbangga diri atas satu pencapaian yang belum bisa dilakukan anak muda sepantaranmu.
ADVERTISEMENTS
4. Bukan untuk pamer atau sekadar menambah koleksi foto di media sosial, tapi jalan-jalan ke banyak tempat kamu lakukan demi meluaskan pengalaman
Kalau kamu masih jomblo dan sudah punya penghasilan yang bisa disisihkan tiap bulannya, berpergian ke luar kota atau ke tempat-tempat baru jelas bukan hal yang sulit. Di satu sisi berpelesir bukan hanya membuatmu tak memusingkan soal cinta atau keharusan menikah saat teman-teman sudah banyak yang melakukannya. Di sisi lain, berpergian jelas menambah pengalaman dan pengetahuanmu. Siapa tahu dengan berpelesir kamu bisa bertemu jodoh masa depanmu.
ADVERTISEMENTS
5. Sesederhana bisa bermanfaat bagi orang banyak, meski dampaknya masih dalam skala yang kecil
Karena tujuan hidup ini tak hanya lulus kuliah, kerja, menikah lalu sudah. Tugas kita sebagai makhluk sosial pun jelas, harus bisa bermanfaat bagi orang lain yang memang benar-benar membutuhkan uluran tanganmu. Dan salah satu caranya, dengan mencoba jadi relawan. Entah relawan untuk korban bencana alam, relawan untuk mengajar di daerah terpencil, relawan untuk lingkungan hidup, apapun itu meski kecil skalanya, tetap saja bermanfaat bagi orang lain dan pribadimu sendiri.
ADVERTISEMENTS
6. Meski proses dewasa masih panjang, setidaknya di usia seperempat abad ini sudah ada beberapa hal dalam dirimu yang selesai dibenahi
Seringnya kita lupa dengan kebobrokan diri sendiri. Merasanya diri ini selalu apik dari orang lain, padahal emosi saja masih labil, berbagi dengan orang lain saja masih sulit, parahnya diam-diam iri dengan kehidupan orang lain. Bukankah itu semua sikap dan sifat buruk dalam diri yang harus segera dibenahi?! Jadi, memang tak perlu dulu muluk-muluk ingin menikah di usia 25, kalau urusan berbenah diri saja belum tercapai.
7. Membahagiakan dan membanggakan orangtua, jelas harus jadi prioritas setiap anak selama ibu dan bapak masih ada
Meski bapak dan ibu tak pernah meminta untuk membahagiakan serta membanggakannya, tetap saja dua hal tadi bagian dari kewajiban seorang anak. Mengingat perjuangan beliau terhadapmu sangat besar, sampai kamu sendiri pun tak akan bisa membalas semua jasanya. Bukankah sudah selesai bapak dan ibu jadi prioritas dirimu dulu, sebelum akhirnya kamu siap membangun keluarga kecilmu sendiri. Karena seringnya saat sudah menikah kita sedikit lupa dengan beliau yang setiap detiknya semakin menua.
Sekali lagi, hidupmu di usia muda ini tak hanya untuk lulus, kerja dan menikah saja. Tapi, ada pencapaian lain yang harus kamu pertimbangankan, sebelum akhirnya menikah dan sibuk mengurus keluarga saja.