Pernah Berpisah Karena Berbeda Keyakinan? Tulisan Ini Mungkin Akan Sedikit Mengobati Sakit Kalian

Seandainya waktu bisa diputar kembali, aku ingin kembali dan berhenti di masa-masa awal pertemuan denganmu. Aku merasa jatuh cinta yang teramat dalam dan merasa sangat bahagia mengenalmu

Tapi kita lupa, banyak hal berbeda yang ada pada diri kita. Mereka bilang, Tuhan tak akan pernah merestui seandainya kita bersama.

 Tapi kenapa Tuhan memperkenalkanmu dengan rasa yang begitu indah di dalam hati ini ?

ADVERTISEMENTS

1. Aku jadi sering berdialog dengan Tuhan, lalu aku bertanya apakah ini memang satu-satunya pilihan?

Pernah Berpisah Karena Berbeda Keyakinan? Tulisan Ini Mungkin Akan Sedikit Mengobati Sakit Kalian

berdoa untukmu via http://www.godvine.com

Jauh sebelum mengenalmu, aku sudah lebih dulu mengenal Tuhanku dan mengenal keluargaku. Aku tak pernah ingin mengecewakan mereka atas kehadiranmu .

Aku bahkan selalu menceritakanmu ketika aku berdoa pada Tuhan. Dengan senyum bahagia aku mengucap kalimat indah yang mengatakan aku sangat menyayangimu dan meminta Tuhanku selalu menjagamu dalam keadaan yang baik dan bahagia dimanapun dirimu berada. Berharap semoga Tuhan pun ikut tersenyum saat aku bercerita tentangmu.

ADVERTISEMENTS

2. Aku pun (pernah) berharap bisa membangun hidup serta keluarga kecil yang indah bersamamu

Pernah Berpisah Karena Berbeda Keyakinan? Tulisan Ini Mungkin Akan Sedikit Mengobati Sakit Kalian

berharap via http://pexels.com

Kita pernah memimpikan hidup bersama dan bahagia selamanya. Kita selalu membayangkan bagaimana anak-anak kita kelak. Wajahnya mirip siapa dan akan diberikan nama apa kelak.

Banyak harapan, banyak janji-janji indah yang sempat kita buat tapi tak ada satupun yang tercapai. Bahkan untuk bertemu pun sulit, hingga akhirnya larangan demi larangan terus menghujani hubungan kita. Rasanya sakit tak bisa bertemu dengan orang yang kita sayang dan harus berpura-pura bersikap 'biasa' seakan tak ada apa-apa. Seperti mereka mengubur impian kita satu per satu.

ADVERTISEMENTS

3. Pada akhirnya, kita berdua semakin mantap untuk saling melepas dan melupakan

Aku terlalu lelah dengan perasaanku sendiri, aku lelah berharap pada sesuatu yang tak pasti. Sedikit demi sedikit aku mulai melupakanmu, terlalu banyak air mata yang keluar. Berharap aku membencimu agar perasaan ini hilang, tapi kenyataannya tetap tak bisa.

Akhirnya hanya kedewasaan yang merubah semuanya. Aku yakin, rasa sakit ini ada hanya karena aku tak bisa memilikimu, membayangkanmu bersama dengan yang lain lalu meninggalkanku. Tapi, itulah yang seharusnya terjadi. Patutnya aku bersyukur atas apa yang telah ku punya dan tak pernah memaksakan apa yang tidak bisa dipersatukan.

Setidaknya aku masih bisa melihatmu, setidaknya kita masih bisa berteman baik dan berbagi cerita bersama di lain waktu. Aku yakin, ini jauh lebih indah daripada memaksakan perasaan masing-masing.

ADVERTISEMENTS

4. Tiba waktunya kita berdua sama-sama berpisah. Sayang, ketahuilah bahwa ini keputusan terberat yang pernah aku ambil

Hari di mana kita telah menemukan pengganti kita masing-masing. Walaupun rasanya masih ada sakit yang tak bisa ku jelaskan dan masih sulit untuk melupakan. Ketahuilah, kenangan indah tentangmu akan selalu tersimpan di hati.

Akhirnya kita sama-sama bisa melihat kebahagiaan di mata mereka, keluarga kita. Bukankah itu yang kita mau? Memiliki kekasih seiman dan membuat keluarga bahagia.

Kadang, kenangan itu terlalu menyakitkan untuk diingat. Tapi terlalu sayang untuk dibuang. Ada perasaan yang sebaiknya hanya disimpan di hati saja, di hati yang terdalam sampai tak seorangpun tahu hanya kita dan Tuhan.

Kedewasaan hidup itu adalah pintar memainkan drama. Seperti ketika setiap hari kita mencoba selalu tersenyum dan tertawa tapi di sepertiga malam kita mengeluarkan tangis. Hanya sendiri dan berintrospeksi diri atas apa yang telah terjadi dan terlewati.

ADVERTISEMENTS

5. Percayalah, bahwa mengenalmu adalah satu dari banyak hal yang aku sebut anugerah

Pernah Berpisah Karena Berbeda Keyakinan? Tulisan Ini Mungkin Akan Sedikit Mengobati Sakit Kalian

bagian terbaik via https://media4.giphy.com

Setiap cerita, pasti memiliki jutaan halaman di dalamnya. Tapi, kehadiranmu adalah halaman terbaik dalam kisah hidupku. Mungkin kamu hanya ada dalam beberapa bagian atau episode hidupku, tapi kehadiranmu sangat berkesan dan meninggalkan bekas yang sangat dalam di hatiku.

Ada jutaan orang diluar sana yang tak bisa hidup bersama dengan orang yang dicintainya, tapi tetap berusaha mencintai orang yang ada disampingnya dengan baik.

Biarlah perasaan ini hanya menetap di hati kita. Toh pada akhirnya tetap tak bisa bersatu. Aku mencoba hidup yang ikhlas, belajar mencintai apa yang kita punya dan berbahagia menerima adalah jalan untuk kita tetap bahagia. Mencoba tanpa memaksakan sesuatu yang hanya akan berakhir menyakitkan.

Karena apalah arti memiliki, jika Tuhan tak merestui?

Untuk: The best part of my life, semoga kita selalu berbahagia di manapun kita berada.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

anak kedua dari 3 bersaudara ,Pecinta buku, suka menulis,suka berimajinasi dan punya mimpi setinggi langit

44 Comments

  1. Iyaa saya skrg merasakan sperti ini jg. Sy yg seorang nasrani brpcran sm pria muslim. Kluarga tdk merestui. Saat kami brsama, kmi pura2 lupa bhwa hbungan kami sdh diambang perpisahan. Sedih hati stiap kali trpkir bhwa kami akan brpisah. Namun ap bs dikata, iman berbeda dan kluarga kami lah yg kelak akan mmisahkan �