Sudah lama kita tidak bertegur sapa. Yang kuingat, kita seperti es dalam frezeer yang beku saat bertemu. Kita masih sulit untuk menjadi seperti sebelum menjadi sepasang kekasih yang akrab. Ah, sudahlah! Itu manusiawi, bukan hanya kau dan aku yang merasakan itu. Banyak yang merasakannya juga, kan?
Hahaha… Rasanya aneh saat aku menulis ini untukmu. Tapi jangan berpikir apa-apa. Aku hanya ingin mengungkapkan apa yang telah kurasakan setelah perpisahan kita dan hanya ingin menyambung tali persaudaraan kita. Itu saja, boleh kan?
Dulu, kau selalu menjadi yang kupuja. Kau bisa membuatku tertawa lepas dan ceria, serta menyenangkanku. Masa-masa itu sungguh membuatku selalu berterima kasih padamu. Kamu tahu? Dulu aku selalu mencintaimu sekuat yang kubisa. Sampai aku lupa, pertemuan kita hanya pertemuan seorang manusia yang pada akhirnya akan berpisah.
<>2. Meski kisah kita sementara dan tak jarang membawa luka, tapi aku tak pernah menyesalinya.>Entah berpisah ketika menjadi seorang kekasih atau berpisah karena Tuhan yang memisahkan kita.
Aku tahu, dulu kita masih sama-sama egois untuk menjalin sebuah hubungan. Kau yang keras kepala dan aku manusia membosankan yang penuh dengan drama. Ah, mengingat itu membuatku bertepuk dahi. Bagaimana bisa sekecil itu pikiranku? Tapi, bisakah kamu memaklumiku dulu? Sungguh, di balik sifat kekanak-kanakanku, aku adalah manusia yang paling tulus berusaha untukmu. Hanya saja, mungkin kini berbeda.
<>3. Terima kasih karena kau melepasku dulu.>Tunggu! Aku tak bermaksud menyinggungmu dengan berterima kasih atas perpisahan kita. Bukan itu maksudku. Aku justru berterima kasih padamu. Coba bayangkan jika kita tetap melanjutkan hubungan itu! Aku tak tahu apa yang akan terjadi pada diri kita sendiri. Mungkin kita akan terus saling menyakiti, saling mengingkari janji, dan saling menyiksa diri. Benar, bukan?
Aku tahu, saat-saat berpisah adalah hal yang tak kusuka. Sungguh aku membenci semua itu. Tapi selama aku melalui semua tanpamu, aku tahu bahwa Tuhan punya jalan yang lebih indah untuk kita lalui ke depannya. Untuk masa depanku dan juga masa depanmu.
<>4. Sekarang, aku sudah bahagia dengannya. Semoga kau pun sama.>Aku tak bermaksud menggungkit ini tiba-tiba. Aku hanya ingin kau dan aku tak akan pernah menyalahkan siapa-siapa. Bahwa semua ini sudah rapi tertata, perjalanan cinta yang indah yang dulu kita damba. Nyatanya bukan akhir dari cerita kita.
<>5. Aku bukan wanita sempurna. Kuharap kau mau memaafkan luka yang pernah kucipta.>“Sekarang aku sudah bahagia. Aku harap, kau merasakan hal yang sama.”
Aku tahu, aku sering membuatmu terluka. Tapi aku tak pernah bermaksud menciptakan luka. Mungkin hanya saja, caraku yang salah dan mungkin aku belum tahu benar yang kau mau itu apa. Bukankah Tuhan selalu memaafkan dosa hambanya? Apa kau juga bersedia memaafkan salahku yang pernah membuatmu terluka? Agar hidup kita selalu bahagia, tanpa ada rasa dendam karena cinta.
<>6. Meski kau bukan pelabuhan terakhir sang cinta, tapi terima kasih untuk semuanya.>Inginku sederhana, “Aku hanya ingin kita tetap menjadi saudara yang tetap bertegur sapa saat berjumpa. Itu saja!”
Jangan bosan membaca surat ini. Aku sudah tak lagi banyak kata untuk membabarkan semuanya. Aku hanya ingin berterima kasih dan berterima kasih. Karena kau sudah merubah semuanya, merubah sifat kekanak-kanakanku, membuatku lebih dewasa dan mengerti.
Berkat kau, aku jadi tahu bahwa hidup ini bukan tentang keinginan diri sendiri. Saat memilih untuk menjalin komitmen dengan pasangan, keinginan diri bukan hal yang utama.
Kau selalu mengingatkanku tentang ketulusan memberi tanpa memiliki. Ikhlas melepas meski hati sendiri terhempas. Kaulah yang mengajariku tentang banyak hal di masa lalu, hingga saat ini aku bisa tegar dan sekuat ini, bisa berjalan sejauh ini, bisa melangkah maju seperti ini. Karena aku selalu belajar banyak hal darimu. Kau sadari atau tidak, aku tak tahu. Tapi yang kurasa, memang seperti itu.
Meski kau bukan pelauhan terakhir sang cinta, tapi doa untukmu dariku akan selalu ada. Aku berdoa, semoga ada kebaikan-kebaikan yang selalu datang untuk masa depan kita, dengan jalan hidup kita yang sudah berbeda. Aku berdoa, semoga akan selalu ada hal indah yang tercipta setelah lama kita menyimpan luka.
Karena hanya doa yang bisa kuberi sebagai hadiah. Kuharap itu semua bisa menjadikanmu manusia yang lebih sempurna jalannya.
Hanya itu saja yang ingin kusampaikan lewat surat terbuka ini. Semoga kau mengerti dan mau meluangkan waktu untuk membacanya. Jadi, sekali lagi terima kasih untuk semuanya. Untuk waktu dan cinta yang dulu pernah ada.
Dariku,
wanita masa lalumu.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”
Lia Kurnia Ramadhani iyaa kak 🙂
Ratieh Ayuningtyas iya bu pokoknya pas ngena bgt hehehe
@lia: aku berasa baca diary sendiri :’)
@resta: apa kabaaar?? Long time no see.. :*
Lia Kurnia Ramadhani good bgt deh mba 😉
Ratieh Ayuningtyas iya bu , u sibuk bgt seh hehehhe
mirip kisahnya
suka bgt sm artikel nya. pernah terjadi dulu sm masa lalu. . “Sekarang, aku sudah bahagia dengannya. Semoga kau pun sama”.
Is the bessd
Makasih sangat 🙂
Thanks