Stop Bertanya Kapan Nikah. Selain Menyebalkan, Pertanyaan Ini Juga Menambah Pikiran!

stop tanya kapan nikah

Pertanyaan “kapan nikah?” itu memang enteng bagi si penanya. Namun mungkin berat bagi sebagian besar yang harus menjawab. Pertanyaan sederhana tapi membutuhkan realisasi bukan? Karena topik yang ditanyakan adalah pernikahan. Padahal memang semua orang tahu nikah itu bukan main-main dan menjawabnya harus dengan menenangkan dan wujud realisasi. Kalimat pertanyaan tersebut memang sangat populer dikalangan teman berkumpul, saudara, keluarga dan acara reuni tentunya.

Saat teman lamamu sudah membawa keluarganya yaitu istri dan anaknya dan dengan entengnya teman lama bertanya “kapan nikah?” apa respons pertama? Bagi orang yang easy going biasanya akan enjoy dan membalas dengan mudah diselingi candaan dan balasan yang unik namun bagi yang sedang melewati perjuangan untuk menikah? Atau bagi mereka yang sedang mempunyai lika-liku dalam mewujudkan pernikahan.

Pertanyaan tersebut bisa masuk kepada ranah komedi, serius dan menanyakan kesungguhan. Satu pertanyaan namun kita harus tahu bahwa setiap orang banyak perbedaannya. Entah itu situasi asmara, keadaan saat ini,  beban hidup, target dan standar esensi pernikahan. Jadi perlu diperhatikan untuk siapapun yang bertanya tentang hal tersebut karena pada dasarnya menanyakan pertanyaan seputar masa depan itu harus dengan etika dan memang faktanya pertanyaan tersebut bernada sensitif terutama untuk wanita.

Kenapa sensitif? Karena lahirnya istilah perawan tua, telat nikah, stw, ibu mau cucu, bujang lapuk, nggak laku, sudah berumur dan lain-lain lagi. Sudah lewat dari sekedar pertanyaan maka bergeser kepada istilah-istilah di sana. Lebih dari sekedar pertanyaan bisa menyentil seseorang yang mungkin akan berputus asa.

Menikah itu baik bahkan sangat baik dan siapa yang tidak menginginkan pernikahan? Mungkin semua orang  menginginkannya walaupun masalah prioritas dan standar berbeda-beda. Namun sebisa mungkin jangan membuat orang lain minder, putus asa, tak yakin dan merasa tidak akan bisa melakukan pernikahan. Hal-hal yang harus diperhatikan dari si penanya sebenarnya banyak. Kepada kamu semua yang sering melemparkan tanya “kapan nikah”, perhatikan hal-hal di bawah ini dulu ya!

ADVERTISEMENTS

1. Dengan bertanya kapan nikah mungkin bisa membuatnya tidak percaya diri dalam hal pernikahan

Photo by Pexels

Photo by Pexels via https://www.pexels.com

Jelas pertanyaan ini terkadang bisa membuat orang tidak percaya diri. Untuk orang yang sudah berpengalaman menjalin hubungan sih pasti baik-baik saja. Namun bagaimana untuk orang yang mempunyai prinsip untuk menomor duakan soal asmara karena ia sedang menyiapkan masa depan?

Ketika dihadapkan dengan pertanyaan-pertanyaan yang sebelumnya ia belum terlalu mengetahui alias asing? Pastinya mungkin ia akan ragu dan tak yakin bisa untuk ke arah asmara pernikahan terlebih jika sudah merasa “dihujam” pertanyaan seperti itu karena tak semua orang siap bahkan dengan pertanyaan sekalipun. Kadang mereka dihantui istilah-istilah yang agak nyeleneh dan bisa membuat mereka tak percaya diri dan akhirnya bisa saja tidak menikah.

ADVERTISEMENTS

2. Pertanyaan kapan nikah secara tidak langsung underestimate seseorang tentang pernikahan

Photo by Pexels

Photo by Pexels via https://www.pexels.com

Pertanyaan tersebut cenderung meng-underestimate seseorang? Benarkah? Pertanyaan ini bisa untuk komedi bahkan bercandaan khas namun jika kamu berada pada situasi dimana teman-teman sudah dalam masa pernikahan sementara kamu belum ada di posisi mereka? Dan teman-temanmu bertanya soal hal tersebut? Secara tak langsung bisa jadi kamu meremehkannya. Kenapa? 

Karena pertanyaan tersebut sudah termasuk inti perbedaan antara kamu dan teman temanmu yang sudah menikah. Mereka menggunakan objek pertanyaan tersebut yang jelas diarahkan kepada dirimu seakan-akan menikah itu impossible untuk kamu saat ini.

ADVERTISEMENTS

3. Terkesan tidak konstruktif dan agak berbau pertanyaan destruktif

Photo by Pexels

Photo by Pexels via https://www.pexels.com

Pertanyaan tersebut memang terkesan destruktif. Menanyakan pertanyaan tersebut itu mudah namun meresponnya itu sulit.  Hal yang sulit itu harus di dukung dengan ucapan ucapan yang membangun dan bukan bersifat membuat orang merasa ke trigger. Sekali lagi memang setiap orang berbeda beda. Ia bisa cengengesan di depanmu namun jika Ia sedang sendiri? Ada kalanya kritik serta pertanyaan pedas pun jika bersifat konstruktif pasti akan positif.

ADVERTISEMENTS

4. Menambah beban pikiran orang lain sementara orang lain mempunyai urusan sendiri juga harus dipikirkan

Photo by Pexels

Photo by Pexels via https://www.pexels.com

Menambah beban? Benarkah? Tergantung masing-masing sih. Namun yang namanya pernikahan kan memang sejatinya banyak persiapan matang atau setidaknya mempersiapkan dengan layak yang mana itu bukan asal asalan bukan? Jadi itu pun juga sudah termasuk hal yang dipikirkan. Tidak ada yang merencanakan menikah tanpa dipikirkan bukan? Jelas saja.

Faktanya kita tidak tahu apa yang sedang orang lain pikirkan sehingga lebih baik jangan membuatnya kepikiran. Cukup tunggu, doakan, semangati dan undangan akan dikirimkan olehnya.

ADVERTISEMENTS

5. Ada baiknya mengganti kapan nikah dengan cepat nyusul ya!

Photo by Pexels

Photo by Pexels via https://www.pexels.com

Mengganti kalimat kapan nikah dengan “cepat nyusul ya!” itu adalah ide terbaik. Dilihat dari pengucapannya lebih baik mana? Jelas yang kedua. Kenapa? Karena yang kedua terdengar menyemangati dan tidak terkesan menagih, meremehkan serta memberikan pertanyaan yang setiap orang lain belum sanggup menjawabnya. Dengan kata semangat, orang lain akan berusaha berjuang dan semangat tanpa adanya pertanyaan yang belum bisa diterima.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Bukan Penulis Tapi Si Kritis