Kelulusan adalah idaman setiap muda-mudi yang sedang berkelana di perkuliahan. Mirisnya kadang bukan prestasi dan kelayakan nilai tugas akhir yang dicari, melainkan ritus “harus cepat lulus” segera dilunaskan. Tak khayal mereka yang santai dan slow but sure mesti tertuduh sebagai akademisi pemalas dan kurang ambisi. Padahal, di dalam sikap santai dan slow mereka ada segudang ambisi yang jarang dijamah oleh mereka yang lulus super cepat.
Kami yang lulus belakangan merasa santai, karena banyak ilmu yang sia-sia jika dilewatkan dengan begitu cepat. Melihat bagaimana budaya di dalam dan di luar kampus yang sangat bermanfaat untuk membekali diri sebelum masuk dunia kerja, tak salah juga kami bersantai ria menuju kelulusan. Toh, kami persiapkan semuanya, kapan kami harus lulus. Dan kalau masih tak percaya dengan apa yang kami ungkapkan, simak sederet bukti di bawah ini.
ADVERTISEMENTS
1. Sudah banyak buktinya, lulus cepet nggak berarti dapat kerjaan cepet. Ini tentang bagaimana mencari link kerjaan
Kampus dan dunia pertemanan yang bernaung di dalamnya tak bisa dianggap remeh. Kadang karena kami menjalaninya dengan ikhlas, kami pun dapati sekawanan orang yang begitu baik. Hasilnya setelah lulus kami bisa berbagi pekerjaan menyenangkan, sementara mereka yang terlalu dini buat lulus masih harus prihatin dengan hidup serba mandiri dan penuh perhitungan.
ADVERTISEMENTS
2. Ada banyak bekal menatap dunia kerja karena ilmu di dunia kampus nggak cuma dari ruang kelas, tapi bisa juga lewat organisasi atau kegiatan lainnya
Sebagaimana teman, mereka kadang punya keterampilan hebat, nggak melulu dalam bidang akademis, mereka dengan senang hati memberikan pelajaran dan keterampilan di banyak bidang lainnya. Menatap dunia pekerjaan setelah lulus pun dijalani dengan percaya diri karena keterampilan dan pengalaman sudah punya.
ADVERTISEMENTS
3. Nilai tugas akhir yang memuaskan, nggak apa lama yang penting penelitian digarap serius
Kadang untuk cepat lulus butuh kejelian dalam memilih tugas akhir, kami pun melakukannya. Jadi kami kerjakan yang semestinya kami kerjakan yaitu berupa kegelisahan yang serius mengenai suatu fenomena. Jadilah tugas akhir kami gagas dan kerjakan sesuai passion untuk melunasi kegelisahan meskipun harus habiskan banyak waktu.
ADVERTISEMENTS
4. Sekarang bisa menyaingi mereka yang lulus lebih cepet, intinya mantapkan diri dulu di kampus
Kami tahu dunia pekerjaan nggak semudah yang kami kira. Oleh karena alasan bijak tersebut kami pun memosisikan diri sebagai sosok yang penuh ketidak-tahuan, selanjutnya untuk memantapkan diri kami perlu berlama-lama di kampus. Menanyakan penyesalan mereka yang terlalu dini untuk lulus, dari situ kami belajar dalam waktu yang lama untuk memantapkan diri supaya masalah nggak datang setelah kelulusan.
ADVERTISEMENTS
5. Seneng banget dapet cumlaude, meski harus berjuang mengulang mata kuliah buat memperbaiki nilai
Sebenarnya nilai bukan hal yang kami cari, tapi karena kami merasa terlalu sepele jika lulus lama dengan nilai akademis yang buruk, kami perlu berikan kejutan. Siapa yang akan bangga? Tentu saja orang tua di rumah turut bangga akan apa yang kami persembahkan, meski dengan demikian kami perlu waktu lama untuk mengulang berbagai mata kuliah dengan nilai yang buruk.
ADVERTISEMENTS
6. Stamina buat sibuk masih terjaga, lulus di waktu yang tepat saat banyak lowongan pegawai negeri di depan mata
Kami tahu kebaikan pasti akan datang kepada mereka yang sabar dan bersyukur atas apa yang diberikan. Kami pun akhirnya tahu masa-masa di mana banyak lowongan pekerjaan, dengan begitu kami tahu kapan harus lulus dan kapan harus santai. Kalian jangan terlalu khawatir, kami selalu berpikir ke depan.
Bukan semata-mata membela diri karena nggak bisa lulus cepat, tapi lihat semua yang sudah terjadi, lulus cepat bukan berarti sukses dalam lapangan kerja. Semua serahkan kepada Tuhan, tapi tanpa usaha dan doa serta perhitungan mantap, sepertinya agak susah. Lulus cepat atau nggak sebenarnya bukan masalah, yang jadi masalah
adalah bagaimana setiap lulusan punya persiapan dan perencanaan, nggak sedikit sekarang mereka yang nggak mau nunggu lowongan, karena berwirausaha lebih mantap, atau lanjut ke jenjang S2 untuk memantapkan diri lagi.