Beranjak tua dan dewasa adalah bagian tak terelakkan dari hidup. Setiap orang pasti akan mengalaminya. Tapi, banyak dari kita yang menjadi galau seiring dengan bertambahnya usia. Mungkin karena berbagai tekanan khas orang dewasa yang otomatis muncul juga.
Tapi, apa hal-hal buruk dan memusingkan saja yang akan terjadi ketika kita menjadi tua? Tidak, dong! Di bawah ini ada beberapa keuntungan yang kamu dapat saat beranjak tua. Setelah membaca ini, semoga kamu takut lagi untuk bertambah umur setiap tahunnya.
1. Semakin dewasa usia, semakin banyak pengalaman yang kamu punya. Kamu belajar bahwa kesalahan dan kegagalan bukan akhir dari segalanya
Semakin kamu bertambah tua, semakin banyak hal yang sudah kamu lewati di hidup ini. Kamu telah banyak belajar untuk menghadapi keberhasilan dan kegagalan. Dulu saat kamu gagal, emosimu gampang sekali berubah menjadi kecewa yang berkepanjangan. Tapi sekarang, kamu sudah sadar kalau kecewa berkepanjangan tidak akan menyelesaikan masalah. Saat ada masalah, kamu menghadapinya dengan tenang dan santai. Kamu belajar bahwa kesalahan dan kegagalan bukanlah akhir dari segalanya, melainkan ajang pembelajaran diri. Toh, saat kamu bangun esok pagi, semuanya kembali baik-baik saja, kok.
2. Dengan bertambahnya usia, kamu tak perlu lagi jadi seperti anak SMA yang selalu takut ketinggalan tren yang paling keren
Rutin nyobain tempat makan baru, pergi ke club bareng teman-teman, update tiap jam di media sosial, hingga mengikuti tren fashion terbaru nggak lagi jadi hal yang penting untukmu. Masih ada tugas kampus dan kerjaan kantor yang menumpuk, kok, buat dikerjain. Sekarang ini, gaul untukmu nggak lagi harus ikutin tren biar terlihat keren. Gaul untukmu adalah saat kamu bisa mengisi waktu luang dengan hal-hal yang kamu sukai dan bersama orang-orang yang tepat. Yang penting: bahagia!
3. Usia yang dewasa membuat perilakumu semakin bijak dan sadar diri. Kamu semakin bertanggung jawab dan bsia menghasilkan uang sendiri
Kamu bisa menyelesaikan masalah sendiri. Kamu bisa mengatur emosimu dengan baik. Kamu bertanggung jawab dengan kewajibanmu. Kamu bisa menghasilkan uang sendiri. Kamu kekurangan waktu untuk dirimu sendiri. Kalau semua itu belum cukup, tunjukkan saja berapa usiamu. Perlu bukti lain?
4. Kamu nggak lagi boros untuk hal-hal tertentu. Seperti misalnya musik atau baju
Ketika kamu sudah tua, kamu tidak lagi aktif mencari-cari penyanyi atau band baru yang bisa menyamankan telingamu. Selera musikmu bakal bertahan di sekitar era yang itu-itu aja. Mungkin, kamu nggak bisa lepas dari musik tahun 1990-an dan awal 2000-an. Kamu sudah tahu band mana yang ingin kamu dengarkan.
Musik zaman sekarang cuma kamu dengarkan sebagai formalitas saja, itupun lewat Internet. Nggak perlu lagi, deh, menghabiskan banyak uang untuk beli kaset atau CD seperti dulu. Apalagi datang ke gig lokal hanya untuk cari tahu seberapa gilanya band gaul di kotamu kalau menyelenggarakan konser!
5. Di usia ini, kamu sudah membuktikan berkali-kali: mimpimu bisa terwujud dengan kerja keras tanpa henti
Sebagian mimpimu sudah terwujud — kuliah, karir, traveling ke berbagai daerah, hingga melakukan banyak hal ‘gila’. Memang masih ada kehidupan pernikahan dan keluarga yang harus kamu pikirkan. Tapi paling tidak, kamu telah mewujudkan mimpi awal yang akan menjadi bekal kehidupanmu selanjutnya.
6. Temanmu memang berkurang satu per satu. Tapi yang masih bertahan saat ini… adalah sahabatmu
Kamu sudah capek menjalin pertemanan hanya karena kebutuhan atau bosan. Saat ini, kamu hanya memilih teman dengan ketertarikan dan visi misi yang sama sehingga bisa dijadikan teman diskusi yang asik dan tidak ada bosannya untuk selalu berhubungan. Teman yang kamu miliki saat ini adalah yang benar-benar mengerti dirimu dan rela membantumu setiap saat. Teman yang kamu miliki saat ini adalah sahabatmu.
7. “Aku tuh udah gede, Pa, Ma.” Ya — sekarang kamu nggak lagi bisa dipaksa melakukan apa yang kamu suka
“Tidak” adalah tidak. Kamu sudah dewasa dan memiliki pendirian. Apa yang kamu lakukan adalah yang kamu anggap terbaik untukmu dan orang-orang terdekatmu, bukan apa yang sembarang orang anggap baik dan keren.
8. Kamu belajar bahwa kadang memang lebih bijak untuk diam. Tak perlu memenangkan semua argumen untuk disebut pintar
Kamu sudah sadar kalau argumen adalah cara untuk saling berpendapat, bukan cabang olahraga di mana harus ada yang menang dan kalah. Kamu pun tahu bahwa orang yang ngotot ingin memenangkan semua argumen adalah orang yang menyebalkan. Kamu belajar, kadang memang jauh lebih bijak (dan pintar) untuk diam.
9. Kamu pun tahu betapa gelinya waktu orang yang umurnya lebih muda darimu mengeluh soal jadi “tua”!
Kamu nggak tahu apa-apa, dek. Dijalani aja. Aku aja santai-santai gini… (Eh, santai ‘kan ya?)
10. Memang tak semua hal kamu miliki. Tapi, kamu sudah bersyukur dengan apa yang kamu miliki saat ini
Waktu remaja dulu, belum ada yang namanya handphone, Google, online shopping, dan media sosial lainnya. Untuk menelepon kamu harus antri dulu di depan telepon umum atau ke wartel. Untuk mencari bahan belajar, kamu harus rela buku yang kamu incar di perpustakaan sedang dipinjam. Sekarang di saat kamu sudah dimudahkan dengan teknologi, kamu merasa sangat bersyukur pernah mengalami hal tersebut di masa lalu. Karena banyak anak muda sekarang yang tidak mengerti perjuangan-perjuangan semacam itu.
Tuh, ‘kan? Menjadi tua nggak selalu buruk! Mulai sekarang, jangan malu-malu untuk mengungkap berapa umurmu, ya!