Di waktu pasca kelulusanmu saat ini, ada ratusan bahkan ribuan fresh graduate yang sedang berlomba-lomba mencari lapangan pekerjaan. Lalu kamu menjadi salah satunya. Barangkali hal ini yang membuatmu merasa insecure karena persaingan mencari kerja menjadi semakin kompetitif. Namun di satu sisi kamu harus tetap optimis, tetap percaya bahwa setiap orang memeiliki jalan rezekinya masing-masing, tetap percaya bahwa ada banyak alasan yang akan membuatmu sampai pada karir yang kamu citakan.
ADVERTISEMENTS
1. Yakinlah kamu tidak sendiri, teman-temanmu juga berada di posisi ini
Kamu tidak lulus seorang diri maka kamu juga tidak menjadi seorang 'job seeker' seorang diri pula. Untuk kasus ini, jangan semata-mata menjadikan teman-teman senasibmu sebagai lawan tapi justru lihatlah dari sisi yang lebih kooperatif. Kamu bisa saja bekerja sama dengannya, coba ajak teman-temanmu untuk membuat grup, kemudian berbagi informasi tentang lowongan pekerjaan. Jika perlu, kamu membagi jobdesk bersama teman-temanmu, setiap orang mencari informasi lowongan pekerjaan dari lembaga yang berbeda-beda supaya informasi yang didapatkan lebih variatif. Walaupun teman satu jurusan atau satu fakultas, pasti diantara mereka memiliki minat yang berbeda-beda untuk tujuan karir sehingga kamu tidak perlu khawatir. Rezekimu tidak akan diserobot orang lain.
ADVERTISEMENTS
2. Coba scroll contact list media sosialmu, siapa tahu ada senior yang bisa dihubungi. Nggak usah sungkan, toh malu bertanya bakal sesat di jalan, kan?
Kamu tentu telah mengalami beberapa fase selama kuliah dan dalam setiap fase tersebut pastinya kamu telah mengenal orang-orang dari berbagai kalangan. Barangkali kamu pernah mengikuti organisasi kampus, mengikuti komunitas baik di luar maupun di dalam kampus, atau bahkan tidak mengikuti apa-apa tapi kamu mengenal banyak teman dan kakak angkatan, dan pernah mengikuti magang/ praktik kerja nyata atau semacamnya. Orang-orang yang kamu kenal tersebut adalah informan bagi kamu saat ini, terutama kakak angkatan yang telah lulus duluan dan telah berkakrir. Gali lah informasi darinya meski pada dasarnya kamu tidak begitu akrab saban harinya. Mulai lah obrolan di-chat medsos dengan menyapa dan menanyakan kabar sampai kamu mendapat informasi tentang dunia kerja. Singkirkan sejenak perasaan sungkan karena merasa merepotkan, percayalah jika seniormu justru merasa senang bisa kamu hubungi.
Apabila telah mendapat informasi, sekecil apapun informasi itu, simpan dan jadikan bahan referensi. Tidak ada informasi yang tidak berguna. Apapun itu bentuknya, seniormu adalah mereka yang telah makan garam kehidupan lebih dulu sehingga apa yang mereka sampaikan tentu ada gunanya. Lalu jika informasi yang kamu dapatkan benar-benar membawamu pada karir yang kamu impikan maka jangan pernah lupakan jasanya, setidaknya berterima kasih dan lebih baik lagi jika kamu menghadiahkan sesuatu sebagai tanda penghargaan atas bantuannya.
ADVERTISEMENTS
3. Luangkan waktumu untuk mempersiapkan, apa-apa yang dibutuhkan dalam melamar pekerjaan
Sembari kamu menanti adanya lowongan kerja yang kamu inginkan atau sembari kamu menunggu tahapan tes selanjutnya, sebaiknya gunakan waktumu untuk mempersiapkan kelengkapan administratif dan kemampuan diri dengan sebaik mungkin. Bila tes yang kamu tunggu-tunggu adalah tes psikologi maka jangan sampai lengah untuk menjajal soal-soal tes semacam itu sebelumnya karena meski itu untuk mengukur IQ dan kepribadian tapi persiapan kamu dalam mengerjakan bakal menentukan hasil skor nantinya. Kemudian jika tes yang kamu nantikan adalah tes wawancara maka latihlah dirimu dalam berbicara, manner dan persiapkan jawaban terbaik untuk pertanyaan yang mungkin ditanyakan. Kamu barangkali bisa menonton channel-channel di Youtube yang membahas mengenai wawancara kerja sebagai media latihanmu.
ADVERTISEMENTS
4. Terkadang obrolan santai sore di beranda rumah bersama orang tua dengan menyantap kudapan ringan serta secangkir teh atau kopi pun dapat mencairkan suasana. Maka ceritakan saja, beban di pundak yang tidak mampu kamu pikul seorang diri.
Meski di usia-usiamu saat ini timbul pemikiran bahwa 'tidak begitu' membutuhkan peran orang tua namun pada dasarnya orang tua lah yang akan paling mengerti keadaanmu. Tanpa kamu bercerita terlebih dulu, telah ada ikatan batin diantara dirimu dan diri orang tua. Apalagi jika kamu mau bercerita, mengenai keluh kesahmu mencari kerja. Mintalah saran padanya, walau kamu berfikir bahwa pengalamanmu jauh lebih luas dibanding orang tuamu.
Kemudian bagiamana dengan anggapan yang mengatakan bahwa orang tua justru menjadi sumber pressure utama? Memang ada orang tua yang begitu berambisi atas apa yang dilakukan anaknya, menuntut ini dan itu yang terkadang tidak sesuai dengan kemampuan yang kamu miliki. Jika kamu mengalami keadaan yang seperti ini, tetap dekati orang tuamu dan jangan malah berfikir untuk kabur dari rumah. Kamu dan orang tuamu hanya butuh waktu, butuh me time atas tujuan karirmu. Orang tua bukan orang yang tidak akan paham bila diajak bicara baik-baik, ambillah hati mereka dan sampaikan dengan baik bahwa apa yang kamu lakukan saat ini adalah sebagian perjuangan untuk membhagiakannya maka dari itu katakan bahwa kamu membutuhkan restu dari mereka, membutuhkan doa dan dukungannya setiap waktu.
ADVERTISEMENTS
5. Apabila segala upaya sudah kamu coba tapi tak kunjung jua mendapat kerja, berarti saatnya kamu mencoba jalan lain. Kini semua tergantung pada dirimu.
Kamu pasti akan sampai pada titik kebosanan jika seminggu-dua minggu dan sebulan-dua bulan, tidak juga mendapat pekerjaan. Padahal kamu telah melamar kesana kemari, mengikuti job fair berkali-kali, bahkan telah men-setting email agar terhubung dengan link yang menyediakan info-info lowongan pekerjaan ter-update. Entah karena kamu memang belum diterima pada lowongan kerja yang kamu apply atau entah karena dari sekian banyak lowongan kerja itu bahkan tidak ada yang menarik minatmu sama sekali, semua itu kini membikin kamu frustasi.
Semua yang kamu alami itu pada akhirnya menyadarkanmu bahwa kamu harus mengerahkan kemampuanmu lagi, jangan malah pasrah. Kamu justru harus berfikir ulang, melihat peluang karena kesempatan mencari uang tidak harus datang dari orang lain. Bagaimana jika kamu mencoba berwirausaha? Hitung-hitung buat nunggu diterima kerja yang sesuai passion kamu sesungguhnya atau bisa jadi lama-lama kamu menikmatinya sampai sukses dengan cara ini. Kamu tentu memiliki kemampuan sebagai seorang lulusan sarjana, tuangkan kemampuan itu, misalnya jika kamu seorang Sarjana Pendidikan maka kamu bisa mencoba membuka usaha bimbingan belajar atau kamu seorang Sarjana Gizi maka kamu bisa mencoba usaha healthy food yang lagi ngetren saati ini, dsb.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.