Kuliah sih belum ada apa-apanya, kalau dibandingkan dunia kerja. Banyak juga yang bilang jika dunia kerja itulah dunia yang sesungguhnya. Sebab di sana yang dibutuhkan bukan hanya ilmu yang kamu punya. Tapi juga keterampilan lain seperti cara kamu berkomunikasi, sampai sejauh mana mentalmu bisa terus bertahan di tengah tantangan sekaligus tekanan kerja. Kalau dibayangkan memang rasanya cukup menyeramkan. Sampai buatmu diam-diam berpikir kalau ini toh relevansi dari omelan orangtua, saat kamu terlalu boros, sementara uang masih minta dengan mereka.
Mencari uang itu sulit, nak….
Kira-kira seperti itu pula kalimat yang sering kamu dengar. Tapi apa iya kenyataan dunia kerja sebegitu menyeramkannya? Bagaimana kalau kamu menjalaninya dengan santai dan ikhlas, karena memang yakin ada tujuan yang besar dari perjuanganmu ini?
ADVERTISEMENTS
1. Di balik deadline setiap harinya, kamu bisa menemukan rekan-rekan kerja yang bisa diajak berbagi apa saja
Bukan kerja namanya kalau setiap harinya tak ada tugas yang harus diselesaikan saat itu juga. Biasanya memang tugas harianmu ini sudah jelas, semisal dalam sehari kamu harus mengedit beberapa naskah. Terkadang kamu pun masih harus menghadapi pekerjaan tambahan yang kalau dibayangkan saja memang sudah rumit dan pengap rasanya. Tapi di balik semua beban deadline pekerjaan yang harus kamu pikul ini, setidaknya dalam setiap hari pula dirimu selalu punya kesempatan untuk bertemu dengan orang-orang yang asyik dan seru.
Sekalipun orang bilang mencari rekan kerja yang bisa dijadikan teman baik itu sulitnya setengah mati. Kadang ada yang kelihatannya baik, tapi ternyata diam-diam menusuk dari belakang. Ada yang memang baik, tapi justru menjaga jarak. Tapi, kenyataannya pun tak seperti yang banyak digaungkan oleh orang-orang. Masih ada rekan kerja yang bisa diajak berbagi entah pengalaman, keterampilannya, bahkan cerita hidup sampai candaan yang murni tanpa ada embel-embel ‘cari muka di depan’. Bahkan ada pula cerita di luar sana, dari rekan kerja, justru jadi rekan masa depan alias pasangan suami istri.
ADVERTISEMENTS
2. Lelahmu terganti dengan keuntungan yang tak hanya materi, tapi juga pengalaman yang memberi kepuasan tersendiri
Setiap hari – terkecuali akhir pekan – kamu harus bangun jam 6 pagi, berangkat kantor jam 7-an, sampai kantor dan mulai bekerja jam 8 pagi sampai dengan jam 5 sore, lalu tiba di rumah biasanya senja sudah beranjak dari peranduannya. Rasa-rasanya lelah sudah pasti membayang. Tapi bukankah kamu bekerja juga untuk mendapatkan materi.
Kalaupun orang bilang materi kadang tak bisa mengganti waktu atau membeli kebahagiaan. Bukankah masih ada pengalaman demi pengalaman yang bisa memuaskan hati. Semisal saat bekerja di media start-up, kamu tak hanya bisa menulis saja, tapi sesekali harus belajar fotografi, bahkan sesekali juga harus mengerti bagaimana menjual produk ke brand-brand besar.
Bayangkan, jika kelak pengalamanmu ini dibagi dan dijadikan bahan pelajaran untuk generasi-generasi selanjutnya. Selain kebanggaan, pasti ada rasa lega juga ‘kan?
ADVERTISEMENTS
3. Kamu selalu punya kesempatan untuk naik jabatan, saat kerjamu selalu terlaksana dengan sebaik-baiknya
Karena setiap pekerjaan sudah pasti ada jenjang karirnya. Sementara untuk membuatnya tak hanya tampak nyata di hadapanmu tapi juga bisa diraih, kamu harus bekerja dengan sebaik-baiknya. Meski terkadang jenjang karir itu sendiri tak hanya ada dalam pekerjaan yang sedang kamu jalani.
Bisa saja di pekerjaanmu sekarang ini jadi masa di mana kamu mengumpulkan modal untuk membuat suatu usaha yang memang sudah dirimu rancang. Sebab dalam hidup ini kamu tak hanya memerlukan pengalaman. Tapi juga bagaimana caranya pengalaman tadi jadi batu pijakan untuk membawamu kepeningkatan demi peningkatan.
ADVERTISEMENTS
4. Ada saatnya juga kamu dan yang lainnya merasakan liburan bersama untuk penambah semangat kerja
Atasanmu boleh disiplin sekali, tapi biar bagaimanapun dia tetap punya sisi manusiawi. Dia kadang membuat acara khusus untuk para pegawainya, seperti makan-makan atau jalan-jalan di hari yang harusnya kalian masuk kerja. Kadang ada juga yang memang memberi fasilitas seperti games di kantor. Bahkan sampai membuat aturan friyay, di mana setiap hari Jumat karyawannya boleh serius bekerja hanya sampai jam makan siang. Sementara sisanya jam kantornya bisa dihabiskan untuk kegiatan seru lainnya. Setidaknya tak semua kantor isinya serius terus.
ADVERTISEMENTS
5. Bukankah dengan bekerja, kebutuhanmu terpenuhi dengan cukup baik, sampai makan siang pun pastinya terjamin
Kalau tak kerja, mau makan pakai apa?!
Bukankah kalimat itu sudah tak asing lagi untukmu. Hampir semua orang tujuannya bekerja ya memang untuk mencukupi kebutuhannya, mulai dari yang pokok seperti sandang, pangan, papan, sampai yang tersier dan skunder yang biasanya tak jauh dari gengsi. Lalu kamu, bukankah tujuanmu bekerja salah satunya untuk mencukupi kebutuhan. Beruntung lagi kalau perusahaan tempatmu bekerja ini peduli sekali dengan pegawainya, membuat kebutuhanmu seperti makan siang tercukupi dengan sangat baik. Bukankah ini salah satu hal yang harus kamu syukuri, bukan khawatirkan dari dunia kerja.
Jadi sampai di sini, masih ada yang takut dengan bayang-bayangan dunia kerja? Sebenarnya pekerjaanmu akan terasa sedikit ringan, kalau saja kamu menghadapi segala sesuatunya dengan santai.