Apa sih stress itu?
Bayangin deh kalau ada benang ruwet yang saling berkaitan sehingga kita pusing ujungnya sebenarnya yang sebelah mana sih.. Nah itu pengibaratannya orang yang lagi stress. Banyak banget yang lagi dipikirin, banyak banget yang menjadi beban, serasa buntu dan nggak tau harus memulai menyelesaikannya dari yang mana dulu, karena dirasa semua masalah datang bersamaan. Biasanya kondisi stress terjadi saat ada kesenjangan atau ketidakseimbangan antara tuntutan dan kemampuan.
Tuntutan itu apa tau kan?
Yaps! Tuntutan itu sesuatu yang kalau tidak dipenuhi biasanya akan menimbulkan konsekuensi yang tidak menyenangkan bagi seseorang. Reaksinya juga macam-macam ya! Ada 2 sisi nih, bisa unfrustrated behavior bisa juga frustated behavior.
Kalau dari namanya, tau kan perbedaannya apa?
Misalnya nih unfrustrated behavior, perilaku siswa yang tidak lulus ujian, maka ia akan belajar lebih keras untuk bisa lulus di ujian berikutnya. Nah beda dengan frustated behavior, perilaku yang muncul biasanya menyebabkan dirinya mengalami penuruna kualitas. Misalnya merusak, ngamuk, putus asa dan lain-lain.
Sebagai manusia yang hidup dengan penuh tuntutan, stress akan sangat sulit dihindari, yang membedakan adalah orang yang bisa memanage stress dengan baik dan mana yang tidak. Beberapa hal yang bisa kamu lakukan, ketika kamu lagi stress dan bingung harus gimana dan harus ngapain.
ADVERTISEMENTS
1. List Semua Permasalahan yang Ada di Kepala
Serasa ada banyak hal yang saling bersliweran di kepala. Kadang membuat pusing sampai migran rasanya. Kadang juga hal yang simpel jadi terasa berat kalau sedang banyak masalah. Masalah-masalah kecil bisa jadi terasa sangat berat. Bingung, nggak tau mana dulu yang harus diselesaikan.
Bingung ujungnya yang mana yang harus ditarik supaya benang kusutnya terurai dengan baik. Kadang kita merasa demikian karena hanya dipikirin aja, dengan konsep masalah yang satu belum kelar, udah muncul memikirkan masalah yang lainnya, sehingga masalah sebelumnya belum dapat solusi, eh masalah baru udah muncul lagi. Rasanya pait banget hidup…
Nah biar nggak pait banget hidupnya (pait dikit boleh lah yaa..) mulai sekarang coba yang saling bersliweran di kepala itu diurai dengan cara tulis semua yang kamu pikirkan. Setelah ditulis semua masalahanya, terus dikasih angka di setiap list masalah. Jangan anggap enteng kegunaan angka ini yaa, karena angka ini menunjukkan mana masalah yang urgent akan kamu selesaikan.
Setelah itu rapikan lagi dengan cara tulis kembali mulai nomor 1, yang paling urgent sampai yang masih bisa ditunda. Dari situ kamu akan lihat, bobot masalah yang kamu hadapi bisa jadi tidak sama, artinya mungkin masalah 1 merupakan bobot terbesar dan urgent.
Bisa juga masalah 10 yang bobot masalahnya terbesar tapi tidak urgent. Atau bisa jadi yang urgent ada 2 masalah, tapi setidaknya di kepala kamu tidak saing tubrukan masalahnya karena kamu udah tau mana yang harus diselesaikan lebih dulu.
ADVERTISEMENTS
2. Tulis beberapa Alternatif Problem Solving yang Mungkin dilakukan (dari plan A – Z)
Setelah tau, mana masalah yang kira-kira akan diselesaikan lebih dulu, jangan stop di situ…. tunggu.. tunggu… masih ada lanjutannya yaitu cara penyelesaian masalahnya. Bukan saya yang bisa menemukan penyelesaian masalah kamu, bukan juga teman kamu, karena kamu akan jadi seorang yang mandiri, sehingga kamu harus bisa menyelesaikan masalah kamu sendiri. Orang di lingkungan kamu hanya memfasilitasi, mendukung, memberikan saran atau mengingatkan. Just it..
Selebihnya kamu yang akan memutuskan apa yang akan kamu lakukan. Setiap ada masalah yang dateng, sebenarnya kita dididik untuk menjadi terapis atau konselor bagi diri kita sendiri. Okey caranya adalah dengan menuliskan cara penyelesaian masalah dari yang paling mudah, dan paling mungkin untuk dilakukan sampai yang paling sulit dan berkemungkinan kecil untuk dilakukan.
ADVERTISEMENTS
3. Mungkin Kamu Butuh Refresh
Layaknya orang hidup, stress adalah kewajaran. Ketika kondisi itu tiba, jangan biarkan kamu terus berada dalam lingkarannya. Keluarlah dengan mencari angin segar. Lakukan apa yang ingin kamu lakukan untuk sementara waktu, tapi bukan berarti lari dari masalah yaaa!
Terkadang kita memang butuh waktu untuk dapat menemukan solusi yang tepat ketika kita punya masalah. Solusi itu kadang muncul saat kita sudah bisa berpikir jernih. Liburan, merupakan element penting dalam hidup.
Bahkan stress bisa muncul karena kebosanan dengan rutinitas sehari-hari, misalnya berangkat kerja petang, pulang petang, bertemu dengan macet, berpapasan dengan tugas kantor, belum lagi kalau lemburan di kantor menyapa dan masih harus kena ocehan atasan. Sediakan waktu untuk liburan, supaya otak dan pikiranmu lebih fresh.
Percayalah bahwa hal menyenangkan yang dilakukan disela situasi stress adalah suatu kebahagiaan tersendiri. Rencanakan liburan, kalau bisa bersama orang-orang terkasih, mungkin akan lebih membahagiakan. Kalaupun kamu adalah tipe orang yang lebih suka dengan kesendirian menikmati alam, no problem.. keluarlah untuk menyapa alam.
ADVERTISEMENTS
4. Olahraga Itu Penting
Terdengar sangat mudah, tapi sulit dilakukan konsisten. Kebanyakan orang yang rutin dan sangat concern olahraga adalah orang yang sudah terlanjur mendapat penyakit tertentu. Kalaupun ada, jumlahnya mungkin tidak lebih banyak.
Kalau ada pertanyaan, siapa yang suka olahraga? Saya.. saya.. saya (ramai tunjuk jari)
Kalau ditanya siapa yang mau olahraga? Saya…saya….saya… (ramai tunjuk jari)
Kalau ditanya siapa yang rutin olahraga? Tik….tok…tik…tok…. (hening)
Itu pengibaratan aja sih, bisa benar bisa tidak, atau mungkin pengibaratan yang berlebihan. Yang mau disampaikan disini adalah bahwa olahraga secara rutin adalah penting. Bukan hanya mendapat manfaat secara fisik, tapi juga dapat mengaktifkan kembali syaraf-syaraf yang berkaitan dengan psikologis. Pikiran akan terasa lebih jernih, mengawali mood dengan baik, tidak lesu, tidak mudah lelah.
Mulailah dengan 10 menit setiap pagi, bisa dilakukan di dalam kamar, di luar kamar, atau di depan rumah (senyamannya kamu). Selanjutnya kamu bisa menambah waktu menjadi minimal 20 menit, terus demikian dan jangan lupa kuncinya adalah rutin dan konsisten untuk dilakukan. Setelah kurang lebih 1 bulan, rasakan apa perbedaannya dari sebelum rutin berolahraga dan setelahnya.
Share di coment bawah boleh loh!
ADVERTISEMENTS
5. Salurkan Emosi dengan Cara yang Tepat
Masing-masing dari kita pasti pernah merasa marah, cemas, bahagia, sedih, takut. Mungkin skalanya akan berbea-beda antar orang, termasuk juga cara menyalurkannya. Beberapa dari mereka langsung memperlihatkan di depan orang, namun ada juga yang menahan apa yang ia rasakan dan memilih untuk sembunyi atau bahkan menahan.
Tidak ada jawaban mana yang lebih baik ataupun lebih buruk, tapi yang pasti semua yang disarankan butuh disalurkan secara efektif dan tepat. Terutama untuk emosi marah, sedih, cemas.
Ketika kamu stress karena sutau kondisi atau situasi yang kemu anggap tidak adil, dan kamu tidak bisa marah langsung ke orangnya karena sutu hal, maka jangan menahan amarahmu tapi salurkan di tempat yang tepat. Jangan menyakiti diri sendiri karena merasa tidak bisa melampiaskan rasa sakit hatimu.
Belilah sesuatu yang bisa kamu pukul, misalnya samsak karung, kemudian pukullah dengan berteriak. Atau kamu bisa juga memukuli bantal gulingmu dan berteriaklah supaya kemarahanmu pergi. Kamu juga bisa menuliskan perasaanmu pada buku harianmu dengan pulpen berwarna yang menunjukkan kemarahan (misalnya warna merah).
Bisa juga dengan menggambar menggunakan jarimu yang kamu kotori dengan cat warna. Lakukan selagi tidak merugikan diri sendiri, merugikan orang lain dan jangan merusak. Tanamkan dalam otakmu, bahwa kamu melakukan itu untuk membuang rasa marahmu dan rasa sedihmu.
Alangkah lebih baik memang jika kamu bisa mengelolanya dengan baik, tapi kalaupun tidak, hal diatas bisa kamu lakukan. Setelah kamu merasa lega, kembalilah ke tahap normal, dan pikirkan solusi yang tepat. Otak kamu akan membantu berpikir ketika emosi tidak menguasaimu.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”