Remaja cenderung ingin mencoba apapun hal baru yang membuatnya penasaran, tanpa memikirkan risiko yang akan ditanggungnya. Biasanya remaja akan mencoba-coba, meski tidak memiliki pengetahuan tentang yang dilakukannya. Terkadang hal tersebut menimbulkan berbagai masalah, tak terkecuali masalah kesehatan reproduksi. Oleh karena itu, ada baiknya Anda memahami kesehatan reproduksi remaja dengan baik, sebagai bekal untuk mendidik anak.
Biasanya, kesehatan reproduksi dikaitkan dengan hubungan seksual saja. Orang tua merasa tabu untuk membicarakan hal tersebut bersama anak. Padahal, kesehatan reproduksi juga berkaitan dengan kondisi fisik, mental, dan sosial seseorang. Ada baiknya orangtua memberi pemahaman dan pengertian, mengenai kesehatan reproduksi remaja pada sang anak. Remaja yang tidak dibekali pemahaman yang baik tentang kesehatan reproduksi, cenderung melakukan perilaku-perilaku yang menimbulkan masalah kesehatan reproduksi.
1. Seks bebas
Biasanya pada usia remaja, muncul keinginan untuk bereksperimen dengan seks. Hal tersebut terjadi akibat pengaruh dari teman, lingkungan maupun konten-konten negatif yang bisa diakses melalui Internet. Hubungan pacaran remaja juga menjadi salah satu faktor yang memicu terjadinya seks bebas.
Sebagian besar remaja kurang memiliki kesadaran akan konsekuensi seks bebas yang dilakukannya. Padahal, masalah kesehatan reproduksi ini dapat menimbulkan risiko kehamilan, penggunaan narkoba dan alkohol, maupun bunuh diri.
2. Kehamilan yang tak diinginkan
Sebagian besar kehamilan pada remaja bukanlah hal yang direncanakan atau diinginkan. Kehamilan remaja biasanya didorong oleh kemiskinan, dan kurangnya pendidikan serta kesempatan kerja. Ketidakmampuan memperoleh kontrasepsi juga dapat menjadi penyebabnya.
Selain itu, kehamilan yang tak diinginkan dapat pula terjadi karena pemerkosaan. Masalah reproduksi remaja ini dapat berujung pada putus sekolah, dan pandangan negatif dari masyarakat.
3. Aborsi
Setiap tahun, sekitar 3,9 juta remaja perempuan berusia 15 hingga 19 tahun menjalani aborsi yang tidak aman. Orangtua kerap kali tidak mengetahui bahwa anak remajanya telah melakukan aborsi. Aborsi menyebabkan reaksi emosional, seperti depresi, dan mudah marah.
Selain itu, aborsi berisiko menimbulkan masalah kesehatan yang berkelanjutan bahkan kematian. Masalah reproduksi remaja ini sangatlah memprihatinkan.
4. Pernikahan dan persalinan dini
Pernikahan dan persalinan dini, kerap kali terjadi di bawah paksaan, maupun dengan kesadaran penuh. Pernikahan dan persalinan dini dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan untuk bayi dan ibu remaja. Ibu berusia remaja dapat menghadapi risiko eklampsia, infeksi, dan endometritis nifas yang lebih tinggi. Sementara itu, bayi rentan mengalami berat badan rendah, kelahiran prematur, dan kondisi kesehatan yang parah.
5. Penyakit menular seksual
Sebagian remaja mengalami penyakit menular seksual, seperti klamidia, gonore, herpes, sipilis, maupun HIV. Melalui hubungan seksual, para remaja dapat tertular penyakit-penyakit tersebut. Penyakit menular yang tidak segera diobati dapat membahayakan nyawa.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”