MTs, masa di mana aku masih menggunakan seragam putih biru dengan balutan kerudung putih. Masa yang tak pernah bisa dengan mudah aku lupa, tempatku bersua dengan para sahabat yang kini sudah menjalani hidupnya sendiri-sendiri. Dan juga masa di mana aku mulai mengagumi lawan jenis untuk pertama kalinya dengan malu-malu tapi sungguh-sungguh tulusnya. Dan satu hal lagi yang selalu lekat di dalam lingkar kepala, gedung sekolah. Tempat yang segala sudutnya menyimpan ragam cerita.
ADVERTISEMENTS
1. Halo, Gedung sekolahku. Apa kabarmu?
Masihkah kamu berdiri gagah, menyambut hujan, dan terik matahari dengan tak peduli? Atau justru cat hijau mudamu luntur terkelupas, perlahan-lahan, namun pasti?
Masih teringat di kepalaku saat siswa-siswi (termasuk aku :P) memilih untuk menjadikan kolong meja, tembok, dan papan tulis menjadi sasaran tempat menuliskan nama temen – temen dan gebetannya yang hanya kita anggap mereka cocok (termasuk aku salah satu yang menjadi korbannya). 😀 Konyol emang, tapi walau hanya candaan, ternyata ada juga loh yang beneran jadian sampe sekarang. Hahahhh…
ADVERTISEMENTS
2. Kekompakan antar Siswa, keakraban bersama Guru, dan Kakak Kelas yang tak terlupakan
Meski tak selalu kenangan manis dan indah, setidaknya pada masa-masa itulah aku dan teman-temanku bisa saling mengenal lebih dalam. Dan yang paling mengesankan dari kenangan masa SMP, ketika aku dan teman sekelasku termasuk menjadi kelas yang paling kompak dari kelas – kelas yang lainnya. Dari aktivitas yang bersangkutan dengan sekolah hingga aktivitas di luar jam sekolah pun hampir semua yang kita lakukan begitu kompak.
Andai mereka tau, begitu aku rindu dengan kebersamaan dan kekompakan itu.
ADVERTISEMENTS
3. Kau pula yang menjadi Saksi di mana Aku pertama kalinya Mengagumi Teman Sekelas
Ah, sungguh malu aku untuk mengakuinya. Namun, itulah kenyataannya. Berawal dari gosipan adek – adek kelas yang aku sendiri tak tau berawal dari mana, hingga aku benar – benar mengagumi sosok teman sekelasku itu. Tapi ya hanya sebatas kagum, dan mungkin dia tak akan pernah mengetahuinya.
ADVERTISEMENTS
4. Hingga para Guru yang sangat kita Hormati pun, sungguh Aku Rindu
Bagaimanakah kabar mereka sekarang? Bertambahkah gerutan menua di wajah mereka? Masihkah mereka dipenuhi dengan semangat ketika menyampaikan ilmu di depan ruang kelas? Ah, betapa aku rindu dengan suara mereka, dengann lelucon jenaka yang sering dilontarkan demi mengatasi rasa jenuh siswa- siswinya. Aku juga selalu ingat akan kesabaran mereka, kesabaran yang tidak pernah lelah mereka pelihara demi keberhasilan murid – muridnya.
Aku juga tak pernah lupa betapa mereka benar – benar pahlawan tanpa tanda jasa. Memang benar bahwa mereka pahlawan dalam negeri ini.
Masih lengkapkah para pengajarku yang dulu? Dari yang kukagumi dan kusayangi, hingga guru yang kusebali? Betapa rinndunya diri ini untuk ingin kembali duduk di bangku kelas sambil sekali lagi mendengarkan suara mereka.
ADVERTISEMENTS
5. Suatu saat, jika Aku pulang ke kampung halaman, Aku akan meluangkan waktu untuk bertandang
Semua kenangan dan cerita yang terjadi di gedung tuamu tidak akan pernah terlupa begitu saja dari ingatan di kepala. Selama sembilan tahun menimba ilmu bersamamu itu akan selalu tersimpan rapi di ruang hatiku.
Terima kasih untuk sekolah dan guru – guruku, atas pengalaman dan cerita pahit manis yang pernah terjalin rapi di masa MTs-ku. Untuk guru – guruku, semoga kalian sehat selalu, dan tetap semangat untuk mengajarkan ilmu pada adik- adik kelasku yang mungkin tak kalah menyebalkannya denganku. Dan untuk teman – temanku di manapun kalian berada, semoga kalian sehat dan sukses selalu, walaupun kini kita berpisah haluan, kuharap persahabatan kita selalu tetap terjaga hingga maut yang hanya bisa memisahkan kita.
Salam hangat dan rindu dariku,
Teman dan murid MTs-mu
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”