ADVERTISEMENTS
1. Membanting Keinginan Dengan Kebutuhan
Sifat keinginan tak bisa lepas dari manusia. Seberapapun keinginan yang sudah dicapai tidaklah cukup menutupi nafsu. Jika kita mengikuti keinginan saja akan selalu kurang dan kurang. Saat diusia 20-an, perlu mengubah pola pikir tentang keinginan dan kebutuhan. Sudah mulai memilah-milah. Memang kita tidak bisa kita langsung berbelok arah merubahnya, semua membutuhkan proses. Paling tidak berpikir beberapa kali atau membuat opsi antara keinginan dan kebutuhan yang paling berpengaruh nantinya. Kurangi rasa keinginan dengan menabung untuk kebutuhan untuk masa depan. Syukur-syukur bisa ‘sekali mendayung, dua, tiga pulau terlampaui’ , ketika kebutuhan terpenuhi, keinginan pun bisa mengikuti.
ADVERTISEMENTS
2. Membuang Sedikit Perjalanan Demi Menabung Masa Depan
Masa muda memang sangatlah menyenangkan untuk menjelajahii apa yang belum pernah dijangkau. Tidak ada yang melarang tentang hal itu. Namun sifat manusia tidak akan pernah puas, meski apa yang pernah diimpikan tercapai, pasti suatu saat akan ingin lebih dan lebih. Keinginan seperti itu jika tak terkontrol akan membutakan segalanya. Bahkan tabungan masa depan menjadi berantakan.
Mumpung masing umur 20-an, coba belajar menabung untuk masa depan. Bekerja untuk kebutuhan materi. Ilmu pengetahuan untuk kebutuhan softskill. Menabung bukan hanya tentang materi. Menabung bisa tentang ilmu, pelajaran-pelajaran yang belum pernah didapat yang pasti berguna untuk masa depan, berpikir lebih luas, konsisten dan sabar. Dan jangan lupa ilmu agama untuk kebutuhan didunia dan akhir hayat kelak.
ADVERTISEMENTS
3. Salah Besar Jika Kebanyakan Mereka Mengatakan “Banyakin Jalan, Kurangin Beban”
Ketika sedang di usia sebelum 20-an bisa melakukan hal-hal apapun yang bisa jadi kita pilih salah satunya. Tentang passion,cita-cita, mencobal hal ini dan itu. Dalam usia sebelum 20-an pemikiran tergolong masih labil, namun tidak semua seperti itu. Ketika menginjak 20-an semua hal-hal yang pernah dilakukan akan dapat memilah-milah sendiri dan menjadikan satu tujuan hidup yang ingin dicapai. Jika sebelumnya bisa “banyakin jalan, kurangin beban”, ketika tahun demi tahun, banyakin jalan akan menambah beban pula. Jalan yang banyak tersebut coba ringkaslah menjadi sejalan, mengabaikan jalan yang jika memang tidak diperlukan.
Beban yang dipikul tak akan semakin ringan. Ketika kita semakin tua, beban itu pasti akan semain bertambah. Siap tidak siap itu akan datang pada masanya. Setidaknya persiapkan dirimu menjadi pribadi yang berilmu dan belajar dari pengalaman.
ADVERTISEMENTS
4. Padahal Pasca Usia 20-an Akan Ada Yang Lebih Berat Dari Sekedar Beban. Apa itu? Pertanggung Jawaban Bersama Pasangan
Ketika dirimu mempunyai pasangan di usia 20-an, menjadi hal yang bahagia dan menyenangkan. Ingin seperti mereka meniru memadu kasih. Ketika di usia 20-an, apakah pernah memikirkan bahwa bersamanya ingin seperti apa? Siapkah hidup dengannya? Apakah benar-benar ikhlas dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing? Toh hidup, mati, rejeki, dan jodoh tiada yang tahu kecuali Allah SWT. Ketika usia menginjak 20-an tak sepantasnya main-main dalam hal bersama pasangan. Sudah saatnya mempersiapkan pertanggung jawaban yang nantinya pasti akan kamu jalani bersama pasangan. Kelak pria bertanggung jawab menjadi seorang suami dan wanita bertanggung jawab menjadi seorang istri.
Bercerminlah terhadap orangtuamu. Bagaimana mereka menjaga keutuhan keluarga hingga dirimu dewasa. Pertanggung jawaban dan perjuangannya yang akan memuat trenyuh (tersentuh hatinya). Ketika itu sudah kamu sadari, dirimu akan dapat berpikir akan menjadi lebih baik dan lebih baik. Menjaga emosi dan komunikasi bisa menjadi salah satu kunci yang seharusnya tetap dijaga.
ADVERTISEMENTS
5. Untukmu Wahai Lelaki Di Usia 20-an, Pendampingmu Kelak Butuh Penghargaan
sudah saatnya berbenah diri, tidak hanya tentang menuntut kepada pasangan, namun pasangan juga butuh penghargaan. Minimal untuk penghargaan yang sederhana saja. Apakah berat mengucapkan “terima kasih”? Ketika dia sepenuh hati memberikan pertolongan. Apakah susah mengucapkan “tolong”? Ketika setiap kali menitipkan tugas atau amanah kepada dia. Dan apakah sulit mengucapkan “maaf”, saat kita melakukan kesalahan yang mungkin tidak berkenan dihati dia.
Kata “terima kasih, maaf, dan tolong” adalah kata-kata kecil yang sederhana dengan efek yang luar biasa untuk dimengerti setiap orang yang mau mengerti. Nilai penghargaan seorang pasangan adalah sebesar penghargaan kita terhadap setiap usaha yang telah dilakukan.
ADVERTISEMENTS
6. Bukan Soal Mapan Tapi Keberhasilan Dari Arti Perjuangan
Perjalanan kehidupan memberi banyak pahit dan manis yang bercampur aduk. Tentang kemapanan banyak orang yang memimpikan. Namun bukan kemapanan yang membuat kita puas dan senang. Sejarah dibalik seseorang itu berhasil karena adanya perjuangan yang tak semudah orang bayangkan. Jatuh bangun yang tak dapat dilihat dengan mata begitu saja. Karena menikmati hasil perjuangan memberi kepuasan yang berbeda. Orang akan lebih mensyukuri dari apa yang pernah didapatkan dengan berjuang. Berusaha dan berdoa, ketika semua itu sudah dilakukan dan tinggal diri kita yang mepersiapkan diri dengan memperbaiki diri. Rejeki bisa darang darimana saja, tek perlu khawatir dengan kemapanan. Jalani saja harimu dengan penuh rasa syukur.
Ingat… Lelaki tak perlu berjanji apalagi hidupnya bukan dari uang saku pribadi. Benahi saja diri sendiri mulai dengan pisahkan kebutuhan dengan keinginan.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.