Kalau bisa mengulang waktu, kamu mungkin akan menjadi orang pertama yang melakukannya. Memutar waktu ke masa ayah ibumu masih sehat dan prima atau saat hidup hanya menyediakan kemudahan seperti masa kecil. Namun sayangnya waktu terlalu egois untuk diminta mengulang dirinya ke masa lalu. Kini hidup dan segala kemudahannya seakan bukan lagi waktunya. Mulai dari membuka mata sampai mau menutupnya, ada saja cobaan yang datang mendera. Duh, ingin rasanya berteriak:
Bisa nggak sih cobaan ini di-skip saja?
Seklise kalimat life must go on, hidup dan segala cobaannya hanya punya satu jalan keluarnya. Kamu hanya perlu menjalani dengan sepenuh hati. Berat memang, tapi sebelum cepat-cepat mengeluh dan merengek tak kuat menghadapi, coba resapi dulu hal-hal di bawah ini.
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
1. Mengeluh memang memberi kelegaan. Tapi bukankah terseok sedikit sembari menjalani cobaan membuatmu benar-benar lega pada akhirnya?
Kenapa sih hidup begini banget?!!
Saat cobaan datang, pilihan paling dekat yang bisa diambil hanya mengeluhkan keadaan. Apalagi cobaan ini baru pertama kali kamu hadapi. Rasanya mengeluh akan memberimu angin segar dari kemarau yang datang dalam bentuk cobaan. Namun coba kamu pikirkan lagi. Memang sih mengeluh memberimu kelegaan. Tapi pada akhirnya cobaan ini nggak akan kelar kalau hanya dikeluhkan. Kamu tetap harus menjalaninya. Suka tidak suka. Bukankah sedikit terseok sembari menjalani cobaan lebih terlihat elegan? Pun kelegaan yang diberikan akan benar-benar penuh, tak palsu seperti saat kamu mengeluh.
ADVERTISEMENTS
2. Karena cobaan hidup itu ibarat skripsi. Nggak akan kelar kalau nggak kamu kerjakan sendiri
Kalau mau gampangnya, anggap saja cobaan yang datang ini seperti skripsi. Ketika hanya dibayangkan akan terasa mustahil dilakukan. Apalagi ketika kamu mendapat dosen killer yang punya riwayat susah diminta untuk bimbingan. Namun ketika waktunya untuk mengerjakan skripsi, ternyata apa yang ada di bayanganmu tak sesusah itu. Memang sih awalnya kamu sempat keteteran, tapi saat udah dapat ritme kerjamu, selesai juga kan skripsi itu.
ADVERTISEMENTS
3. Kalau nggak dijalani, kamu nggak akan pernah mengerti maksud Tuhan memberikan cobaan ini. Hitung-hitung latihan menghadapi masa depan yang makin keras lagi
Masih ingat pesan ayah ketika kamu terjatuh saat latihan naik sepeda? Saat itu beliau mengatakan kalau nggak pernah jatuh, kamu nggak akan pernah tahu sulitnya belajar sepeda. Kamu nggak akan pernah tahu rasanya nikmatnya bisa naik sepeda sama teman-temanmu nanti. Begitu pula dengan cobaan yang diberikan kepadamu. Kamu hanya perlu menjalani meski rasanya berat sekali. Kalau tak pernah mencoba, kamu tak akan pernah tahu apa maksud Tuhan yang sebenarnya. Toh apa yang Dia berikan kepadamu ini tak pernah melampaui kemampuanmu. Pun bisa kamu jadikan ajang latihan untuk menghadapi masa depan yang katanya jauh lebih brengsek lagi. See, bukankah Tuhan se-Maha Baik itu pada orang-orang yang mau menjalani?
ADVERTISEMENTS
4. Toh setelah hujan deras akan ada pelangi yang menyertai. Begitu pula dengan cobaan ini, pasti akan ada titik akhirnya
Segala sesuatu di dunia ini punya awal dan akhirnya. Salah satunya cobaan yang sekarang kamu alami ini. Tak pernah sekalipun Yang Maha Baik membiarkan umatnya berkubang dalam cobaan terus-menerus. Kalau waktunya tiba, akan ada saat-saat dimana kamu terlepas dari cobaan ini. Seperti hujan deras yang selalu punya pelangi ketika berhenti. Cobaan yang kamu hadapi pun jalannya akan seperti ini.
ADVERTISEMENTS
5. Menyerah jelas menggiurkan, tapi dirimu di masa depan jelas akan lebih berterima kasih karena bertahan dan mau menghadapi cobaan ini
Selain mengeluh, pilihan yang paling logis diambil ketika ada cobaan adalah menyerah saja. Apalagi ketika kamu sudah mencoba lalu tak kunjung menunjukkan hasilnya. Tapi tahukah kamu? Dirimu di masa depan akan berterima kasih padamu ketika kamu mau menjalani tiap cobaan ini dengan sepenuh hati. Kelak kamu juga akan merasa bangga. Ternyata dirimu sudah melewati jalan panjang nan terjal untuk sampai di titik ini sekarang.
6. Tak perlu takut! Sebab kelak akan ada tangan-tangan tak terlihat semesta yang akan membantumu meski tak kamu minta
Mengeluh lalu menyerah timbul karena ketakutan. Kamu takut merasa sendirian saat menghadapi cobaan ini dan tak bisa sampai pada ujungnya. Padahal saat kamu udah membulatkan tekat untuk menjalani, akan ada tangan-tangan tak terlihat yang semesta ciptakan untuk membantumu selama perjalanan. Hal-hal yang kamu anggap mustahil, pelan-pelan bisa kamu lalui dengan bantuan bantuan semesta ini.
Untuk kamu yang sekarang tengah dicoba dan diuji berulang kali, semoga tekadmu senantiasa bulat untuk selalu tabah menjalani. Sebab kamu pasti bisa melalui. Toh segala ketakutan, ingin mengeluh dan menyerah akan sirna ketika cobaan ini dijalani.