Mengukir prestasi dan mengharumkan nama bangsa di dunia internasional menjadi impian hampir setiap anak bangsa Indonesia. Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk membuat impian itu terwujud, salah satu caranya adalah dengan menjadi atlet alias olahragawan.
Tapi sayangnya, selama ini profesi atlet sering dipandang sebelah mata. Ada banyak anggapan miring tentang profesi atlet yang mungkin sampai sekarang kamu percaya. Supaya tidak terus-terusan berburuk sangka terhadap profesi atlet, beberapa hal ini perlu kamu tahu. Yuk, simak ulasan Hipwee di bawah ini!
ADVERTISEMENTS
1. Atlet sering dianggap bodoh dan terbelakang dalam hal akademis. Padahal, prestasi mereka justru dicari oleh kampus-kampus favorit
Banyak orang menilai atlet umumnya tidak punya kemampuan akademis yang bisa dijadikan modal untuk bersaing di sekolah maupun di kampus. Pelajar-pelajar yang menyambi sebagai atlet ini selalu dipandang rendah dan dicap sebagai pelajar bodoh.
Kenyataannya, banyak juga atlet yang mampu berprestasi baik di dunia akademis maupun di dunia olahraga. Bahkan, tidak sedikit dari mereka yang bisa mengalahkan pelajar-pelajar pintar dalam persaingan masuk kampus-kampus favorit. Mereka dihargai karena punya kelebihan non akademis yang layak untuk dibanggakan.
ADVERTISEMENTS
2. Mereka juga sering dianggap miskin karena pendapatan yang minim. Lihat saja seiring berjalannya waktu..
Selain dianggap bodoh, atlet juga sering dianggap miskin karena pendapatan yang mereka dapat terbilang minim. Kehidupan mereka juga sering terlihat susah. Sebetulnya, pendapatan kecil itu adalah hal yang sangat wajar didapat buat mereka atlet-atlet baru, begitu juga dengan pekerja di profesi lain saat baru memulai karirnya.
Saat baru jadi atlet pendapatan memang kecil. Namun pendapatan mereka akan bertambah seiring berjalannya waktu dan prestasi yang mereka raih. Semakin banyak prestasi yang didapat, semakin banyak juga pendapatan yang masuk. Jangan lupa juga, banyaknya prestasi yang diraih akan memancing sponsor untuk datang. Nah, kehadiran sponsor bisa jadi sumber pemasukan tambahan.
ADVERTISEMENTS
3. Banyak yang menganggap atlet tak punya masa depan, padahal itu hanya soal mengelola aset dan keuangan
Mungkin masih banyak yang bertanya, kenapa sih kebanyakan atlet hidup terlunta-lunta setelah pensiun? Sekali lagi, semua itu balik lagi ke masing-masing pribadi atletnya. Kalau kamu mau lihat lebih luas, ada banyak juga kok atlet yang punya masa depan cerah dan masuk dalam kategori sukses. Kuncinya adalah pandai mengatur keuangan, dan memanfaatkan masa-masa kejayaan untuk berinvestasi untuk masa depan.
Misalnya aja, Taufik Hidayat. Selain meraih kesuksesan saat jadi atlet, Taufik juga sukses setelah pensiun. Dia punya hall bulu tangkis yang super mewah. Taufik juga masih sering diundang di banyak acara untuk promosi produk sponsor atau untuk memberi pelatihan dan motivasi untuk pemain-pemain muda. Tuh kan, asal memang tahu caranya mengelola aset dan potensi diri, masa depan cerah tentu ada di genggaman.
ADVERTISEMENTS
4. Orang bilang setelah lewat usia 30an, karier atlet akan redup dan dilupakan. Padahal, mereka selamanya adalah seorang pahlawan
Profesi atlet dianggap sebagai pekerjaan berat karena selalu berkutat dengan fisik. Bahkan ada juga yang menyamakan mereka dengan kuli bangunan karena sama-sama bekerja dengan fisik. Karir seorang atlet memang tidak panjang. Kebanyakan, selepas usia 30-an fisik mereka menurun dan tak mampu lagi bersaing.
Ketimbang disamakan dengan kuli bangunan, atlet lebih tepat disamakan dengan pahlawan bangsa lho. Kalau seorang atlet mampu menunjukkan prestasi yang membanggakan dan mengharumkan nama bangsa, mereka tidak ada bedanya dengan seorang pahlawan. Atlet dan pahlawan kan sama-sama berjuang untuk bangsanya.
ADVERTISEMENTS
5. Jadi atlet itu enak lho. Mereka punya keistimewaan yang tak bisa dimiliki sembarangan orang!
Selain bisa meraih masa depan yang cerah dan dikenal banyak orang sebagai pahlawan, atlet juga punya banyak keistimewaan yang tidak bisa dimiliki sembarang orang lho! Salah satunya adalah bisa berkunjung ke istana negara, berbincang-bincang dari dekat sekaligus makan bareng satu meja dengan presiden.
Momen semacam itu cuma bisa didapat atlet-atlet berprestasi yang baru membawa pulang gelar juara atau para atlet yang baru akan berangkat ke turnamen besar. Di luar profesi atlet, kemungkinan mendapat kesempatan yang sama cuma bisa didapat mereka yang berprestasi luar biasa di bidang masing-masing. Jadi, profesi atlet ini sangat diistimewakan!
ADVERTISEMENTS
6. Kalau kamu menganggap hidup atlet cuma di arena latihan, itu salah besar! Justru, atlet sering dibayari keliling dunia dalam berbagai kesempatan
Banyak yang bilang kehidupan atlet cuma di arena pertandingan. Atlet memang menghabiskan banyak waktu di arena pertandingan, tapi bukan berarti kehidupan mereka monoton. Keistimewaan lain dari profesi atlet, mereka bisa berkeliling dunia secara gratis jika mampu meraih prestasi yang membanggakan.
Atlet-atlet dari cabang olahraga apapun, kalau mereka berprestasi, mereka bisa mendapat kesempatan bertanding di turnamen internasional yang berlangsung secara rutin hampir setiap bulan. Intinya, mereka bisa singgah di banyak negara untuk bertanding, melihat dunia luar, sekaligus untuk liburan.
Jadi, sudah jelas kan, kalau anggapan miring tentang atlet itu tak selamanya benar? Percayalah, setiap orang punya jalan hidup masing-masing. Apapun pekerjaannya, selama dia bekerja dengan iklas dan sungguh-sungguh, rezeki akan selalu menyertainya.
Khusus buat kamu yang berniat menjadi seorang atlet, mulai sekarang jangan lagi minder dengan pandangan miring dari kebanyakan orang! Tetaplah fokus pada mimpimu dan jangan lupa menyeimbangkan hidup dengan bekal ilmu pengetahuan. Semangat!