Kenapa sih aku nggak bisa kayak orang lain yang hidupnya terlihat senang-senang saja?!
Kadang tanpa kamu sadari kalimat seperti itu meluncur dari dalam dirimu. Tak terucapkan, tapi jelas terasa sekali pengaruhnya, membuatmu galau bahkan bersedih hati. Padahal hidupmu aslinya baik-baik saja, cuma kamu kurang bersyukur dengan apa yang sudah dirimu dapatkan. Di matamu hidup orang lain masih selalu beruntung darimu. Sedangkan apa yang terlihat dengan mata belum tentu kenyataannya.
Toh kalau kamu mau sedikit lagi belajar untuk bijak, kesulitan yang kamu alami pun harusnya disyukuri. Sebab dari kesukaran itu kualitas hidupmu meningkat diam-diam. Dan kira-kira kesukaran apa sih yang bisa jadi tempat untuk belajar bersyukur?
ADVERTISEMENTS
1. Mendadak jatuh sakit, entah parah atau sekadar flu dan meriang
Sakit memang tak ada yang menyenangkan. Tubuhmu rasanya jadi tak enak semua. Makan tak selera karena mulutmu terasa pahit, sementara saat ingin makanan tertentu belum tentu dibolehkan. Keharusan minum obat pun sudah pasti hal yang tak menyenangkan. Tapi dibalik semua ketidakenakan itu satu hal yang perlu kamu tahu, kalau sakitmu ini rezeki yang perlu disyukuri. Pengingat dirimu untuk lebih peduli dengan tubuhmu sendiri mungkin. Bisa jadi momen yang bisa membuatmu sadar dengan khilaf yang pernah kamu perbuat, dan akhirnya mengubahmu jadi orang yang lebih baik lagi.
ADVERTISEMENTS
2. Patah hati membuat rasa kecewa, marah, sedih sampai putus asa seperti belati yang mengiris-ngiris hati
Tak ada yang berharap hubungan yang dibangun dengan niat serius hancur begitu saja. Rasa kecewa, sedih sampai marah rasanya sah-sah saja kalau tak meluap hingga berhari-hari. Tapi patah hati bukan berarti kamu satu-satunya orang yang paling menderita. Patah hati juga bukan kesialan yang tak terbantahkan. Karena setidaknya dengan patah hati kamu bisa tahu kalau dia bukan yang baik untukmu, dan sendiri teramat sayang kalau saja orang sebaik kamu mendapat dia yang suka sekali selingkuh. Tuhan sedang menyelamatkanmu tepat pada waktunya.
ADVERTISEMENTS
3. Gaji yang sedikit kalau saja dibandingin sama teman-temanmu yang bekerja di tempat lain
Biarpun rezeki memang sudah ada yang mengatur, kamu tetap harus bekerja keras atau berusaha semaksimal mungkin. Tapi ada kalanya kamu merasa gajimu ini terlalu kecil jika dibandingkan dengan teman-temanmu yang bekerja di tempat lain. Padahal kamu sudah bekerja sebaik-baiknya, kemampuanmu pun tak kalah dari mereka. Belum lagi kebutuhan hidup yang entah kenapa selalu terasa kurang saja.
Aslinya kebutuhan hidup sendiri akan cukup kalau memang kamu bisa memahami kondisi keuanganmu. Dari gaji yang kecil ini juga harusnya kamu tetap bersykur. Coba lihat ke bawah sesekali, masih banyak sarjana yang banting tulang mencari pekerjaan di luar sana. Masih banyak juga pegawai yang tiba-tiba terkena PHK.
Sebab melihat ke atas memang tak akan pernah membuatmu puas.
ADVERTISEMENTS
4. Pasangan yang menyebalkan seperti dia yang cuek atau sibuk
Siapa sih yang nggak pengen punya pacar perhatian, apalagi cewek yang maunya dimengerti. Tapi siapa yang sangka kalau pasanganmu ini termasuk tipe yang cukup cuek, yang sering kali hilang tanpa ada kabar seharian bahkan berhari-hari. Kadang kalau diajak berbicara serius, dia menanggapi dengan santai. Gemas sudah tak perlu ditanya. Sampai-sampai ada rasa ingin putus saja. Padahal punya pacar yang cuek itu aslinya menyenangkan kalau kamu tahu selanya, bisa sedikit bersabar, dan juga ikut sedikit cuek seperti dia.
Coba kamu pilih lagi, mending jomblo, punya pacar cuek tapi aslinya serius, atau pacar perhatian tapi sukanya tebar pesona di mana-mana?
ADVERTISEMENTS
5. Kehilangan sesuatu seperti handphone baru yang sedang kamu sayang-sayang sekali
Kehilangan memang tak pernah menyenangkan. Ada rasa-rasa sedih bercampur rugi, kalau yang hilang itu dalam bentuk materi seperti handphone mungkin. Tapi kehilangan bukan berarti kesialan, mungkin kamu memang ceroboh. Mungkin juga kalau kamu mengikhlaskannya, akan ada gantinya yang lebih baik. Atau bisa jadi itu pengingat saat kamu kurang berbagi dengan orang lain..
ADVERTISEMENTS
6. Deadline kerjaan yang kadang gila-gilaan, ingat di luar sana masih banyak yang jadi pengangguran
Kerjaan menumpuk, membuatmu harus lembur entah hingga malam atau memakan waktu di akhir pekan. Rasanya memang tak menyenangkan, tapi setidaknya punya pekerjaan membuatmu ada penghasilan. Lagipula semua pekerjaan pasti ada risikonya, dan semua kembali lagi ke profesionalitasmu. Apalagi kalau memang pekerjaan itu sesuai dengan renjanamu, seharusnya mau sebanyak apapun deadline kamu akan tetap baik-baik saja.
Satu hal juga yang perlu kamu ingat, mencari pekerjaan itu tak mudah. Ada banyak sarjana yang sepertimu menganggur di luar sana. Jadi syukuri saja semua yang kamu punya sekarang.
Mengeluh pun tak akan membantu atau memberi keuntungan apa-apa ke dirimu.