“Kapan nikah?”
Pertanyaan ini sering muncul ketika kita masuk usia 23 tahun atau 25 atau setelah kita lulus kuliah dan sudah bekerja. Rasanya gemes kali ya ditanya “kapan nikah” sama beberapa orang yang sebetulnya itu bukan menjadi urusan mereka karena itu sebetulnya menjadi privacy kita.
But…jangan hanya karena usia sudah memasuki “usia menikah”, kalian jangan terburu-buru dan asal menikah dengan siapa saja. NO! Karena menikah bukan hanya masalah resepsi atau pestanya saja, tapi kalian akan hidup bersama pasangan kalian seumur hidup kalian. Jadi, jangan asal memilih pasangan karena hanya kalian sudah memasuki usia untuk menikah.
ADVERTISEMENTS
1. Menikah itu komitmen seumur hidup dan tidak ada kadaluwarsanya
Pertama, menikahlah ketika kalian sudah menemukan pasangan hidup yang benar-benar dapat saling menerima kekurangan dan kelebihan masing-masing. Benar-benar mau bersama menjalani hidup dalam suka maupun duka, kaya atau pun miskin, sehat maupun sakit. Kalian harus yakin terhadap pasangan dan yakin terhadap pilihan kalian sendiri bahwa pasanganmu adalah pasangan terbaik untukmu. Menikah membutuhkan komitmen bersama, dimana bisa saling terbuka dan menerima, jujur, saling menyangi, menghormati, dan setia.
ADVERTISEMENTS
2. Uang bukanlah segalanya, tapi juga penting
Kedua, selain itu, kita tidak dapat menampik bahwa kebutuhan financial juga sangat penting. Pikirkan juga, apakah kalian sudah mampu menghidupi diri kalian dan keluarga kecil kalian nantinya setelah menikah?? Pekerjaan bagi lelaki itu penting, karena nantinya orang tua si perempuan akan mempercayakan anak perempuan tersayangnya kepada lelaki lain, jika kamu para lelaki sudah memiliki pekerjaan atau penghasilan yang sekiranya mampu menghidupi keluarga kecilmu nanti maka orang tua si perempuan bisa lebih yakin ke kamu dan mempercayakan anak perempuannya ke kamu. Ingat, bobot itu masih cukup penting lho…
ADVERTISEMENTS
3. Iman yang kuat akan membentuk keluarga yang kuat.
Ketiga, milikilah iman yang kuat. Jika kalian dan pasangan berbeda keyakinan tetapi kalian bisa saling memahami, menerima dan menghormati satu sama lain dan keluarga kalian merestui hubungan kalian, it's okay! Keep going…tapi kalian harus komitmen nantinya soal keyakinan anak-anak kalian, jangan sampai anak-anak kalian bingung harus ikut siapa, atau kalian memperebutkan anak-anak kalian untuk ikut salah satu dari kalian. Namun, alangkah lebih baik apabila kalian satu dalam iman, ibarat kata dalam satu kapal hanya ada satu nahkoda dan satu tujuan hidup yang sama. Tapi untuk hal ini kembali lagi ke pribadi masing-masing dan keluarga kalian sih..
ADVERTISEMENTS
4. Karir sebelum menikah
Keempat, karir. Karir atau pekerjaan selain menjadi alasan financial nantinya juga menjadi alasan dimana kalian tinggal nantinya setelah menikah, apakah tetap LDR misalkan si laki-laki ada di Jakarta dan si perempuan ada di Jogjakarta, atau salah satu dari kalian mengalah dan pindamemih kerja di satu kota yang sama? Hal ini perlu dipikirkan juga bagi yang memiliki pekerjaan yang berbeda daerah. Tapi kalau sudah satu daerah mah enak-enak aja, atau sudah komitmen salah satu dari kalian mengalah dan bisa tinggal bersama. Apabila kalian sudah menikah dan LDR itu cukup menguras tenaga, pikiran dan uang. Coba bayangkan kalian sudah menikah dan LDR lalu kalian pasti sebulan atau seminggu sekali harus pulang pasti menguras kantong untuk biaya transportasi, selain itu kalian tidak bisa bersama setiap saat atau saat-saat kalian membutuhkan satu sama lain. Namun, kembali lagi ke pribadi masing-masing, kalau memang sudah terbiasa LDR dan sanggung untuk LDR ya dijalani saja…
ADVERTISEMENTS
5. happy wedding
Well, aku rasa itu beberapa alasan yang perlu dipertimbangkan sebelum kalian menikah, jangan hanya menikah karena kalian sudah masuk di usia menikah ya…Temukan pasangan yang benar-benar tepat untuk satu sama lain, dimana kedua keluarga menyetuji dan merestui hubungan kalian.
Semoga artikel ini berguna, jika ada yang tidak tepat mungkin kita bisa share disini…
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”