Untukmu, Lelaki yang Kusebut Malaikatku

 

Aku tahu menjalani hubungan ini tidaklah mudah. Banyak hal yang sudah kita lalui bersama-sama sehingga canda, tawa, tangis, dan haru melebur menjadi satu warna yang indah. Lika-liku kehidupan pun sudah pernah kita lalui bersama hingga pernah kita hampir celaka karena kurang hati-hati. Atau jalan yang begitu lurus biasa-biasa saja, yang terlalu monoton hingga membuat kita jenuh.

Kamu sosok baik yang menuntunku dari gelap menuju terang. Ya, kamu adalah sosok malaikat tak bersayapku.

 <>1. Kamu adalah malaikat tak bersayap yang sudah menolongku dari kubangan lumpur masa lalu.

Sering aku mencoba menyalakan api. Membakar semua kenangan yang telah lama menjadi diktator dalam jalanku. Kuakui dewa kemunafikan itu membuat segalanya mati rasa tanpa cumbuan malamnya. Aku tak mampu berdiri tanpa sandaran masa laluku. Hingga aku semakin terperosok di dalam kubangan lumpur masa lalu.

Tapi malaikat itu datang dan perlahan menarikku keluar dengan begitu perlahan dan lembutnya. Mungkin dia adalah hadiah yang telah Sang Pencipta kirimkan untukku, atas semua doa-doa dan kesabaranku dalam penantian panjang. Atau karena Sang Pencipta mulai kasihan padaku karena aku begitu terpuruk.

Apapun alasannya, terimakasih Sang Pencipta telah mengirimkan sosok malaikat kepadaku.

<>2. Malaikat tak bersayap itu tak pernah membiarkanku sendiri menunggu pagi, tanpa kasih dan wangi cintanya.

Malaikat bersayap itu tidak pernah membiarkan aku bersedih sendiri dalam kegelapan. Malaikatku mampu mengobati sedikit demi sedikit luka-luka yang tergores akibat belati pengkhianatan dan aku pun perlahan mulai mengumpulkan kepingan-kepingan hatiku yang tercecer dan berhamburan. Aku menyatukannya kembali, berharap bisa utuh seperti semula.

Terimakasih telah membantuku bangkit untuk berdiri menapaki puing-puing kepedihan masa lalu.

<>3. Menolongku dari jerat dewa kemunafikan yang tersenyum binal karena telah berhasil membuatku terpuruk.

Hari-hari masih terasa pekat saat kepergiannya bersama wanita itu. Aku masih merasakan sakit yang teramat seperti ribuan jarum menghujam nadi. Tapi lagi-lagi kamu, malaikatku membantuku mengumpulkan pijar-pijar cahaya yang hampir redup terbasahi tetes air kehampaan. Aku mulai merajut asa bersamamu.

Aku berjanji akan membakar sisa-sisa kertas hitam itu menjadi abu, hingga tiada sisa dan menghilang bersama jejak angin.

<>4. Aku mulai bisa tersenyum tulus, bukan senyum kemunafikan yang biasanya aku tunjukkan.

Terimakasih telah mengukirkan senyum di bibir binal ini, malaikatku. Aku semakin menyayangimu. Aku sudah mulai berani menitipkan seluruh hatiku untukmu. Merencanakan tentang masa depan yang indah bak surgawi. Berbagi cerita tentang semua asa dan mimpi. Terus mengulang doa agar Sang Pencipta sudi menyatukan kita.

Sekarang kita mulai membangun sebuah istana, di mana kamu adalah raja dan aku ratunya.
 

<>5. Aku telah menggantungkan asa padamu malaikatku.

Sudah kugantungkan asa setinggi langit agar cerita hitam masa lalu tidak terulang lagi. Semoga kamu pun sama seperti aku. Jika suatu hari kamu ingin pergi, selalu ingat saat kita melewati kerikil tajam yang membuat kita merasa sakit dan hampir menyerah. Atau kamu harus ingat saat nurani dan logika bertempur, antara pergi atau bertahan, dan ketika hampir putus asa saat jarum-jarum kecil menggelitik kita.

Kita sudah melewati semuanya, lika-liku kehidupan yang begitu terjal. 5 tahun bukan waktu yang sebentar dalam menjalin cinta. Di dekapmu adalah sesuatu yang paling membuaku nyaman.

Aku mencintaimu malaikatku, tetap di sini bersamaku.
 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Hanya seorang wanita yang mengungkapkan rasa lewat tulisan