Serangan jantung adalah salah satu penyakit yang paling mematikan dan bisa menyerang usia muda, bahkan yang rajin olahraga. World Health Organization (WHO) mengatakan pada tahun 2015 penyakit jantung koroner merupakan penyakit paling mematikan di dunia yang telah menyebabkan 8,8 juta kematian. Sedangkan laporan dari Centers for Disease Control and Prevention mengatakan bahwa setiap tahun penyakit ini membunuh setidaknya 370 ribu orang.
Sementara itu, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan pada tahun 2013, di Indonesia, penyakit ini mencapai angka 12,1% dari populasi. Bahkan, penyakit ini semakin banyak diderita oleh kelompok usia muda, yakni 39% berusia kurang dari 44 tahun dan 22% berada di kisaran usia 15-35 tahun.
ADVERTISEMENTS
1. Sebelumnya, pahami dulu definisi klinis serangan jantung
Mungkin kebanyakan dari kita hanya tahu bahwa 'serangan jantung' adalah sesuatu yang mematikan dan menakutkan. Ini gak salah, tapi kita akan lebih baik dalam mencegahnya kalau kita tahu sebenarnya apa sih yang terjadi saat seseorang mengalami serangan jantung.
Serangan jantung terjadi karena adanya penyumbatan pada arteri koroner. Pada arteri ini terdapat sirkulasi darah kaya oksigen ke semua organ tubuh, termasuk jantung. Penyumbatan arteri ini bisa menyebabkan aliran darah ke jantung bisa turun secara signifikan atau berhenti sama sekali yang dapat menyebabkan serangan jantung.
ADVERTISEMENTS
2. Kenali gejala-gejalanya!
- Nyeri dada. Bagian ini biasanya terasa seperti ditekan atau diremas pada dada sebelah kiri
- Tidak nyaman di bagian tubuh atas. Merasakan sakit pada salah satu atau kedua lengan, punggung, bahu, leher, rahang atau bagian atas perut (di atas pusar). Rasa tidak nyaman tersebut berlangsung lebih dari beberapa menit atau hilang dan kembali lagi. Kadang disertai dengan rasa gelisah dan detak jantung cepat
- Sesak napas. Biasanya jika ini terjadi maka tubuh akan mengeluarkan keringat dingin, kepala terasa pusing dan tubuh terasa lemas.
- Gejala lain. Pada beberapa orang muncul gejala lainnya seperti batuk, mual, muntah yang sering terjadi pada wanita.
ADVERTISEMENTS
3. Siapa saja yang berisiko?
Mereka yang berisiko terkena serangan jantung biasanya memiliki pola hidup yang tidak sehat dan juga karena adanya faktor genetika, seperti:
- Kelebihan berat badan. Bahkan jika melakukan diet yang salah, seperti diet tinggi lemak jenuh, lemak trans, kolesterol dan sodium juga akan meningkatkan kolesterol.
- Karena kandungan yang terdapat pada rokok juga dapat meningkatkan risiko terjadinya serangan jantung
- Pria berisiko tinggi mengalami serangan jantung setelah usia 45 tahun dan wanita setelah 55 tahun.
- Faktor keturunan. Faktor yang sangat tinggi dari keluarga dapat meningkatkan serangan jantung.
- Tekanan darah tinggi. Karena bisa merusak arteri dan mempercepat penumpukan plak. Tekanan darah normal adalah di bawah 120/80 mmHg (tergantung usia).
- Faktor lain, seperti olahraga berlebihan, stress juga memicu terjadinya tekanan darah tinggi dan penggunaan obat-obatan seperti amfetamin dan kokain.
ADVERTISEMENTS
4. Sering olahraga juga bisa terkena serangan jantung?
Serangan jantung pada usia muda saat sering berolahraga terjadi karena kondisi kolesterol yang tidak diketahui. Kolesterol adalah faktor risiko serangan jantung karena merupakan pembentuk plak yang membuat pembuluh darah menyempit.
“Kadang-kadang merasa sehat dan percaya diri, rajin berolahraga, menjaga pola makan, tapi tidak pernah periksa kesehatan. Jadi, tidak tahu bahwa ada masalah yang bisa mengganggu kesehatan jantung, contohnya kolesterol,” kata Dokter spesialis penyakit jantung dan pembuluh, Vito A. Damay, dilansir dari CNN Indonesia. Selain itu, kondisi kelainan irama jantung juga berbahaya bagi orang yang sering berolahraga karena dapat memicu serangan jantung.
Sementara itu, dilansir dari kompas, aktif berolahraga juga belum tentu membuat kita terhindar dari serangan jantung, apalagi yang punya riwayat sakit jantung. Olahraga yang sehat untuk jantung adalah olahraga ringan seperti jalan pagi, jogging atau berenang yang dilakukan secara kontinu.
ADVERTISEMENTS
5. Kenali tubuh kamu. Jangan sampai upaya sehat malah bikin sakit
“Walau sering melakukan olahraga namun beberapa orang tetap mempunyai risiko serangan jantung, apalagi bila melakukan olahraga permainan seperti tenis, futsal dan lainnya, denyut jantung akan cepat tak berirama naik turun,”
“Walau sering melakukan olahraga namun beberapa orang tetap mempunyai risiko serangan jantung, apalagi bila melakukan olahraga permainan seperti tenis, futsal dan lainnya, denyut jantung akan cepat tak berirama naik turun,”
kata Dokter Spesialis Penyakit Jantung, dr. Firman Leksmono SpKP FIHA dilansir dari kompas. Tapi, selama tidak ada riwayat penyakit jantung, diperbolehkan untuk melakukan olahraga permainan yang disebutkan tadi.
Itulah gejala dan penyebab serangan jantung di usia muda dan yang gemar berolahraga. Pada akhirnya, kita pun harus pahami kebutuhan tubuh kita dan juga batasan-batasannya. Jangan sampai upaya kita untuk jaga kesahatan malah berujung masalah, hanya karena kita kurang memperhatikan tubuh kita.
Maka dari itu, penting banget untuk menjaga kesehatan ya SoHip. Makan-makanan bergizi, olahraga teratur, jangan merokok dan rutin periksa kesehatan.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”