Kau tahu, aku tak pernah memikirkan ini sebelumnya. Jangankan memikirkan cinta, saat itu menepis luka saja aku kewalahan sudah.
Perkenalan kita cukup aneh. Aku baru sadar bahwa ada orang baru di sekitarku. Padahal jika aku tak acuh, mungkin aku sudah menyadari kehadiranmu dari dulu. Kau pun sama, tak pernah menyadari kehadiranku di sekitarmu. Dan ketika tiba waktu itu, kau menghampiriku dan tak segan menyapaku,
“Hai, siapa namamu?” begitu katamu.
Mengingat saat itu, aku percaya bahwa pertemuan kita memang sudah terencana indah.
<>2. Awalnya, kupikir ini hanya hubungan biasa. Tapi semakin lama, kau semakin menunjukan bentuk cinta yang sesungguhnya.>Aku tak pernah berpikir bahwa hubungan kita akan sejauh ini sebelumnya. Bukan bermaksud tak serius dari awal menjalin hubungan ini, tapi melihat masa lalu membuatku tak memikirkan lebih jauh. Membuatku tak mengharap terlalu tinggi. Tapi nyatanya, yang kupikir salah. Semakin lama kau semakin menunjukan rasa cinta yang sesungguhnya, meski tanpa embel-embel kata, tanpa coklat boneka atupun hadiah setiap bulannya.
Caramu memperlakukanku seperti seorang permaisuri di atas segalanya, membuatku merasa cukup untuk kembali jatuh cinta. Cukup untuk kembali percaya. Cukup untuk melihat bahwa ada cinta yang sedang kau perjuangkan sekuat hati dan tenaga.
<>3. Usia kita memang terpaut jauh berbeda. Tapi denganmu, aku tak lagi takut kehilangan masa muda.>Aku tahu kau memang sudah dewasa, Sayang. Sudah semestinya kau menjalin cinta yang tak lagi sama saat pikiranmu labil dan saat masih remaja. Berbeda denganku, yang dari awal saja sudah tak pernah berpikir akan sejauh ini hubungan kita.
“Hehehe... Maklumilah, sayang. Aku masih belia untuk memikirkan itu dulunya!”
Kata orang,
"Kenapa kamu mau menjadi calon ibu-ibu, sedangkan kamu masih bisa bersenang-senang dengan masa mudamu?”
Sayang, aku tak peduli dengan ucapan seperti itu. Dan kau, juga jangan pernah ragu dengan usiaku.
"Denganmu, kurasa masa mudaku tak pernah terenggut."
Sekarang, tidak ada lagi yang perlu kutakutkan. Aku justru bangga sudah diberikan pasangan sepertimu, yang bisa membimbing dan melindungiku kapanpun saat kubutuh. Aku tak lagi takut kehilangan masa muda bersama teman-teman. Karena sifat dewasamu, karena sifat mengertimu yang tak pernah mengekang dan membuatku nyaman.
<>4. Sempat kita berjalan masing masing, tapi nyatanya kita kembali.>“Usia kita memang jauh berbeda, tapi terima kasih sudah mau mengerti sifat kekanak-kanakanku yang mungkin membuatmu cukup lelah.”
Setiap hubungan pasti mempunyai lika liku. Tak terkecuali aku dan kamu. Perbedaan kita kurasa memang sulit untuk menyatu. Tak jarang, jika kita sering saling diam kata dan menutup mata. Kau yang tak peka dan aku yang sulit untuk mengalah. Hingga suatu saat, aku ingin pergi meninggalkanmu. Tapi apa yang kau lakukan? Kau justru mengejarku, meminta maaf seolah semua itu salahmu.
Padahal masalah itu bukan sepenuhnya salahmu.
Keseriusanmu, dengan selalu mempertahankanku, membuatku yakin kau bukan manusia pesimis dan penyerah. Meski kita pernah berjalan tak searah, tapi akhirnya kita kembali dalam tawa dan kau pun berhasil membuatku kembali jatuh cinta.
<>5. Kau memang tak pernah menuntutku. Tapi, aku akan berusaha menjadi calon pendamping terbaik sebisaku.>“Sayang, terima kasih sudah memperjuangkan hubungan kita.”
Maaf sayang, jika aku sering merepotkanmu, membuatmu lelah dengan semua omelanku. Membuatmu kesal dengan sikap egoisku, membuatmu bingung dengan apa yang sebenarnya kumau. Tapi percayalah, sayang. Di sisi lain, aku sedang mempersiapkan diri untuk menjadi calon istri dan ibu yang baik untukmu dan untuk generasimu. Yakinlah bahwa aku selalu berusaha melakukan hal terbaik versiku.
Meski selama bersamaku, kau tak pernah menuntut apa-apa. Tapi aku sadar bahwa semua yang kau anggap tak masalah hari ini, belum tentu sama nantinya. Aku sadar bahwa hidup berumah tangga bukan hanya mengkonsumsi cinta saja. Maka dari itu, aku mau belajar. Agar aku pun tak hanya bisa menunjukkan padamu, tapi juga pada calon ibu mertuaku bahwa anaknya ada pada wanita yang tepat.
Lihat aku sekarang! Aku sedang belajar banyak untuk menjadi calon pendamping hidup, juga ibu dari anak-anakmu. Dulu, aku memang tak mengerti soal bumbu-bumbu. Jangankan mengerti. Membedakan jahe dan lengkuas saja, aku pernah keliru. Tapi sekali lagi sayang, sekarang aku tengah berusaha jadi yang terbaik versiku.
<>6. Terima kasih untuk pria yang akan mengambil alih tanggung jawab ayahku.>“Nanti aku akan menjadi seorang ibu yang akan merinci setiap kebutuhan anaknya dan imamnya. Aku bisa, Sayang. Aku pasti bisa. Kau percaya, kan?”
Sayang, terima kasih sudah mau mengajakku ke jalan yang lebih indah dari sebelumnya. Entah bagaimana harus kukatakan untuk semua hal yang sudah kau lakukan. Terima kasih sudah berani datang menghadap sang orang tua, meminta izin untuk menjadi imam putrinya, dan sudah berani meminta izin untuk mengambil alih tanggung jawab sang ayah.
Terima kasih sudah berniat baik dan siap untuk menghalalkan hubungan kita. Terima kasih, karenamu aku tak lagi takut membuang waktuku untuk cinta yang sia-sisa di masa muda. Semoga bahagia ini tak hanya sampai di sini. Semoga nanti, kau dan aku selalu bersama-sama sampai mati bahkan sampai di akhirat nanti. Meski kita pribadi yang berbeda, semoga denganmu aku selalu baik-baik saja.
Untukmu, pria yang akan mengambil alih tanggung jawab ayahku, semoga Tuhan selalu menggariskan kita bersama.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”
Aku mencintai seorang anak umur 14 tahun…
Dan aku tak tahu knapa aku ingin cepat menghalalkanya…
Tpi dilain sisi aku takut mengambil dan merenggut masa mudanya…
Aaamin ya rabb….hehe makasih mas good luck juga ya 🙂
Lia Kurnia Ramadhani ,, sama2 🙂
kalau 14th rasanya terlalu muda ya mas. hihihi
keren 😀
Mangkanya mba…
Saya juga bingung hti saya kya nya udah sreg bgt mba..
Makasih 😀
subhanallah kata2nya soweet bgt 🙂
Agunk Sipenjaga Hatie tgu aja smp usia 20th mas…
Mba lia nikah diusia brp? dan suami mba usia brp?