Sampai detik ini konflik di jalur Gaza masih terjadi. Konflik yang melibatkan dua negara, Israrel dan Palestina ini sudah bertahun-tahun belum menemukan titik temunya. Selama itu juga, banyak jiwa yang terenggut begitu saja. Tak hanya para tentara yang bertugas di garis depan, warga sipil hingga relawan yang harusnya tak dijadikan sasaran konflik dua negara ini.
Seperti apa yang terjadi beberapa hari yang lalu, dunia kehilangan salah satu relawan terbaiknya. Relawan muda yang akhirnya meregang nyawa saat melakukan tugasnya untuk membantu orang-orang yang terluka. Meski telah meninggalkan kita, sosok relawan muda ini tak hentinya menginspirasi kita semua, terutama pada anak muda di seluruh dunia. Untukmu yang tengah belajar menjadi sosok tangguh dan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, berikut hal baik yang bisa kamu petik dari Razan al Najjar. Sudah saatnya kita-kita ini tak hanya bersimpati, tapi juga meresapi hal-hal baik dari Razan al Najjar ini.
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
1. Buat kamu yang belum tahu, Razan al Najjar merupakan relawan muda asal Palestina yang dijuluki ‘Angel of Mercy’
Perkenalkan, namanya Razan Ashraf Abdul Qadir al-Najjar. Dia adalah anak sulung dari 6 bersaudara dari pasangan Ashraf al Najjar dan Sabreen al Najjar. Dilansir dari BBC, terhitung sejak Maret tahun 2018, Razan tergabung menjadi salah satu relawan medis yang bertugas Palestinian Medical Relief Society (PMRS). Namun tugasnya menjadi relawan tak berlangsung lama.
Jumat, (1/5) yang lalu, dirinya tewas ditembak salah satu sniper Israel ketika tengah berlari menolong para pendemo, di Khan Younis, Gaza. Karena rela mengorbankan nyawa sendiri di usia begitu muda, Razan lalu dinobatkan sebagai ‘Angel of Mercy’. Sosoknya dijadikan gambaran bahwa di tengah orang-orang yang berkonflik masih ada kebaikan yang menyelimuti manusia.
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
2. Baginya jihad bukan melukai. Justru jihadnya dilakukan dengan menjadi tenaga relawan di garis terdepan daerah konflik
Lewat wawancara terakhirnya dengan Aljazeera, Razan mengatakan bahwa menjadi relawan medis di Gaza adalah murni kemauannya sendiri. Baginya menolong sesama penduduk Palestina di daerah konflik seperti ini adalah bentuk jihadnya. Hal ini sungguh seperti oase di tengah padang pasir. Sebab di saat sebagian orang melakukan jihad dengan melukai bahkan membunuh orang, masih ada orang-orang seperti Razan yang bertolak belakang.
ADVERTISEMENTS
3. Beratnya menjadi relawan di daerah konflik tak menjadi halangan. Hal tersebut justru buatnya semakin bersemangat dalam membantu orang
Menjadi relawan di daerah konflik jelas buatnya harus menghadapi banyak tantangan. Namun tantangan tersebut tak menjadi halangan untuknya. Menurut hasil wawancara, di hari pertama bertugas di lapangan, Razan sempat pingsan akibat menghirup gas. Dia juga pernah mengalami cedera kaki akibat berlari ketika akan menolong para pendemo yang terluka. Hal-hal berat itu nyatanya tak mematahkan semangatnya sama sekali. Justru dia jadikan pelecut, untuk tetap bertahan dan menolong orang-orang di sana.
ADVERTISEMENTS
4. Di saat gadis seusianya sibuk memikirkan hal lain seperti pernikahan, dia dengan mantap ingin menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dengan menjadi relawan
Razan berusia 21 tahun ketika menjalani tugasnya sebagai relawan medik. Di usia semuda itu, tak banyak anak muda yang rela mengorbankan waktu dan tenaga untuk menolong sesama. Mungkin salah satu dari kita, para anak-anak muda, justru malah sibuk memikirkan hal-hal pribadi. Namun Razan berbeda. Di usianya yang semuda itu, dengan mantap dia mengorbankan waktu dan tenaganya untuk menjujung tinggi nilai kemanusiaan. Sungguh ibarat langit dan bumi bukan jika dibandingkan dengan kita-kita ini yang malah sibuk tenggelam dalam kepentingan pribadi.
5. Sampai detik terakhir, Razan mendedikasikan hidupnya untuk rakyat Palestina. Rasa cinta tanah airnya tergambar jelas dari sana
Dalam sebuah wawancara, Razan mengatakan bahwa dia tak peduli dengan omogan di sekitarnya. Di saat para tetangga dan teman-temannya memandang keikutsertaannya menjadi relawan dengan sebelah mata, ia justru merasa bangga. Sebab inilah salah satu hal yang bisa dia lakukan untuk membantu saudara-saudaranya, sesama rakyat Palestina.
6. Dari seorang Razan al Najjar kita belajar, selagi nafas masih ada, kesempatan untuk membantu sesama bisa dilakukan di mana saja
Meski hanya bisa melihat sosoknya dari tayangan berita, ada satu hal lagi yang bisa kita petik dari sosok relawan muda satu ini. Selagi muda, selagi masih diberikan tenaga untuk melakukan banyak hal, tak ada salahnya jika digunakan untuk menolong sesama. Tak perlu menunggu benar-benar selow dulu. Menolong sesama bisa kamu lakukan kapan dan dimana saja. Sekecil apapun hal yang kamu lakukan, asal dari hatimu yang paling dalam, kamu bisa seperti Razan al Najjar ini.
Dear Razan, terima kasih telah menjadi relawan untuk mereka yang berjuang menuntut haknya. Semoga kamu mendapatkan tempat yang terbaik dan tak merasa kesakitan lagi. Dan semoga kita-kita ini bisa meledani semangatmu dan para relawan lainnya. Agar tak mudah menyerah meski keadaan selalu berusaha membuat payah.