Kata “sukses” punya definisi yang sangat luas. Kamu pun bisa sukses dalam berbagai hal dan dengan bermacam-macam cara. Namun, kenapa keinginan untuk mencapai kesuksesan itu justru terasa berat diwujudkan? Bukankah jika kita mau gigih berusaha, kesuksesan itu akan datang dengan sendirinya?
Tunggu dulu. Gagal dalam mencapai kesuksesan itu bukan cuma perkara karena tidak mau berusaha. Sekeras apapun kamu bekerja atau segigih apapun kamu berusaha, kesuksesan akan tetap sulit diraih jika kamu terbiasa melakukan hal-hal berikut ini!
ADVERTISEMENTS
1. Kamu tidak bisa menghargai waktu. Niat belajar sebelum ujian ternyata pupus karena ajakan teman untuk nongkrong-nongkrong unyu.
“Seorang entrepreneur sukses memahami bahwa waktu jauh lebih berharga daripada uang.” – Richard Branson (Founder of Virgin Group)
Banyak orang yang gagal karena terbiasa mengabaikan waktu. Mereka tak bisa pintar-pintar mengatur dan memanfaatkan waktunya untuk mencapai gol yang sudah ditentukan. Saat akan menghadapi ujian akhir semester misalnya, selayaknya kamu memang menghabiskan waktu untuk belajar demi nilai ujian yang sempurna. Tapi, kenapa kamu justru memilih bersantai menonton serial TV atau menjawab “iya” saat seorang teman mengajakmu pergi jalan-jalan?
Sukses adalah ketika kamu berhasil dengan manajemen waktumu. Kamu bisa mengendalikan diri sekaligus memegang komitmen yang kamu tetapkan. Jika saatnya harus belajar, kamu pun akan mengabaikan yang lain dan fokus pada apa yang harus dipelajari. Orang-orang yang teguh pada pendirian inilah yang akhirnya akan mencapai kesuksesan dengan lebih mudah.
ADVERTISEMENTS
2. Kamu punya segudang rencana, tapi tidak pernah benar-benar berusaha mewujudkannya.
Kamu mungkin sudah membuat daftar prioritas dengan jelas. Tak ragu-ragu menuliskan gol utamamu di posisi paling atas. Tapi, apakah kamu benar-benar meyakini dan memahami keinginanmu sendiri? Sudahkah kamu melakukan usaha-usaha yang tepat demi keinginanmu itu?
Yup, meskipun sudah mantap menetapkan tujuan, seringkali kita masih melangkah dengan gamang. Kita tak pintar dalam bertindak sehingga melakukan usaha-usaha yang nyatanya tak sejalan dengan tujuan yang sudah ditetapkan. Sibuk kerja paruh waktu atau aktif ikut organisasi padahal tujuan utamamu adalah mencari beasiswa untuk kuliah S2.
Mulailah dengan langkah yang paling sederhana yaitu menuliskan gol-gol utamamu dalam sebuah jurnal. Catatkan pula strategi dan cara-cara macam apa yang akan kamu tempuh untuk mencapainya. Rutin menuliskan pencapaian-pencapaianmu dalam sebuah jurnal akan membantumu fokus pada satu tujuan.
ADVERTISEMENTS
3. Ketika belum juga berhasil meraih kesuksesanmu, mungkin alasannya cuma satu – langkahmu masih ragu-ragu!
Ada kalanya kamu menganggap sebuah kegagalan bisa dimaklumi. Menempuh ujian untuk 2 mata kuliah dalam satu hari, kamu memilih merelakan salah satunya dan fokus hanya pada satu mata kuliah saja. Kamu bukan termasuk orang gagal jika masih melakukan cara semacam ini. Sukses adalah perkara bekerja dengan cara-cara yang efektif dan seimbang.
Tekankan pada diri sendiri bahwa kamu layak mencapai hasil yang terbaik. Menuntaskan ujian di 2 mata kuliah dengan mantap demi hasil yang sempurna. Jangan pernah merasa baik-baik saja dan berusaha memaklumi kegagalanmu. Kamu hanya harus menemukan cara untuk mengatur waktu belajar dan mempersiapkan dirimu menghadapi ujian. Semakin baik persiapan yang kamu lakukan membuatmu makin percaya diri dan mantap mengerjakan ujianmu.
ADVERTISEMENTS
4. Bukannya memperbaiki, kamu malah sibuk memaklumi keterbatasan diri sendiri.
“Apa adanya dirimu adalah yang kamu percayai.” – Oprah Winfrey
Kadang, orang-orang gagal justru punya perilaku yang unik. Mereka bisa dengan ringan berkata; “aku memang tak punya banyak prestasi”, “aku malas sekali belajar”, atau “aku sepertinya tak mampu membangun bisnisku sendiri”. Yup, mereka justru dengan mudah mengakui keterbatasan dirinya. Dengan ringan memaafkan dirinya sendiri yang tak bisa belajar atau bekerja dengan maksimal. Jadi, bagaimana bisa berhasil jika dirimu sendiri saja tak yakin?
Singkirkan pikiran-pikiran yang hanya akan melemahkanmu. Jangan percaya bahwa dirimu tak cukup hebat atau tak lebih pintar dari orang lain. Gunakan segala kemampuan dan skill yang kamu punya untuk pencapaian terbaik yang bisa kamu raih.
ADVERTISEMENTS
5. Kamu ahlinya membuat alasan. Menganggap kegagalan layak mendapat pemakluman.
Percayakah kamu bahwa mereka yang gagal justru sangat pintar menganalisa keadaan dan membuat alasan? Yup, saat gagal mereka akan berusaha membela diri; menemukan alasan-alasan yang logis perihal sesuatu yang tak mampu dicapainya. Jurus andalan yang paling sering dilakukan adalah sekadar bersikap realistis. Mereka membenarkan dirinya sendiri saat gagal mendapatkan sesuatu sekalipun mereka sama sekali belum mencobanya.
Sederhana saja. Jangan mau jadi orang yang gagal dengan berhenti mencari-cari alasan. Tak ada salahnya sedikit bersikap keras pada diri sendiri karena dengan cara itulah kamu bisa kembali fokus pada tujuanmu.
ADVERTISEMENTS
6. Sifat tinggi hati membuatmu enggan membuka diri dan belajar dari orang lain yang lebih ahli.
“Kamu bisa dengan mudah menilai karakter seseorang hanya dengan melihat bagaimana dia memperlakukan orang lain.” – Johann Wolfgang von Goethe
Gagal ternyata bukan perkara sederhana. Banyak faktor yang mempengaruhinya, termasuk kemampuan interaksi sosial seseorang. Orang yang gagal cenderung arogan; tak tahu bagaimana harus bersikap dan memperlakukan orang lain. Sekadar memberi salam pada orang asing, mengucapkan terima kasih, atau memberikan pujian pada teman yang berprestasi.
Sikap tinggi hati dan abai inilah yang jadi indikasi bahwa dirinya pun enggan mengakui kekurangannya. Dia malas mengenal dan belajar hal-hal baru dari orang-orang yang ditemuinya. Nah, sikap malas belajar inilah yang pasti menjadi penyebab berbagai kegagalan yang dialaminya dalam hidup.
7. Kamu hanya akan jadi orang yang gagal, jika kebiasaan menunda pekerjaan dijadikan kebiasaan.
Satu lagi yang menarik dari orang-orang gagal adalah saat mereka menyadari posisinya sebagai procrastinators atau orang yang suka menunda pekerjaan. Jika merunut poin pertama, menunda pekerjaan adalah tanda bahwa kamu memang tidak bisa menghargai waktu. Kamu menggampangkan pekerjaanmu hari ini lantaran menganggap besok masih ada kesempatan untuk mengerjakannya. Kebiasaan itu pun terus-menerus berlanjut hingga akhirnya pekerjaanmu menumpuk dan kamu terjebak deadline.
8. Kamu sibuk bermimpi, tapi tidak mau bangun dan berusaha lebih gigih lagi.
“Lakukan sesuatu setiap harinya, maka di masa depan kamu akan berterima kasih karenanya.” – Les Brown
Kita layak menikmati hidup dalam sederhana, tapi kesederhanaan tak boleh menjadikan kita malas. Setiap orang pasti punya mimpi dan keinginan, tapi hanya orang-orang hebat yang bisa mewujudkannya. Sementara, orang yang gagal hanya bisa bermimpi dengan luar biasa tanpa punya keberanian dan niat untuk meraihnya.
Hei, kita boleh bermimpi! Tapi, mari segera bangun dan mewujudkan mimpi-mimpi yang kita punya. Selama tak segera memulai langkah pertama, mimpi-mimpi itupun tak akan ada artinya.
9. Daripada harus menghadapi tantangan, kamu memilih mundur dan berlindung di zona nyaman.
Kita tak dilahirkan sebagai manusia super; yang pasti bisa memenangkan setiap pertarungan. Kita tak melulu bisa kuat dan menyelesaikan semua masalah dengan hebat. Namun, kita setidaknya punya keberanian untuk berjuang dan menjadikan hidup yang kita jalani lebih berarti. Menjawab tantangan, menerima kesulitan, mengalahkan ketakutan; banyak hal yang harus dilewati jika ingin sukses.
Sementara, kamu sah disebut orang yang gagal ketika tak mau berusaha. Enggan menjawab tantangan lantaran takut menemui kesulitan. Orang-orang yang gagal adalah mereka yang mudah menyerah dan tak mau menjejak zona tak nyaman. Padahal, sukses bukanlah sesuatu yang niscaya atau keajaiban yang bisa datang hanya dengan sekejap mata.
10. Kesuksesan hanya akan jadi sekadar mimpi jika sikap apatismu tidak segera diakhiri.
Yup, kegagalanmu memang tak datang begitu saja. Selain semua poin yang sudah disebutkan di atas, sikap apatis adalah awal atau pangkal dari setiap pengalaman gagal yang kamu rasakan. Apakah kamu pribadi yang malas beropini, tak berani membuat keputusan, atau sering mengabaikan orang lain dan dirimu sendiri?
Sikap apatis selayaknya bisa diubah. Kamu wajib banyak-banyak membaca dan belajar dari sekitarmu. Mau belajar adalah bukti bahwa kamu berani memperjuangkan hak-hakmu. Hak menjadi pribadi yang lebih baik dan berprestasi.
Nah, apakah kamu masih melakukan salah satu dari 10 poin di atas? Jika iya, mungkin akan lebih baik jika kamu segera mengubahnya. Selamat mencoba. 🙂