Untukmu yang Terluka saat Ramadan, Inilah Waktunya Bangkit dan #UpgradeDirimu!

Untukmu yang pernah terluka, tenang, ayo kita buka bersama dan upgrade diri.

Sudah hari ke-12, masih ada dua puluhan hari lagi untuk menuju hari fitri. Tapi itu masih lama, mungkin badan masih mengulat manja di kasur sambil menatap langit-langit plafon. Putih. Nafas terasa lebih panjang, namun pikiran kosong. 

Aku tahu, untukmu yang pernah terluka dan dilukai saat Ramadan, adalah momen serba salah dalam hidup. Ramadan yang harusnya berkah, penuh ketenangan, dan diklaim dekat dengan Pencipta, justru menjadi bumerang penghancur dan semakin terpuruk. 

Tenang, untukmu yang pernah terluka dan dilukai, justru inilah saatnya untuk buka bersama. #UpgradeDirimu selama Ramadan 2019, asal kita masih ada kesempatan dan umur. 

Apa yang harus dilakukan?

ADVERTISEMENTS

1. Masih tidak kuat bangun dari kasur? Ayolah, sebentar lagi sahur, manfaatkan ini untuk me-recharge tenaga dan pikiran

Mager, tapi segan~ (Photo by Rido Alwarno from Pexels)

Mager, tapi segan~ (Photo by Rido Alwarno from Pexels) via https://www.pexels.com

Mungkin kita menangis semalaman, sampai mata membengkak dan tak tahu lagi merasakan apa. Numb. Feel stupid. Atau apapunlah yang kita rasakan tadi malam. Suara serak, aduh, sedih deh kalau dibayangkan. 

Tapi hei, tengoklah depan kaca sebentar. Wajah kusut, rambut awut-awutan, kerutan di bawah mata, itu semua adalah efek kita yang terlalu larut dalam kesedihan. Sedih membuat tubuh defensif melawan kenangan pahit. Dan itu membangun sistem pertahanan tertinggi agar kita kelak tidak mengulanginya lagi. Jika kita tidak mau mendukung tubuh untuk bertahan, alhasil tubuh bagian lainlah yang menjadi korban. 

Mereka butuh istirahat.

Dan sahurlah menjadi pengobatnya. 

Konsumsi makanan berserat dan karbohidrat kompleks saat sahur. Hindari gula dan pemanis buatan. Perbanyak minum air putih dan jangan tidur. Tidur setelah sahur membuat perut menyimpan lemak dan tenggorokan akan terasa panas saat bangun. Lagi pula, bisa ketinggalan salat subuh. 

ADVERTISEMENTS

2. Usai sahur, regangkan tubuh, ringan saja

Regangkan seluruh masalah hidupku beib! (Photo by Tamba Budiarsana from Pexels)

Regangkan seluruh masalah hidupku beib! (Photo by Tamba Budiarsana from Pexels) via https://www.pexels.com

Lakukan peregangan dengan hati yang lapang. Karena kalau keberatan melakukannya, yang ada tubuh terasa lebih sakit. Gunanya, supaya otot-otot tegang kembali rileks dan peredaran darah lebih lancar.

Kalau memang dasarnya mageran, angkat kedua kaki, sandarkan ke dinding. Pastikan berbaring di kasur. Setelah punggung dan kasur bertemu, tahan kedua kaki di dinding selama 2 menit. Lalu ayunkan ke belakang, tahan. Lakukan sebaliknya. 

Perut jadi lebih bekerja, punggung tidak lagi terasa sakit, dan pikiran terasa lebih lapang. 

ADVERTISEMENTS

3. Salat subuh, menangislah pada-Nya

Sudah saatnya untuk menghamba-Nya. (Pexels)

Sudah saatnya untuk menghamba-Nya. (Pexels) via https://www.pexels.com

Tidak apa kalau menangisnya sampai tidak bisa bangun sujud. Lama-lama sujud, biarkan seluruh peredaran darah berkumpul di kepala, sampai air mata membasahi sajadah. Adukan semua keluh kesah seperti batu di pundak itu. Namun, ungkapkan dengan bahasa santun dan menghamba pada-Nya ya!

Itulah momen emas untuk menerima diri dengan segala masa lalu. Biarkan Tuhan mendengar, biarkan pula Dia yang menyelesaikan. Prinsipnya adalah cerita dulu, dengan sendirinya akan ada tanda yang tidak pernah kita duga. 

ADVERTISEMENTS

4. Jangan tidur, please banget!

Kenyang dikit, gapapa lah ya tidur bentar. (Photo by Ihsan Aditya from Pexels)

Kenyang dikit, gapapa lah ya tidur bentar. (Photo by Ihsan Aditya from Pexels) via https://www.pexels.com

Kesedihan itu memang tidak langsung terangkat, apalagi luka dan trauma yang sedang dihadapi bertahun-tahun. Tidak apa, semua dilakukan bertahap. Asal bisa berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater, atau sudah mencoba jujur dan menerima diri sendiri. Yang artinya, itu semua dilakukan tanpa “tidur” atau mendiamkan masalah itu bukan? 

Tidur seharian, mau itu sehabis sahur atau sebelum buka puasa, justru akan memperburuk suasana hati. Masalah itu malah terbawa sampai mimpi, bahkan parahnya membuat kualitas tidur terganggu. 

Dan “tidur” tanpa mengakui emosi atau apa-apa yang kita rasakan justru membuat kita banal tidak beremosi. Numb. Nantinya malah denial, kan pedih lagi? Akui saja marah. Akui saja menangis. Akui saja bahwa mengekspresikan emosi itu wajar dan tidak pandang bulu. 

Akui saja, lalu terima, nikmati prosesnya walaupun perlahan dan menyakitkan. Tuhan Maha Mendengar. 

ADVERTISEMENTS

5. Bangun! Matahari menyambut, dia ikhlas menerima kita apa adanya

Eh! Udah pagi yak?? (Photo by Inge Wallumrød from Pexels)

Eh! Udah pagi yak?? (Photo by Inge Wallumrød from Pexels) via https://www.pexels.com

Matahari selalu hadir dari timur dan tenggelam ke barat. Matahari tidak pernah berbohong meski tertutup awan hujan. Jika Ramadan tahun ini ada yang hujan atau kemarau, hadapi saja. Karena matahari selalu hadir untuk pertumbuhan tulang kita. Berjemur di apgi hari setidaknya bisa menambah suasana hati yang sedang terluka. 

Semakin pagi menyambut matahari, semakin awal pula kita beraktivitas. Pekerjaan menumpuk, tugas tiada habis, bisa dicicil untuk mengurangi beban pikiran. Ada pun masalah yang berakar dalam angan, cobalah untuk dibicarakan ke psikolog, psikiater, atau orang yang dipercaya. Keluarkan energi negatif itu juga dengan menulis.

Jangan lupa, tetaplah fokus pada rencana. Buka dan lanjutkan apa yang pernah kita suka dan proyek tertunda. Kalau perlu, tutup telinga dari orang-orang yang iri kita. Inilah langkah sederhana untuk #UpgradeDirimu selama Ramadan. Semoga ini yang pertama dan terakhir. 

Selamat berbuka puasa!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Photo-hunter. Currently, read her thoughts on nadiakhadijah.com.