Mungkin beberapa cowok susah buat percaya kalau sekarang mereka sudah menginjak usia yang nggak lagi muda. Entah karena dia lupa, terlalu sibuk, atau terlalu menikmati hidup: banyak cowok yang seringkali menganggap dirinya masih berusia belasan tahun. Nggak salah sih kalau kamu mau memelihara jiwa muda layaknya anak SMA. Tapi, bukankah udah saatnya juga kamu menerima bahwa dunia nggak selalu sesederhana itu?
Sebenarnya, nggak ada prasyarat umur untuk jadi lelaki dewasa — sama seperti nggak ada batasan umur untuk tetap bertingkah kekanak-kanakan. Yang pasti satu: untuk jadi lelaki, kamu nggak harus garang, berotot, atau ikut olahraga ekstrem ala iklan minuman energi. Kelelakian seseorang dilihat dari bagaimana cara dia menangani masalah tanpa mengurangi harga diri sendiri dan rasa hormat pada orang lain. Menjadi lelaki artinya kamu harus belajar dari kesalahan-kesalahan yang kamu buat sewaktu muda. Lebih lengkapnya, di bawah ini beberapa hal lain yang harus dipahami seorang cowok untuk jadi lelaki:
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
1. Sadari Kalau Kamu Adalah Bagian Dari Masyarakat
Fokus terhadap diri sendiri itu penting, dan sah-sah aja. Tapi, jangan sampai lupa kalau kamu adalah bagian dari sesuatu yang lebih besar. Kamu adalah bagian dari keluarga, tim kerja, persahabatan, dan bahkan kemanusiaan. Kamu tidak hidup sendirian di dunia ini, dan tiap aksimu punya konsekuensi kepada orang lain.
Seorang cowok hanya melihat dirinya sendiri, namun seorang lelaki sadar bahwa dirinya ada bersama dunia. Dari kesadaran itu, dia akan berusaha menjadi lebih baik.
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
2. Nafkahi Keluargamu
Sebagai lelaki yang bertanggung jawab, kamu harus mampu mendahulukan keluarga. Hal yang paling penting dalam proses menjadi lelaki ialah memberi makan pada keluarga. Mungkin saat ini kamu belum beristri dan beranak, tapi tentu kamu punya rencana ke sana ‘kan?
Kalau memang kamu nggak berniat menikah atau berketurunan, kamu pun masih punya tanggung jawab pada orang tua. Di hari tua mereka, kamulah yang harus memastikan terpenuhinya kebutuhan mereka. Seorang cowok selalu mencari cara supaya kebutuhannya bisa terpenuhi, sedangkan seorang lelaki akan melakukan berbagai cara agar kebutuhan keluarganya selalu jadi nomor satu.
ADVERTISEMENTS
3. Berpakaian Secara Pantas
Layaknya kulit, pakaian adalah perpanjangan dari karakter lelaki, bukan topeng untuk menyembunyikan atau mengubah jati diri. Seorang lelaki bisa tahu pakaian apa yang sesuai dengan pribadinya, dan bisa mengesankan banyak orang dengan apapun yang dia kenakan.
4. Percaya Bahwa Badai Pasti Berlalu
Ketika kamu melalui masa tersulit dalam hidup, yakinlah semuanya akan berlalu. Pertanyaan sebenarnya bukan kapan segalanya kembali baik-baik saja; pertanyaan sebenarnya adalah apa yang akan kamu lakukan ketika segalanya sudah baik-baik saja. Apa kamu akan melanjutkan perjalananmu, atau kamu malah duduk diam dan santai-santai?
Menerima stagnasi adalah sifat yang nggak dewasa. Seorang lelaki terus terpacu untuk maju, bahkan jika segalanya terlihat aman-aman saja.
5. Kebersahajaan
“Everything in moderation — including moderation.” – Oscar Wilde
Bersikap tidak berlebihan itu penting. Saking pentingnya, bahkan dalam bersikap sederhana kita tidak boleh berlebihan. Menjadi dewasa adalah usaha untuk menemukan keseimbangan antara hidup yang maksimal dan hidup sederhana, serta mempertahankan keseimbangan tersebut.
6. Ingatlah Tiga Aspek Kesehatan
Segitiga kesehatan terdiri dari tiga aspek: fisik, sosial, serta mental dan emosional. Hanya karena kamu nyaman dengan keadaan fisik tubuh kamu, bukan berarti kamu sehat. Kamu juga harus memperhatikan kesehatan mental dan kehidupan sosial yang kamu jalani.
Seorang cowok akan cukup puas dengan tubuh sehat dan atletis, sementara seorang lelaki akan berusaha menjadi sehat secara fisik, sosial, dan emosional. Dia akan menganggap serius kesehatan hubungan yang ia jalani, sama halnya seperti dia mengindahkan apa saja makanan yang masuk ke mulutnya.
7. Coba Dengarkan Orang Lain
“When people talk, listen completely. Most people never listen.” – Ernest Hemingway
Mungkin hidupmu memang menarik, menantang, dan penuh dengan cerita yang bisa mengesankan orang lain. Namun bersikap dewasa sama artinya dengan memahami bahwa semua orang di dunia ini juga punya cerita. Jadilah lelaki yang mau mendengar dengan tulus; kamu nggak akan pernah tahu ilmu apa yang akan kamu dapat hanya dari mendengarkan orang lain.
8. Ketahui Kapan Kamu Memang Harus Angkat Bicara
Ada waktu untuk mendengarkan orang, namun ada pula waktu dimana kamu harus angkat bicara. Sementara bersedia mendengar itu penting, jangan lupa juga menyuarakan pendapatmu sendiri. Menjadi dewasa bukan berarti kamu ikut ngangguk-ngangguk aja dan bilang “iya”, atau selamanya diam supaya membahagiakan suara mayoritas. Menjadi lelaki itu sama dengan mengetahui apa yang harus dikatakan, kapan kalimat itu harus diucapkan, serta bagaimana kamu bisa mengucapkannya dengan rasa hormat.
9. Cukup Dengan ‘Galau-Galauan’ Itu!
Jatuh cinta itu gampang. Yang nggak gampang adalah bersikap legawa ketika perasaan itu gagal membuatmu bahagia. Seorang bocah cuma bakal bisa menyimpan dendam; seorang lelaki akan lebih teguh dan tabah menghadapi kegagalan. Jangan biarkan satu hubungan yang kandas bikin kamu malas (bahkan benci) menjalin hubungan di masa depan. Moving on bagian dari proses pendewasaan.
10. Cintai Manusia, Bukan Materi
Seorang lelaki pasti tahu bahwa dalam menjalin hubungan kita harus mencintai orangnya, bukan apa yang ia pakai, apa yang ia kendarai, dan seberapa besar rumahnya. Lelaki dewasa gak sepatutnya memanfaatkan orang lain demi kesenangan dirinya.
11. Duluan Minta Maaf
Dalam tiap hubungan, akan selalu ada pihak yang mengalah: sang pahlawannya. Namun pahlawan yang satu ini gak pake topeng atau kostum. Dia cuma orang yang menyelesaikan masalah. Seburuk apaun masalahnya, lelaki gak seharusnya menunggu ‘sang pahlawan’ datang. Jadilah pahlawan itu, cukup dengan mengatakan “Aku minta maaf” duluan.
Bocah cowok bakal sungkan minta maaf duluan. Masalah harga diri, katanya. Namun, seorang lelaki akan menimbang-nimbang dan memahami bahwa hubungan yang ia jalani lebih penting daripada kesungkanan mengucapkan maaf.
12. Jadi Lelaki Gak Sama Dengan Memenuhi Stereotip Maskulin
Di dunia nyata, menjadi lelaki tipis hubungannya dengan konsep stereotipikal tentang maskulinitas. Lelaki bukan diukur dengan pengetahuannya soal olahraga. Emang kamu pernah lihat James Bond nonton sepak bola sambil angkat barbel?
James Bond emang cuma karakter fiksi, namun kamu bisa mencontoh ketenangan, kecerdikan, dan ketangkasannya. Tiga aspek itu yang bikin dia menarik. Tiga aspek itu yang menjadikan dia lelaki.
13. Dedikasi Hingga Akhir
Entah itu dalam hubungan atau keputusan berat dalam berkarir, seorang lelaki wajib untuk menyelesaikan apa yang telah ia mulai. Salah satu kualitas yang dimiliki lelaki adalah komitmen untuk menjalani sesuatu, walaupun ia tahu bahwa peluang gagalnya cukup besar.
14. Punya Visi
Seorang lelaki tahu pasti di mana dirinya akan berada dalam 5, 10, hingga 20 tahun ke depan. Dia punya visi dan tujuan yang jelas. Jika bocah cowok cuma bisa bermimpi, seorang lelaki bangun dari tidurnya dan berusaha mewujudkan mimpi tersebut. Kalaupun apa yang terjadi gak sesuai dengan harapan, dia akan beradaptasi. Menyesuaikan diri dengan keadaan, lalu kembali mengejar tujuannya.
15. Punya Karakter
Seorang lelaki harus tahu apa yang bisa dia toleransi, dan apa yang harus dia kritik. Dia tahu apa yang dia sukai, dan apa yang membuat dia bahagia. Dia tahu apa yang harus dia pertahankan, dan apa yang sepatutnya dia jauhi. Dia tahu bahwa karakter adalah hal paling jujur yang bisa dimiliki seorang manusia.
Addendum: sebelumnya, Hipwee udah pernah menulis artikel soal karakteristik cowok yang diidamkan cewek — yang bisa kamu baca di sini. Walau konteks artikelnya adalah tips-tips menjalani hubungan, artikel ini juga bisa berguna buat kehidupan lelaki secara umum. Now be a man, and not a boy!