6 Perbedaan Menyerah dan Memilih Realistis Saat Gagal Menghampiri, Biar Kamu pun Introspeksi Diri

Ketika kamu udah berusaha dengan keras lalu hasilnya tak seperti yang diharapkan, kecewa dan sedih pasti dirasakan. Saat kegagalan tersebut terjadi, banyak orang pasti beranggapan bahwa pilihan selanjutnya adalah menyerah. Sebab dari luar kamu terlihat berhenti berusaha dan patah semangat.

Padahal bisa jadi kamu bukannya menyerah, tapi realistis dengan apa yang terjadi

Menyerah dan bersikap realistis itu memang beda tipis. Namun jika dilihat lebih dalam lagi, kamu baru akan mengerti tentang perbedaan yang ada di antara keduanya. Untukmu yang masih kebingungan tentang apa perbedaan menyerah dan bersikap realistis, berikut Hipwee berikan informasinya. Diresapi baik-baik ya, supaya kamu nggak menilai dirimu sendiri sebagai sosok yang gampang menyerah lagi.

ADVERTISEMENTS

1. Menyerah jelas jadi bukti kamu tak berusaha dengan percaya diri, sementara bersikap realistis membuatmu sadar diri kalau usahamu belum maksimal sekali

6 Perbedaan Menyerah dan Memilih Realistis Saat Gagal Menghampiri, Biar Kamu pun Introspeksi Diri

Semua berawal dari niat via www.unsplash.com

Hasil dari sesuatu yang dilakukan, bisa dipengaruhi oleh niat yang pertama kali. Begitu pula dengan kegagalan yang kamu alami. Kamu yang realistis semenjak awal mencoba tak pernah memusingkan hasilnya nanti. Sebab yang terpenting usaha dulu dengan sebaik-baiknya. Toh kalaupun usaha yang kamu kerjakan gagal, ya tandanya itu dirimu sendiri belum memaksimalkannya.

Berbeda dengan kamu yang langsung menyerah. Bisa jadi sedari awal kamu sudah ditakuti dengan bayangan kegagalan. Membuatmu tak benar-benar percaya diri, kalau kamu mampu menyelesaikan bahkan mencobanya lagi dan lagi.

ADVERTISEMENTS

2. Menyerah sama saja berhenti saat perjuangan belum benar-benar selesai. Tapi realistis baru akan berhenti kalau keadaan tak memungkinkan lagi untuk berjuang

6 Perbedaan Menyerah dan Memilih Realistis Saat Gagal Menghampiri, Biar Kamu pun Introspeksi Diri

Dilihat dari usaha yang dilakukan, jelas berbeda via www.unsplash.com

Kamu yang menyerah pasti lebih memilih berhenti sebelum apa yang menjadi tanggungjawabmu selesai dikerjakan. Lain halnya dengan kamu yang bersikap realistis. Kamu pasti baru akan berhenti setelah sekian lama berusaha. Kamu memilih untuk berhenti berusaha karena memang keadaanmu sudah tidak memungkinkan lagi.

Seperti halnya, saat kamu gagal mengikuti tes CPNS. Kegagalan itu tak lain karena ada beberapa berkas yang belum dilengkapi. Kamu terpaksa harus berhenti pada tes CPNS kali ini. Tapi semangatmu untuk mencoba lagi tahun depan tetap ada di hati. Itu baru namanya realistis.

ADVERTISEMENTS

3. Kamu yang menyerah akan mengambil keputusan tanpa pikir panjang. Sementara kamu yang realistis punya banyak pertimbangan supaya tak cepat putus asa

6 Perbedaan Menyerah dan Memilih Realistis Saat Gagal Menghampiri, Biar Kamu pun Introspeksi Diri

Menyerah itu tanpa pikir panjang. Realistis butuh waktu lebih lama via www.unsplash.com

Dilihat dari segi pengambilan keputusan, menyerah dan realistis terlihat sekali bedanya. Kamu yang menyerah pasti mengambil keputusan tanpa berpikir panjang. Sementara kamu yang realistis justru melaluinya dengan malam-malam panjang untuk berpikir mengenai langkah ke depannya. Kamu akan mempertingkan, harus kembali ke langkah awal, atau meneruskan untuk maju dengan tetap memperbaiki kekurangan.

ADVERTISEMENTS

4. Menyerah akan berdampak pada ketakutanmu untuk mencoba hal baru. Tapi realistis justru membuatmu jeli untuk melihat kesempatan yang lain lagi

6 Perbedaan Menyerah dan Memilih Realistis Saat Gagal Menghampiri, Biar Kamu pun Introspeksi Diri

Dampak menyerah adalah ketakutan. Sedangkan realistis buatmu semakin jeli via www.unsplash.com

Kamu yang menyerah sebenarnya sedang memberi rasa takut ke dirimu sendiri. Ketakutan itu pula yang bisa membuatmu sulit untuk mencoba hal baru. Berbeda halnya dengan kamu yang realistis. Kamu memang memilih berhenti berusaha, tapi di momen ini dirimu sebenarnya sedang melihat kondisi dan situasi yang ada. Apakah masih ada celah untukmu memperbaiki kegagalan dan mengejar impian. Nah kejelian dalam melihat kesempatan ini yang jadi penolong untuk keluar dari zona nyaman dalam kehidupan.

ADVERTISEMENTS

5. Kamu yang menyerah tak akan punya semangat lagi untuk mencoba. Sementara kamu yang realistis selalu punya cadangan semangat untuk kesempatan selanjutnya

6 Perbedaan Menyerah dan Memilih Realistis Saat Gagal Menghampiri, Biar Kamu pun Introspeksi Diri

Kamu yang realistis selalu punya cadangan semangat via www.unsplash.com

Menyerah dan realistis memang sama-sama berhenti berusaha. Namun kamu yang menyerah tak punya lagi sisa semangat untuk mencoba. Semangatmu sudah habis untuk meratapi hasil yang tak sesuai harapan itu. Sementara kamu yang realistis, akan selalu punya cadangan semangat. Meskipun di satu sisi yang berhenti berusaha, tapi kamu diselamatkan dengan semangat yang masih ada untuk kembali menapaki tangga kehidupan.

ADVERTISEMENTS

6. Dari luar, kamu yang menyerah akan dipandang sosok yang lemah. Tapi yang realistis justru dicap sosok yang tahan banting dan punya keyakinan kuat

6 Perbedaan Menyerah dan Memilih Realistis Saat Gagal Menghampiri, Biar Kamu pun Introspeksi Diri

Sosokmu di mata orang lain juga berbeda. Dianggap lemah atau pribadi yang tahan banting via www.unsplash.com

Dari pandangan orang lain terhadapmu juga berbeda. Kamu yang menyerah akan dipandang sebagai sosok yang lemah. Kelemahan tersebut kemudian akan digunakan sebagai bahan candaan yang mungkin bisa menyakiti perasaanmu.

Duh, yang gagal jadi PNS ini kok telat sih datengnya?

Sementara kamu yang realistis akan dipandang sebagai sosok yang tahan banting, meskipun pada akhirnya kamu harus mengakhiri usahamu untuk mendapatkan sesuatu. Pandangan dari mereka ini akan buatmu semakin terpantik lagi, sehingga kamu bisa beralih ke hal-hal lain untuk dilakoni.

Saat kegagalan menyapa, jangan langsung judge bahwa dirimu udah menyerah dulu. Siapa tahu kamu sebenarnya memilih untuk bersikap realistis dan tak memaksakan kehendak. Setelah membaca artikel ini semoga kamu juga nggak dengan mudah menarik kesimpulan akan kegagalan seseorang. Belum tentu ‘kan kegagalan yang dia alami lalu berujung pada kata menyerah?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Not that millennial in digital era.