Jika kamu menginginkan sesuatu, letakkan hatimu di sana, berusaha dan jangan pernah ragu sedikitpun, maka kamu pasti akan mendapatkannya.
Kebanyakan orang berada tidak jauh dari titik rata-rata. Sampai-sampai mucul istilah ‘orang kebanyakan’. Bukannya mereka ingin berada di sana, tetapi mereka hanya belum bisa bergerak lebih jauh dari titik tersebut. Entah karena mereka malas, belum bisa mengeluarkan usaha mereka dengan maksimal, atau bahkan kebanyakan dari mereka tidak berani untuk memulai.
Seakan ada yang berbisik ‘Nanti kalau begini gimana?’ ‘Kalau begitu gimana?’ ‘Kalo aku begini nanti mereka pasti begini,’yang akan membebani pikiran. Lama-kelamaan pikiran kita akan semakin liar hingga melibatkan sesuatu yang seharusnya tidak ada hubungannya.
Pemikiran berlebihan yang tidak perlu itu sangat menguras tenaga yang nantinya akan melemahkan daya juang kita untuk melakukan sesuatu.
Lalu bagaimana kita harus bersikap? Apa yang bisa kita lakukan untuk mengatasinya?
Kemungkinan-kemungkinan terburuk akan datang bertubi-tubi di pikiran kita. Keberanian yang sebersit muncul itu bisa saja kandas jika kita tidak bisa mengatasi semua pikiran-pikiran negatif itu. Hal tersebut biasa muncul jika orientasi kita adalah masa yang akan datang atau dalam kasus ini adalah konsekuensi apa yang akan kita dapatkan.
Maka dari itu kita lebih baik berorientasi pada masa kini. Menghitung akan membantu otak kita untuk berorientasi pada masa kini sekaligus dapat menstabilkan pikiran yang berkecamuk tersebut.
<>2. Telan semua kekhawatiranmu >Seseorang berkata bahwa kekhawatiran tidak akan mencegah sesuatu yang buruk terjadi, ia hanya akan mencegahmu untuk menikmati seuatu yang baik. Hal tersebut benar adanya.
Analogikan saja kekhawatiran itu seperti makan permen, kita terus merasakannya karena permen tersebut berada di lidah kita dalam waktu yang lama. Agar rasa itu hilang maka kita haruslah melenyapkannya dari lidah kita, misalkan dengan dikunyah lalu ditelan.
Tenang saja, kamu tidak akan mati tersedak karena menelan kekhawatiranmu itu.
<>3. Tanyakan kepada dirimu “Jika hal ini tidak kucoba, akankah waktuku kugunakan untuk melakukan hal-hal yang bermakna?”>"Bukannya kita tidak punya waktu, tapi kita terlalu banyak melewtkannya. Hidup tidaklah singkat, tapi kita yang membuatnya terasa singkat. kita juga bukannya tidak tercukupi, tapi kita memnfaatkan yang kita punya dengan sia-sia," -Seneca, On The Shortness of Life
Pastikan kita tidak membuang kesempatan emas demi sesuatu yang tidak bermakna. Ya, mungkin saja akan ada kesempatan kedua, tapi lebih baik jika kesempatan yang ke dua kita gunakan untuk dapat membenahi kesalahan dan menerapkan semua pelajaran yang kita dapat di kesempatan pertama.
<>4. Konsentrasi, ucap dan resapi mantranya. Kalau perlu, ulangi.>Semua orang pasti punya mantra ajaib yang selalu diucapkan supaya mendapatkan kekuatan dan keyakinan yang lebih untuk melakukan sesuatu. Salah satu mantra yang saya mliki adalah yang saya sebutkan di awal tulisan. Jika kamu belum punya, ada baiknya segera mencari mantra ajaib yang dapat meningkatkan daya juangmu.
Ingat ya, konsentrasi, letakkan telapak tanganmu ke dada kirimu, ucap dan resapi mantranya. Jika kamu hanya sekedar mengucap asal-asalan tanpa dirasakan maka mantranya tidak akan meresap sampai ke hati.
<>5. Namun, pastikan dulu dirimu tidak kekurangan informasi>Jangan sampai ketika kamu sudah terlanjur mengikuti suatu kegiatan, atau apapun yang ingin kamu lakukan, tapi hanya sedikit informasi yang kamu punya. Hal ini dapat menyebabkan banyak miskomunikasi dan perbedaan ekspektasi yang besar.
Awalnya kamu mengira kegiatan B itu hanya tentang mengambil gambar, tapi nyatanya juga harus membuat film pendek dan animasi. Sedikit banyak akan berdampak pada daya juangmu. Entah menurun atau justru naik. Misalkan bisa menambah daya juang, itu bagus. Jika tidak?
Informasi yang cukup dapat diperoleh dengan menanyakan kepada relasi, orang yan pernah mengikuti sebelumnya, atau lebih mudah lagi kita bisa mencarinya lewat jaringan internet jika informasinya termuat di sana. Ada banyak cara, tidak ada alasan untuk kekurangan informasi, yang ada hanya kekurangan kemauan untuk mencari.
<>6. Selesaikan apa yang telah kamu mulai>Misalkan kamu sudah terlanjur menjalani suatu proyek atau kegiatan, selalu lebih banyak alasan untuk menyelesaikanna daripada berhenti di tengah. Ya, okelah, tidak akan ada Apple jika Steve Jobs memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya di pergurun tinggi.
Namun, coba ingat kembali alasan kamu saat memulainya. Kamu tidak akan memulai sesuatu yang bermakna dalam hidupmu tanpa sebuah alasan yang jelas. Jika memang kamu pikir tidak ada alasan yang jelas, maka kamu harus mencarinya.
Seperti beribadah, niat adalah sesuatu yang krusial dan mendasar. Niat tersebut tidak hanya diucapkan tapi juga disungguhi.
<>7. Jika kamu berhasil melakukannya dengan baik, pasti kamu akan kecanduan mencoba hal-hal baru lainnya>Kamu bisa saja akan kaget dengan apa yang telah kamu perbuat. Pada awalnya kamu tidak percaya bisa melakukannya tapi kenyataan telah berbicara sebaliknya. Meskipun banyak kendala dan kesulitan ketika di tengah jalan tapi justru itu yang membuat dirimu bangga karena bisa melewatinya.
Tentu saja tidak hanya rasa bangga yang akan kamu dapatkan. Coba saja sebutkan, memperoleh skill baru, berkembangnya skill yang telah kamu miliki, cara bersikap dalam menghadapi masalah, teman atau koneksi baru, kesempatan lain yang kamu bisa dapatkan, dan lain sebagainya. Betapa banyak pintu yang terbuka ketika kamu berhasil membuka dan melewati satu pintu. Dengan begitu rasa percaya dirimu akan melebihi rasa takutmu.
<>8. Tidak usah terburu-buru, lakukan satu persatu>Saking bersemangatnya, pikiran kita dibanjiri oleh banyak ide-ide baru yang ketika dibayangkan akan sangat terlihat hebat. Namun, tunggu dulu, kita tidak bisa melakukan semuanya dalam satu waktu. Coba dipikirkan dengan matang mana yang sekiranya layak dan bisa kamu lakukan.
Memang, tidak dianjurkan untuk terburu-buru memutuskan sesuatu di saat kita sedang sangat senang karena pasti semuanya akan terlihat baik dan ringan untuk dijalani. Padahal kenyataan justru berkata sebaliknya.
Tapi juga jangan dipikir terlalu berlebihan karena hanya akan mempersulit sesuatu yang nyatanya tidak begitu sulit untuk dilakukan. Pandai-pandailah dalam memberi takaran untuk memikirkan sesuatu. Seperti masakan, terlalu asin dan kurang asin di lidah menyebabkan masakan tidak begitu sedap. Takaran yang cukup atau pas memang sulit untuk dikira-kira, tapi kalau tidak dimulai dari sekarang untuk belajar, kapan kemampuan menakar kita akan bertambah?
Semuanya berawal dari diri kita, rasa takut dan berani itu. Tidak perlu sampai memutus urat rasa takut yang kita miliki. Namun, cukup gunakan pada saat yang tepat.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”
Tulisannya bagus banget