Apa yang kita miliki saat ini memang belum seberapa, belum bisa membahagiakan orang tua, dan barangkali masih jutaan tahun cahaya jauhnya dari cita-cita. Tapi bila sesekali mau melihat ke bawah, kita akan tahu bahwa banyak orang yang lebih kurang beruntung daripada kita. Setidaknya kita sudah bisa berdiri di atas kaki sendiri, sementara masih banyak orang yang hidup dengan belas kasihan.
“Ah, ntar aja kalau udah kaya. Sekarang mau makan tiga kali sehari aja mikir-mikir. Biaya kosan, kiriman ke orang tua, tabungan buat nikah, semuanya masih bikin dompet ngos-ngosan. Bantu diri sendiri dulu deh, baru bantu orang lain.”
Pertanyaannya, bila menunggu kaya, kapan kamu akan mulai peduli? Sementara kekayaan yang diharapkan juga belum pasti, nilai sebuah materi juga seringnya subjektif. Semakin banyak uang yang kita punya, semakin banyak kebutuhan yang terasa di depan mata. Begitulah memang manusia.
Berbuat baik kepada orang dan beramal tidak perlu menunggu sampai tabunganmu berjuta-juta. Bahkan beramal tidak harus selalu dengan uang dalam bentuk sumbangan. Ada hal-hal sederhana ini yang bisa kamu lakukan, tanpa keluar uang, tapi bisa sangat meringankan beban.
ADVERTISEMENTS
1. Materi itu gak untuk selamanya. Milikmu yang sudah kamu anggap usang dan rusak, mungkin pasti masih bisa bermanfaat untuk orang lain
Mempunya pakaian yang suah tidak dipakai sayang kalau cuma kamu buang atau tumpuk di lemari. Selain hanya memenuhi tempat, pakaian-pakaian itu mungkin juga bisa berguna untuk orang lain. Pertama, kamu bisa menyumbangkan pakaian-pakaian itu kepada orang-orang yang membutuhkan langsung seperti korban bencana alam atau orang-orang yang sedang dalam pengungsian. Kedua, kamu bisa juga memberikan pakaian bekas itu kepada organisasi atau komunitas yang bisa mengelolanya untuk dijadikan sumber dana usaha ataupun disalurkan ke orang-orang yang membutuhkan.
Begitu juga dengan buku-buku yang mungkin sudah tidak kamu baca lagi. Ada organisasi dan komunitas yang membuat program berbagi buku untuk adik-adik kita dipedalaman Papua. Itu hanya salah satunya, dan mungkin banyak komunitas lain yang bergerak di bidang serupa. Daripada hanya berjubelan di lemari, kamu bisa mengirimkannya kepada orang lain supaya lebih berguna.
ADVERTISEMENTS
2. Kepemilikan materimu yang terbatas saja, pada hakikatnya bisa dibagi. Apalagi energi serta buah pemikiranmu yang muda dan berbakat
Kamu tidak hanya bisa membantu dengan memberikan yang ada wujudnya seperti uang atau pakaian. Tenaga dan pikiranmu juga tidak kalah berharganya. Menjadi panitia baksos, konser amal, kegiatan-kegiatan sosial lainnya bisa menjadi salah satu alternatif untuk beramal dan berbuat kebaikan. Selain itu, kamu juga mendapat keuntungan lain yaitu menambah teman dan pengalaman. Kelak, kepanitiaanmu bisa kamu tambahkan di CVmu sebagai bukti bahwa kamu aktif di luar dunia akademi. Dengan melakukan hal ini, kamu mendapatkan banyak manfaat sekaligus. Membantu orang lain, sekaligus mengembangkan diri sendiri.
ADVERTISEMENTS
3. Berbagi ilmu dengan mereka yang bahkan tidak bisa duduk di bangku sekolah, niscaya akan membuatmu bersyukur dapat menyandang status sebagai mahasiswa atau pelajar…meski bokek
Gak perlu juga lho nunggu lulus kuliah untuk dapat mempraktikan ilmu yang selama ini susah payah kamu pelajari. Bahkan ketika banyak yang selepas lulus pun akhirnya sama sekali tidak menggunakan ilmunya untuk kerja, kamu justru harus pastikan semua ilmumu tidak terbuang sia-sia. Berbagi ilmu dengan mereka yang tidak memiliki akses ke pendidikan seluasmu adalah salah satu cara yang bisa kamu lakukan agar ilmumu jauh lebih bermanfaat.
Beda sama HRD perusahaan yang nuntut sertifikat lulus, mengajar anak-anak kurang beruntung seperti anak jalanan merupakan pemanfaatan ilmu yang bisa kamu mulai saat ini juga. Sekarang sudah banyak kelompok yang berusaha memfasilitasi niatan baik tersebut, mulai yang paling tersohor Indonesia Mengajar sampai gerakan-gerakan mahasiswa di kampusmu masing-masing. Jadi meskipun bokek, kamu tetap bisa jadi orang yang kaya manfaat untukmu sendiri dan untuk orang lain.
ADVERTISEMENTS
4. Insting berbagimu yang mungkin muncul dalam momen sesaat, hendaknya ditindaklanjuti jadi tindakan. Membantu orang di saat-saat tergentingnya justru bisa mengubah harimu yang biasa jadi luar biasa
Terutama di kota-kota besar, masalah transportasi ini masih menjadi peer kita bersama. Kemacetan yang semakin tidak masuk akal, sementara ngkutan umum yang terkadang masih perlu dipertanyakan kelayakannya. Bila kamu membawa kendaraan sendiri, kamu bisa memanfaatkan hal itu untuk menebar kebaikan. Kamu bisa beramal dengan memberikan tumpangan kepada orang yang membutuhkan. Memilih yang rumahnya searah denganmu boleh saja, tergantung kenyamananmu sendiri. Yang jelas, dengan hal ini kamu tidak hanya berbagi dan beramal, tapi juga bisa membantu mengurangi kemacetan.
ADVERTISEMENTS
5. Bahkan ketika kamu sendiri terpuruk tanpa ada materi atau emosi yang tersisa, ada lho orang yang masih bisa merasa terbantu dengan hanya kehadiranmu semata..
Misalkan di panti jompo, kamu akan menemui orang-orang tua yang mungkin tidak membutuhkan apa-apa lagi selain teman bicara. Mereka yang sudah tidak punya keluarga, atau punya keluarga tapi terlalu sibuk untuk memperhatikan mereka, akan sangat senang bila kamu mau meluangkan sedikit waktu untuk mengurusnya. Orang-orang tua ini mungkin tidak ingin apa-apa lagi selain didengarkan ceritanya. Menjadi relawan di tempat-tempat jompo bisa menjadi cara untuk beramal juga. Menemani mereka ngobrol atau melakukan aktivitas-aktivitas lainnya termasuk perbuatan yang berarti juga.
Kebaikan tidak selalu dinilai dengan uang. Hal-hal sederhana yang tak pernah kamu pikirkan bisa sangat berarti untuk orang lain. Tidak perlu menunggu kaya untuk memberikan bantuan kepada yang membutuhkan. Penghasilan pas-pasan seharusnya tidak menjadi halangan kamu untuk beramal. Karena kalau tidak sekarang, kamu tidak akan pernah tahu kapan.