Pernah ngga sih kamu marah-marah nggak jelas gitu? Atau marah-marah tanpa sebab? Bukan sekali dua kali, bahkan kamu merasa itu sering kali kamu lakukan. Kadang orang-orang sekitarmu juga sudah mulai risih dengan sifat kamu yang satu ini. Kadang kalimat maafmu yang tulus itu, dianggap sudah menjadi omong kosong. Kadang juga respon yang mereka dapatkan ketika kamu mengucapkan maaf ialah, Halah nanti juga marah-marah nggak jelas lagi, jadi ngapain minta maaf.
Gampang marah-marah walau ada sebab dan tanpa sebab itu sangat menyebalkan bukan? coba deh kamu hadapi dengan 5 cara ini, biar kamu bisa menahan amarah dan lebih bisa berpikir dulu sebelum bertindak.
ADVERTISEMENTS
1. Ketika kamu sudah mulai merasa marah, coba deh tarik nafas mu dalam-dalam
Percaya deh, marah-marah itu enggak baik. Kalau sekali dua kali kamu marah, orang-orang mungkin akan memaklumi, tapi kalau terlalu sering orang akan mencapmu sebagai tukang marah.
Nah, sebelum kamu mulai terpancing untuk marah atau emosi, coba deh tarik nafas dalam-dalam dan berpikir jernih, sebenarnya kamu marah karena apa sih? kalau karena hal sepele coba deh diomongin terlebih dahulu. Karena semua masalah itu gak perlu pake otot, bisa juga diselesaikan dengan kepala dingin.
ADVERTISEMENTS
2. Kalau lagi dalam suasana marah, coba kamu ambil waktu menyendiri dan dengerin musik favorit kamu
Terkadang ada masalah yang kita tidak bisa tangani dengan baik, lantas hal itu menjadi pemicu untuk kita marah-marah tak menentu, mungkin bisa marah dengan mengucapkan hal-hal yang tidak enak didengar oleh orang-orang sekitar, hal itu justru berdampak untuk orang disekitar kamu, dan juga bisa berdampak untuk kesehatanmu juga loh.
Coba deh kamu pergi ke suatu tempat, ambil satu waktu untuk berdiam dan mendengarkan musik relaksasi atau lagu favoritmu. Terkadang lagu adalah obat penyembuh yang menenangkan dikala kita lagi terbawa emosi yang mendalam.
ADVERTISEMENTS
3. Coba untuk rutin olahraga ringan seperti jogging atau jalan santai
Olahraga ringan bisa menjadi alternatif untuk kamu yang sering sekali tidak bisa menaham amarah loh. Coba deh kamu rutin untuk jogging pagi bahkan jalan santai. Jogging atau jalan santai ini juga tidak perlu kamu lakukan setiap hari, cukup sekali seminggu ketika weekend.
Yakin deh, kalau kamu rutin melakukannya kamu akan merasa rileks, dan bisa lebih jernih dalam berpikir dan tidak mengambil tindakan impulsif seperti marah-marah nggak jelas lagi.
Bukan hanya bisa buat kamu rileks dan lebih menyehatkan, tapi kamu juga bisa bersosial dengan bergabung dengan orang-orang yang jogging sekitar komplek kamu.
ADVERTISEMENTS
4. Coba sesekali untuk pijat refleksi
Penyebab amarahmu terkadang bukan hanya karena permasalahan yang sepele sih, tapi bisa aja karena kamu terlalu stres di dalam pekerjaan, atau kamu kurang istirahat yang menyebabkan kamu tidak bisa relaks dalam menghadapi permasalahan, yang berakhir membuat kamu menjadi mudah marah.
Coba deh sesekali kamu coba pijat refleksi, bukan hanya membuat kamu rileks saja loh, tapi juga berdampak untuk menjaga kesehatan tubuhmu, dan masih banyak juga manfaat lainnya. Tidak ada salahnya kamu coba kan? Toh sesekali kita sebagai manusia butuh waktu relaksasi.
ADVERTISEMENTS
5. Sadari apa yang membuat kamu cepat marah
Percayalah, setiap permasalahan itu ada solusinya. Marah tidaklah menjadi solusi dalam menghadapi masalah. Coba deh kamu pikirin lagi sebelum kamu mulai ingin marah, kenapa kamu marah? Apa masalahnya sebesar itu untuk membuat aku jadi marah ya?
Pertanyaan-pertanyaan tadi coba deh, jadi renungan buat kamu yang cepat marah. Bahkan kalau bisa sebelum kamu marah, tanamkan kata-kata ini dalam dirimu.
Jangan pernah mengambil keputusan ketika lagi terbawa emosi, karena kamu akan menyesalinya.
Percayalah mengambil keputusan ketika kamu lagi marah akan membawa kamu kedalam penyesalan. Jadi untuk SoHip yang masih suka marah-marah nggak jelas, coba deh dirubah ya, karena marah-marah itu bikin cepat tua loh 🙂
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”