Tuhan, inginku bertanya pada-Mu.. Mengapa di usia yang semuda ini, sudah kudapati tubuhku dihinggapi penyakit yang tak biasa? Kadang aku sibuk menyesali diri. Hari-hariku jadi kelam Tuhan, semenjak aku tahu tentang penyakit ini.
Tapi satu yang aku yakini pasti Tuhan:
“Tak ada yang sia-sia terjadi di dunia ini. Sehelai rambutku pun takkan jatuh kalau bukan Engkau yang mengijinkan. Begitu pula dengan sakit ini. Kuyakin Kau punya rencana besar di atasnya.”
Aku selalu berusaha tenang. Ya, kupikir...dokter juga manusia, mereka juga bisa saja salah. Tapi semakin kucoba untuk tenang, semakin aku bertanya-tanya.
Tuhan, betulkah penyakit itu? Salahkah aku jika cemas, Tuhan? Kalau penyakit itu benar adanya, dan menggerogoti tubuhku, maka sudah Kau biarkan aku cemas menghitung 'garis finish' yang sudah pasti ada di depan sana.
<>2. Obat-obatan dan dokter menjadi satu hal yang kutakuti belakangan ini.>Ya, mereka menjadi salah satu hal yang paling kutakuti belakangan ini. Obat-obatan dan dokter. Aku takut menghadapi mereka. Sungguh kekanak-kanakan tingkahku. Tapi wajarkah aku takut ? Karena sepulang menemui mereka, selalu ada cemas yang kurasa.
Aku mulai jenuh dengan rutinitasku. Mengunjungi mereka seperti sudah menjadi jadwal tetap untukku.
<>3. Kehadiran mereka yang menyayangiku kini sangat berarti.>Diwaktu seperti sekarang ini, begitu banyak dukungan dari orang-orang terdekat yang menyayangiku. Tuhan membuat kehadiran mereka terasa sangat berarti. Secara fisik mungkin aku lemah, tapi support dari mereka semakin menguatkanku.
Mereka selalu meyakinkanku, tubuhku masih kuat karena aku masih muda. Tak ada yang perlu dikhawatirkan.
<>4. Sekarang, aku jadi lebih tenang dan mulai berserah pada-Nya.>Aku meyakini, bahwa Tuhan terletak di paling atas dari segala-galanya. Paling teratas di atas segala cobaan dan penyakit. Jika Dia mengijinkan penyakit ini ada ditubuhku, maka Dia juga yang punya kuasa untuk menyembuhkannya.
Namun, jika pada akhirnya penyakit ini menjadi ujung dari hidupku, ketahuilah, itu juga terjadi atas ijin Tuhan. Berarti, Tuhan sudah menggariskan tugasku di dunia sudah selesai.
Tak ada yang perlu dikhawatirkan. Karena yang perlu kita lakukan adalah sebanyak-banyaknya perbuatan baik sebelum mencapai "garis finish". Ini hanyalah tentang hidupku, antara aku dengan Tuhan dan sesama.
<>5. Secara fisik, aku lemah. Tapi ketahuilah, cintaku untuk kalian tak pernah padam.>Aku merugi jika harus bersedih. Penyakit bisa sembuh. Itu yang selalu kuyakini. Aku tak ingin, kecemasanku mencuri waktu yang seharusnya bisa kugunakan untuk menyayangi mereka. Ya, mereka. Orang-orang terdekatku.
Dear kalian yang selalu menyayangiku, tak perlu cemas. Aku tak pernah terpuruk karena penyakit ini. Aku justru semakin bersemangat menghadapi hari. Apapun yang terjadi nanti, ketahuilah: "aku selalu menyayangi kalian.."
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
”
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.