Uang memang bukan segalanya. Tapi di zaman sekarang, segalanya baru bisa didapat ketika kamu punya uang. Membuat orang semakin lama semakin tergantung dengan uang. Sampai-sampai, kamu merasa hidup ini kurang menyenangkan saat tak punya cukup banyak uang. Mau beli apapun harus mikir dua kali. Mau pergi jalan-jalan pun harus ditunda terlebih dulu. Bahkan ada yang tersenyum saja merasa enggan karena sibuk memikirkan “kapan punya uang?”
Padahal uang sendiri bukan patokan untuk bahagia. Mengingat uang pun salah satu hal yang fana, yang bisa habis dan terlupakan dalam waktu sekejap. Karena sebenarnya ada banyak hal sederhana yang bisa jadi kebahagiaan yang hakiki, yang bisa selalu kamu ingat dan syukuri. Kira-kira seperti inilah cerminan bahagia yang tak melulu soal uang.
ADVERTISEMENTS
1. Lulus kuliah dan mengenakan toga. Selama apapun prosesnya, tetap saja akhirnya kamu bisa tersenyum lega karena melihat orangtuamu bahagia
Menyelesaikan kuliah jadi tanggung jawab dengan tantangan yang cukup besar. Apalagi ketika kamu sudah kehabisan semangat untuk menyelesaikannya. Entah kenapa melihat tumpukan kertasnya saja muak. Tapi saat perjuangan yang berdarah-darah itu selesai, kamu akhirnya dinyatakan lulus dan memakai toga dihadapan semua orang temasuk orangtua pun tak ada uang yang mampu membayarnya. Karena memang kebahagiaan itu terlalu banyak terisi dengan kebanggaan dan kelegaan. Apalagi saat melihat papa dan mamamu tersenyum, mungkin itu yang disebut surga dunia.
ADVERTISEMENTS
2. Menikmati gaji pertama bersama keluarga. Meskipun jumlahnya tak seberapa tapi kebersamaan yang tercipta tak ada duanya
Jangankan dapat gaji, pertama kali tahu lolos interview dan jadi pegawai saja rasanya sudah bangga sekali. Jadi mendapat gaji pertama jelas akan buatmu berada di puncak bahagia. Membuatmu merasa ingin membaginya ke orang-orang terdekat salah satunya keluarga, seperti mengajak mereka makan malam bersama. Sekalipun gaji pertamamu tak seberapa, setidaknya bisa berkumpul dengan mereka sebanding dengan mendapat gaji pertama, bahagia sekaligus bangga.
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
3. Satu dari banyak mimpimu akhirnya terwujudkan. Setelah melewati perjalanan panjang dan kegagalan
Kamu ingat bagaimana dulu orang meremehkan hobi menulismu dan kualitas tulisanmu sendiri. Kamu juga ingat rasanya gagal lolos ajang cerpen sekalipun dalam sekala kecil tetap saja buatmu hilang kepercayadirian sesaat. Kamu selalu ingat semua hal yang tak mengenakkan dari perjalananmu untuk mewujudkan mimpi menjadi seorang penulis. Jadi tak salah kalau sekarang kamu bisa tersenyum bahkan tertawa bahagia, karena akhirnya mimpimu seperti bunga yang berhasil mekar dengan indahnya.
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
4. Karena bahagia nggak harus kaya secara materi. Tapi cukup jadi pribadi yang ‘kaya’ dengan pengalaman dan kebaikan untuk sesama
Untuk bisa merasakan bahagia, kamu nggak harus kaya dan bergelimang harta. Kamu bisa merasakan bahagia hanya dengan berbagi apapun ke sesama. Nggak harus pergi ke panti asuhan juga, tapi kamu bisa membaginya dengan mereka yang ada di sekitar, mungkin tetangga, mungkin juga saudara. Sementara berbagi bersama mereka pun sesederhana membantu saudaramu yang mencari kerjaan, atau memberi sebagian makanan yang kamu masak ke tetanggamu. Sesederhana itu!
5. Kejenakaan orang-orang di sekitarmu, membuat hidupmu terisi dengan tawa selalu
Hidup memang banyak cobaannya. Meskipun begitu, kesempatan untuk bahagia masih akan selalu ada. Salah satunya dengan menertawakan semua hal yang mungkin tak menyenangkan. Dan biasanya mereka yang cukup jenakalah yang bisa menyikapi semua hal dengan tawa. Sementara kamu jadi orang paling beruntung, kalau memiliki orang-orang yang humoris dan selalu mencoba positif melihat hidup serta masalah.
Pokoknya sebelum ditertawakan oleh hidup, kamu harus lebih dulu menertawakan apapun yang hidup berikan ke dirimu.
6. Menemukan sosoknya yang menggenapi hati serta diri, setelah sekian lama mencari
Karena bahagia itu berasal dari hati. Tak salah kalau kamu merasa bahagia saat akhirnya menemukan tambatan hati. Sementara hadirnya pasangan pun yang mengingatkan fitrahmu sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lainnya.
7. Karena esensi dari bahagia itu cukup dengan bersyukur atas apapun yang kamu miliki saat ini, entah keluarga, kesehatan, bahkan waktu luang
Daripada sibuk meminta kebahagiaan, kenapa kamu tak mensyukuri saja apa yang saat ini ada digenggamanmu? Tak perlu ragu dengan janji Tuhan, kalau semakin sering bersyukur, maka nikmat-Nya pun akan ditambah lagi. Sebab esensi dari bahagiapun hanya satu, ialah bersyukur atas apapun yang kamu alami dan miliki.
Karena kebahagiaan itu sebenarnya berasal dari diri sendiri. Tak perlu menunggu harus menjadi jutawan dulu agar bisa merasa bahagia. Kalau dengan hal-hal yang sederhana ini saja kamu bisa tersenyum, uang tidak lagi menjadi halangan untukmu merasa bahagia.