Menjadi dewasa bukan melulu soal tanggung jawab yang makin banyak. Hal yang kadang lucu dari umur yang makin bertambah adalah pertanyaan-pertanyaan yang sering datang.
Mulai dari,
“Nanti mau kerja apa?”
“Kapan mau S2?”
Sampai yang paling nyesek,
“Mana nih calon mantu Mama?”
Mungkin banyak dari kamu yang tengah mengalami ini. Keadaan di mana jodoh belum kunjung ada, sementara Mama udah merengek minta mantu. Daripada menjadi beban, baiknya kamu kasih penjelasan yang bisa menenangkan ibumu. Puk-puk Beliau dengan kalimat-kalimat ini..
ADVERTISEMENTS
1. “Ma, saat ini karir menjadi prioritasku. Bukan terobsesi dengan jabatan tinggi. Tapi demi kemapanan finansial di hari tua nanti”
Kamu bisa menjadikan karir sebagai alasan yang logis. Tak sedikit dari single ladies yang memilih untuk mengerahkan tenaga dan waktunya demi pekerjaan. Bukan jabatan yang menjadikanmu begitu keras bekerja. Tapi, bukankah demi masa tua yang tenang, kamu harus berdarah-darah dulu di masa muda? Menyibukkan diri dengan karir tak berarti melupakan urusan pasangan hidup. Di tengah menumpuknya pekerjaan dan mepetnya deadline, sesekali kamu bicara pada Tuhan. Ya, kamu berbincang pada Tuhan untuk segera mendekatkanmu dengan teman hidupmu. Supaya Mamah segera dapat mantu.
ADVERTISEMENTS
2. “Sabar ya Ma. Adek mau S2 dulu. Biar di undangan gelarnya dua”
Mamah: Buru atuh, mencari pasangan mah harus disegerakan.
Kamu: Nanti Mah, 2 tahun lagi. Mau lanjut S2 dulu.
Agak konyol memang jika alasanmu S2 adalah karena kamu muak ditanya kapan nikah. Tapi ini bisa jadi jalan keluar yang tepat. Yup, terutama buat kamu yang udah dituntut untuk bersegera naik pelaminan, sementara calonnya saja belum ada. Kamu bisa mengisi hari-hari menanti jodohmu dengan kembali ke bangku perkuliahan. Jadi, kamu nggak bingung lagi saat ditanya kapan nikah. Bukankah melanjutkan studi juga bagian dari memantaskan diri?
ADVERTISEMENTS
3. “Nikah bisa kapan aja Ma. Aku mah memang belum nemu calonnya…”
Mamah: Anak teman Mamah yang seumuran kamu udah pada nikah. Malah, lebih muda dari kamu umurnya.
Kamu: -.-
Tak sedikit dari kamu yang mematok kapan nikah. Usia 25, 26, 27, atau bahkan paling telat 28 tahun. Padahal ini bukan soal telat atau tepat waktu. Tapi tentang bagaimana menemukan partner hidup yang cocok. Sementara itu sangat mustahil menemukan partner hidup yang cocok dalam semalam. Kamu bisa kasih penjelasan pada ibumu kalau kamu enggan gegabah dalam menentukan partner hidup.
ADVERTISEMENTS
4. “Pernikahan butuh dana hingga jutaan, dari resepsi hingga kehidupan setelahnya. Sementara adik-adik masih butuh biaya sekolah, Mah…”
Terselip beban dan tanggung jawab yang nggak ringan dalam kalimat di atas. Ada dua tanggapan yang kemungkinan bakal ibumu ajukan. Pertama, Beliau bakal bilang kalau itu bukan tanggung jawabmu dan nggak perlu kamu pikirkan. Kedua, ibumu bakal diam sembari menyimpan sedih yang mendalam. Sedih lantaran kamu menunda menikah demi mendahulukan adik-adikmu sekolah. Bukannya drama, tapi pada kenyataannya tak sedikit dari kamu yang dibayangi oleh hal ini. Bukan terbebani, tapi memang sudah semestinya kamu tepikan keinginanmu demi pendidikan adik-adikmu.
Menikah nanti saja, setidaknya menunggu adik lulus kuliah dulu.
ADVERTISEMENTS
5. “Aku pengen nikah seumur hidup sekali, Mah. Butuh waktu yang tidak sebentar untuk mencari partner hidup yang tepat”
Kamu paham betul mengapa ibumu semakin sering bertanya tentang pernikahan. Karena saat ini umurmu udah tepat untuk menikah. Namun sayangnya, kamu belum dipertemukan dengan jodohmu. Belum menemukan seseorang yang membuatmu yakin untuk menua bersamanya. Yakinkan saja ibumu kalau saatnya nanti kamu bakal menemukan pria yang sesuai dengan kriteriamu. Kriteria yang juga diaminkan oleh ibumu.
ADVERTISEMENTS
6. “Mama mau di DP cucu dulu? Sabar ya Ma nanti aku pasti kasih cucu yang lucu”
Ngaku deh, kalau banyak dari kamu yang pengen nikah dan jadi ibu rumah tangga saat ngepoin instagram ibunya Kirana. Balita lucu nan menggemaskan. Hhahahaha… Boleh saja sih kamu jadi kebelet nikah gara-gara pengen punya anak kaya Kirana. Tapi, perlu diingat kalau membesarkan anak nggak semudah kelihatannya. Kamu harus siap mengesampingkan segala keinginanmu demi kebahagiaan anakmu. Kamu pun akan dihadapkan pada tanggung jawab yang nggak ringan. Kamu bisa kasih penjelasan ini pada ibumu. Kalau kamu saat ini belum siap menikah karena belum siap menjadi orangtua.
7. “Mamah nggak perlu khawatir, putri Mamah ini nggak bakal melajang seumur hidup kok. Pada waktunya Mamah bakal dapat mantu yang tepat..”
Semoga kalimat satu ini benar bisa menenangkan ibumu yang kadung was-was karena putrinya tak kunjung menikah. Baiknya kamu jangan terbawa amarah saat orangtua membicarakan pernikahan. Beri penjelasan yang menenangkan, bukan yang malah bikin ibumu makin khawatir dengan nasibmu. Kamu mungkin lupa jika tuntutan untuk menikah sebenarnya demi kebaikanmu juga. Sebab, ibu mana yang nggak sedih melihat putrinya melajang seumur hidup? Belum kunjung menemukan partner untuk membagi beban hidupnya?
Semoga penjelasan-penjelasan ini bisa menenangkan ibumu yang tengah rewel minta mantu. Yakinkan Beliau bahwa saat ini kamu pun tengah berusaha memantaskan diri demi menemukan partner hidup yang tepat. Percayalah, bahwa menjelaskan dengan amarah tak akan menyelesaikan masalah…