Tentunya sudah tidak asing lagi dengan istilah green flag dan red flag. Kedua istilah tersebut digunakan dalam suatu hubungan tidak hanya hubungan percintaan, namun juga dalam hubungan keluarga, pertemanan maupun hubungan di dunia pekerjaan. Jika red flag adalah tanda bahwa hubungan tersebut mengalamai toxic relationship, sehingga perlu tindakan untuk tidak melanjutkan dan mengakhiri hubungan tersebut, maka green flag berkebalikan.
Namun, hubungan yang baik dan sehat tidak serta merta terjadi begitu saja, perlu adanya usaha dari kedua pihak yang menjalani hubungan tersebut, tidak hanya berat sebelah atau bahkan tidak dari keduanya. Jangan hanya menuntut pasangan saja untuk berkorban dalam hubungan agar menjadi lebih baik, tetapi juga datang dari dirimu sendiri, sehingga tercipta hubungan yang sehat atau healthy relationship. Yuk, cek apakah kamu sudah menjadi si green flag dalam hubunganmu!
ADVERTISEMENTS
1. Pendengar yang baik
Menjadi sosok pendengar yang baik di tengah lingkungan yang menuntut ingin selalu didengarkan sangatlah langka. Tidak sulit menjadi pendengar, cukup turunkan egomu untuk mau menerima resah dari pasanganmu tanpa menghakimi.
Sejatinya, mereka yang selalu menceritakan semua hal dalam pikiran dan perasaannya tidak menginginkan saran, hanya telingamu yang siaga, matamu yang berbinar, serta keterbukaan dirimu menerima semua ceritanya. Tidak hanya perempuan saja yang ingin didengarkan, faktanya, laki-laki juga ingin sekali kamu menjadi tempatnya berbagi.
ADVERTISEMENTS
2. Pribadi yang terbuka
Salah satu kunci dari sehatnya suatu hubungan adalah keterbukaan. Jika kedua pihak yang menjalani hubungan saling berkomunikasi secara terbuka, maka tidak ada yang namanya rasa saling curiga baik salah satu maupun keduanya. Kembali lagi pada poin nomor satu, seseorang yang menjadi pendengar yang baik akan menjadi tempat paling nyaman pula untuk pasangannya dapat merasa terbuka.
ADVERTISEMENTS
3. Pribadi yang utuh
Artinya, kamu sudah berdamai dengan masa lalumu, kamu sudah memaafkan dan menerima semua kekurangan yang ada pada dirimu hingga kamu menjadi utuh. Jika seseorang sudah merasa utuh, maka ia dapat memberi lebih banyak kepada semua orang yang berada disekelilingnya. Ibarat sebuah gelas, kita tidak akan dapat membagi isinya apabila gelas tersebut kosong. Namun kita dapat ikut saling mengisi gelas yang kosong tersebut apabila gelas dalam diri juga sudah terisi penuh.
Menjadi pribadi yang utuh juga membuat kita dapat mengendalikan diri. Kita dapat memberikan respons terhadap hal-hal positif maupun negatif yang datang baik dari dalam maupun luar diri. Kita akan paham, bahwa setiap orang memiliki batasan personal yang tidak dapat kita sentuh. Kita juga paham bahwa banyak hal yang tidak dapat kita kendalikan, sehingga cukup tahu dan tidak ambil pusing adalah langkah yang bijak.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”