The Sound of Magic tidak hanya menampilkan genre fantasi saja, tapi juga memiliki kesan lainnya yang cukup menjadi misteri. Terlebih karakter Ri Eul dalam serial ini diceritakan sangat misterius. Belum lagi latar yang dipilih adalah sebuah taman hiburan yang memang pada kenyataannya sudah tidak beroperasi sebagai taman hiburan alias terbengkalai. Hal ini tentunya menambah kesan seram atau punya aura keheningan. Tahukah kamu serial The Sound of Magic punya kisah tersendiri dibalik tempat shootingnya? Konon katanyam, taman hiburan terbengkalai tersebut punya mitos menyeramkan. Benarkah seperti itu? Simak beberapa ulasannya untuk tahu lebih dalam. Berikut mitos yang tersebar dan 6 fakta tentang taman hiburan tersebut.
ADVERTISEMENTS
1. Taman hiburan yang terbengkalai
Serial The Sound of Magic berlokasi di tempat hiburan terbengkalai. Menurut cerita dalam serial tersebut, Ri Eul tinggal dan menunjukan sulapnya di sebuah taman hiburan di atas bukit. Tempat Ri Eul tinggal menjadi banyak perbincangan dalam serial tersebut, karena menimbulkan kesan horror. Benar saja, lokasi Ji Chang Wook shooting adalah sebuah taman bermain yang terbengkalai atau resmi tutup sejak tahun 2011. Yongma Land mulai beroperasi sejak tahun 1983. Taman hiburan ini sangatlah terkenal pada 20 tahun awal semenjak pertama kalinya dibuka.
ADVERTISEMENTS
2. Lokasi syuting The Sound of Magic
Dalam serial The Sound of Magic, diceritakan bahwa sosok Ri Eul tinggal di sebuah taman hiburan berlokasi di pusat kota, tapi berada di atas bukit. Benarkah seperti itu? Begitupun Yongma Land, hanya berjarak 10 menit berjalan dari stasiun Mangu. Lokasi persisnya yaitu Mangunbun-dong, Jungnang-gu, Seoul. Sebelum memasuki lokasi taman hiburan, kamu akan melewati daerah perumahan dengan area yang sedikit menanjak. Tidak jauh dari Yongma Land, terdapat sebuah sekolah Menengah Pertama atau SMP Byunghwa. Barulah setelah itu, terlihat pintu masuk Yongma Land. Setelah memasuki areanya, kamu mungkin akan merasakan aura keheningan berbeda dari suasana stasiun yang ramai. Terus berjalan menanjak dengan dikelilingi banyak pepohonan menampilkan kesan seperti di hutan atau memang seperti di atas bukit. Ada satu spot di Yongma Land dan kita bisa melihat pemandangan kota Seoul dari atas.
ADVERTISEMENTS
3. Meskipun berkesan horor, tapi menjadi destinasi foto
Yongma Land meskipun memiliki kesan sedikit horor namun tempat hiburan anak anak ini menjadi salah satu destinasi yang hit di kota Seoul, Korea. Banyak warga korea yang menginginkan tema tema klasik di era tahun 1980an. Mulai dari foto selfie sampai menjadi lokasi pra wedding. Bukan hanya itu, sejumlah artis dan aktor ternama korea kerap mengunjungi lokasi ini. Industri musik menjadikan tempat ini sebagai lokasi pengambilan gambar, begitu pula industri fashion. Majalah ELLE pun menajdikan tempat ini sebagai lokasi pemotretan sejumlah artis ternama. Adapun beberapa artis dan idol pernah berkunjung seperti Lee Min Ho, EXO, IU, Crayon Pop dan masih banyak lagi. Meski terbengkalai namun, Yongma Land menjadi top list dalam wisata atau destinasi foto. Beberapa vlogger bahkan menyarankan tempat ini sebagai destinasi untuk foto, dan lebih baik jika datang pada saat musim dingin atau salju turun.
ADVERTISEMENTS
4. Beralih fungsi menjadi tempat wisata foto
Yongma Land yang telah berhenti beroperasi sebagai sebuah taman hiburan ini beralih fungsi menjadi tempat wisata foto. Yongma Land tetap dibuka untuk umum setiap harinya. Bagi pengunjung dikenakan biaya masuk sekitar 10.000 won atau sekitar 100.000 dalam angka rupiah. Pengunjung bebas menggunakan area untuk kebutuhan foto, namun biaya dapat berubah atau disesuaikan menurut kepentingan. Untuk kamu yang ingin berkunjung, Yongma Land dibuka untuk kebutuhan sesi foto dimulai dari jam 9 pagi sampai jam 7 malam waktu korea. Jika kamu berkunjung hingga jam 7 malam kemungkinan pemilik akan menyalakan lampu lampu dan ini adalah momen yang sangat indah. Aura horor yang semula ada berubah menjadi romantis, karena diterangi cahaya lampu. Pengunjung diperbolehkan menambah jam atau kunjungan ektra saat tutup dengan biayanya menjadi 25.000 won atau sekitar 250.000 rupiah.
ADVERTISEMENTS
5. Kenangan masa kecil dan mitos horor yang tersebar
Taman hiburan Yongma Land sangatlah populer pada masanya, terdapat komedi putar, bumper cars, dan semua wahana kecil hingga besar semuanya komplit. Kenangan akan masa kecilpun sangat terasa jika kita mengunjungi tempat ini. Di sisi lain, Yongma Land menjadi urban legend. Mitos dari mulut ke mulut terdengar dan menjadi buah bibir. Kabar dari mulut kemulut yang terdengar adalah seorang anak kecil yang meninggal karena menaiki salah satu wahana dikarenakan konstruksi yang kurang memadai. Konon katanya jiwa anak kecil tersebut masih berada di taman tersebut karena insiden tahun 2011. Beberapa sumber menyebutkan, pengunjung dapat mendengar suara anak kecil ketika malam. Menurut kabar yang tersebar insiden tersebut menjadi alasan tutupnya taman hiburan ini. Namun demikian kebenaran dari mitos ataupun kabar yang tersebar tersebut belum dapat dipastikan kebenarannya. Banyak orang menjadi berimajinasi berlebihan, terlebih karena tempat tersebut terbengkalai. Bagi pengunjung yang tertarik dengan kisah tersebut dapat datang tanpa harus melanggar izin, karena tentu saja sang pemilik justru memberikan izin dengan biaya yang harus dibayar.
ADVERTISEMENTS
6. Populer dan menjadi tema ikon tahun 1980-an
Seperti flashback menaraiknya di kota Seoul yang sangat maju tersebut, tetap memiliki tempat legenda atau sejarah industri taman hiburan. Yongma Land yang berdiri tahun 1983 memberikan kesan klasik. Berbagai wahana permainan di dalamnya memiliki icon pop culture di era tahun 80-an. Sejumlah interior klasik dari tahun 70an hingga 80-an menjadi highlight di tempat ini. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para pemburu foto bertema klasik pop culture. Yongma Land menunjukan ketertarikan bagi warga korea maupun turis meski sudah berhenti beroperasi sebagai taman hiburan.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”