Puasa adalah kewajiban yang mesti dijalankan setiap umat muslim. Sebuah kebahagiaan bisa bertemu dan melewati bulan ramadan yang penuh berkah ini bersama keluarga. Apalagi kalau bukan kehangatan dan kelezatan berbuka puasa di rumah bersama keluarga tersayang. Canda tawa yang sama renyahnya dengan takjil selalu bisa menjadi obat kelaparanmu seharian berpuasa.
Lain halnya dengan anak rantau, menjalani puasa jauh dari keluarga ibarat ujian. Tak ada canda, tawa dan kehangatan keluarga tercinta. Apalagi bagi kamu, yang tinggal indekos dan baru pertama kali menjalaninya. Tapi untukmu yang menjalani puasa di kos-kosan, jangan merasa prihatin dulu, sebab kalau kamu bisa sukses menjalani puasa sebulan penuh di perantauan maka kamu layak disebut pejuang iman.
ADVERTISEMENTS
1. Saat uang kiriman menipis memaksa kamu mencari menu berbuka atau sahur di masjid penyedia makanan. Meski sedikit malu, tapi semua demi kewajiban
Salah momen yang pasti akan kamu alami adalah saat kamu uang kirimanmu sudah habis padahal awal bulan masih beberapa hari lagi. Nah di saat itulah kamu akan dihadapkan kebingungan bagaimana caranya untuk berbuka atau sahur. Untungnya ramadan penuh berkah, beberapa masjid selalu menyediakan makanan dan minuman untuk berbuka puasa bagi siapa saja yang menjalankannya.
Itulah pilihan yang paling masuk akal untuk dimanfaatkan. Mubazir jika disia-siakan. Daripada meminjam uang ke teman, mendingan ke masjid mencari asupan sembari menjemput magrib. Malu dikit tak apa, semua demi kebaikan dirimu semata.
ADVERTISEMENTS
2. Saat kesiangan dan nggak ada makanan untuk sahur, apa boleh buat kamu hanya bisa minum air putih serta mengumpulkan niat agar tekad puasamu tak luntur
Karena tak hanya buka yang sendirian, sahur pun sudah pasti lebih sering di kamar seorang diri. Tapi cobaanmu tak sampai dibuka puasa atau sahur sendiri, yang paling bikin goyah imanmu jelas saat telat bangun sahur. Di rumah telat bangun sahur masih ada ibu yang diandalkan untuk menyiapkan makanan. Sementara di kosan, adakalanya cukup minum air mineral alias air putih dan mengumpulkan niat agar tekad puasamu tak luntur.
ADVERTISEMENTS
3. Keinginan berbuka puasa dengan ini itu pun harus di kendalikan, sebab di kosan seringnya serba terbatas
Saat tinggal di kos-kosan lah kamu bisa belajar esensi puasa yang sesungguhnya. Tak hanya menahan lapar dan haus tapi juga keinginanmu, terutama hasrat ingin berbuka dengan ini itu. Mungkin di rumah kamu bisa tinggal bilang saat ingin berbuka dengan kolak biji salak, atau aneka gorengan kesukaanmu. Tapi kalau di kosan, bisa makan nasi sama minum teh hanget saja sudah harus bersyukur. Pasalnya ada keungaan bulanan yang harus dipikirkan, kalau kamu memuaskan keinginan makan ini itu di awal puasa, bisa-bisa di pertengahan buka puasamu mengandalkan takjil masjid saja.
ADVERTISEMENTS
4. Kalau di rumah, saat-saat menunggu buka puasa bisa diisi dengan bantu-bantu orangtua, sementara di kos kadang hanya bisa tidur seharian
Biarpun lemas, kamu akan tetap semangat saat ikut turun tangan menyiapkan bukaan puasa di rumah. Segala macam perintah ibu pasti kamu lakukan, selain soal mencari berkah puasa, pun sebagai pengisi waktu menunggu azan Magrib tiba. Tapi saat tinggal di kos yang notabene jauh dari keluarga, kamu akan lebih sering bermalas-malasan bahkan tidur seharian, kalau memang tak ada yang mengajakmu buka puasa atau sekadar ngabuburit bersama. Dan itu jelas membuat daftar alasan rindu dengan rumah bertambah lagi.
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
5. Kuliah dan pekerjaan kadang dengan sendirinya membuat hari-hari semakin berat dijalani
Ujian lain datang dari aktivitas rutin kamu seperti bekerja atau berkuliah yang tentu saja membuat puasa semakin berat untuk dijalani. Kadang terbayag-bayang rasanya tidur nyenyak di siang hari dan bangun menjelang berbuka. Tapi apadaya kewajiban harus tetap dijalankan, baik berpuasa, kuliah dan juga bekerja
6. Jauh dari orangtua juga cobaan yang mesti dilewati. Biasanya sudah ada yang menyiapkan segalanya, sekarang apa-apa mesti diurus sendiri
Jauh dari rumah nggak hanya membuat kamu kangen, tapi juga membuatmu sibuk saat berbuka dan sahur. Yap! sibuk menyiapkan asupan makanan. Sebelum buka kamu mesti keluar dahulu membeli takjil atau lauk, sedang sebelum sahur kamu mesti memasak dan sesekali keluar membeli teman makan nasi. Jelas sangat ribet jika dibandingkan dengan kenyamanan di rumah yang semua sudah disediakan oleh ibunda tercinta.
Jadi anak indekos memang nggak mudah, godaan, kendala, dan perjuangan seperti yang diulas di atas pastilah membuat puasa sedikit lebih berat dijalani. Tapi sebagaimana cbaan, selalu ada jalan keluarnya. Dan kamu yang dalam segala keadaan tak goyah iman dan bisa keluar dari segala lika-liku kehidupan rantauan itu pantas mendapat ganjaran yang setimpal dari Allah SWT.